05. DEJAVU

10.4K 1.4K 756
                                    

Ada yang bener2 nungguin cerita ini gak?

Ada yang bener2 baca?

***

Alsava baru saja keluar dari kelas untuk pergi ke kantin. Sekedar mengisi perut kosongnya yang belum terisi makanan sedikitpun. Dirinya lapar, sangat.

Banyak anak cowok yang menyapa dirinya. Alsava balas dengan senyuman, kadang saling tos. Kebanyakan memang teman-teman Alsava cowok semua, bahkan Alsava tidak mempunyai sahabat atau teman cewek. Baginya, persahabatan antara cowok lebih menyenangkan dibanding dengan cewek, yang kadang salah paham masalah cowok, irian, tukang ghibah, jelek-jelekin di belakang. Sedangkan bersahabat dengan cowok, mereka tidak baperan mau bercandaan dalam bentuk apapun.

"Mau ke kantin?"

Alsava berbalik, kemudian mengangguk saat melihat Raka kini merangkulnya. "Iya, temenin gue ya."

Raka mengangguk. "Yoi. Gue laper juga soalnya. Lo belum sarapan?"

Alsava menggeleng lantas menyengir, Raka berdecak kesal. "Bandel, kalo sakit gimana?"

"Kalo sakit kan masih ada lo yang bisa gue repotin." Alsava mengedipkan matanya jahil.

Raka berdecak kesal. Dapat Raka liat banyak yang menyapa dirinya dan juga Alsava. Bahkan guru-guru juga, seperti halnya sekarang.

"Raka! Nilai kamu di pelajaran Ibu masih kosong semua! Kalo sampe 1 minggu kamu gak ngerjain tugas, terpaksa nilai kamu Ibu kasih nol."

Oh salah. Ternyata bukan sapaan. Tapi teguran karena tidak pernah mengerjakan tugas.

"Lo sih! Gak pernah ngerjain tugas. Kayak gue dong, nakal boleh bego jangan." Alsava berbicara sombong. Kemudian segera mencari tempat duduk untuk dirinya dan Raka.

"Lo mau pesan apa? Biar gue yang pesenin." Raka mengacak rambutnya.

Alsava tertawa. "Wahhh sekarang gue punya babu baruuuu...."

"Gak usah nyebelin," decak Raka kesal.

Alsava mengangguk, kemudian mulai menyebutkan apa yang sedang ingin dirinya makan. "Gue mau makan mie ayam, yang pedes."

"Sedengan aja. Kalo sama gue lo makan pedes, habis lo." Raka menatap tajam Alsava kemudian langsung pergi ke Ibu kantin untuk memesan makanan.

Alsava mendengus sebal. Liatlah cowok itu, begitu posesif pada dirinya. Jangan makan ini, jangan telat makan, jangan nakal, jangan asem, jangan sop, jangan lodeh.

"Ekh Alsa, kebetulan ketemu disini. Pulang sekolah lo mau ikut latihan basket gak?"

Alsava menepuk dahinya. "Gue lupa kalo hari ini ada eskul. Lupa bawa jersey-nya."

Galih sebagai wakil ketua basket menggaruk rambutnya bingung. "Terus lo mau ikut gak? Kan sebentar lagi ada tanding. Mungkin kalo lo hari ini gak berangkat, Pak Zaki bakalan gantiin lo sama yang cowok."

Alsava mendelikkan matanya tidak terima. Dirinya sudah berusaha semaksimal mungkin agar bisa masuk basket, karena disini kebanyakan hanya cowok yang ikut. Dan Alsava sudah sangat senang karena terpilih di antara 5 anggota yang akan ikut tanding nanti, meski dirinya cewek sendirian.

RAVEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang