04. RAVEN YANG ANEH

11K 1.4K 710
                                    

"Raven makan dulu!"

"BENTAR BUN!"

Raven turun melewati banyaknya anak tangga sambil mengancing seragam sekolahnya, membiarkan kancing atasnya terbuka memperlihatkan kaos hitam.

"Pagi Bun!" Raven mencium pipi Ara yang langsung mendapat tatapan setajam silet.

Arya berdehem, agar acara cepika-cepiki antara Raven dan Ara segera berakhir. "Ekhem," Arya cemburu.

Raven tertawa begitu juga dengan Alex, melihat sang Ayah yang begitu posesif pada Ara. "Udah-udah, makan dulu. Cemburunya dipending," lerai Ara gemas dengan sikap Arya.

"Ambilin Ayamnya sayang," kata Arya manja.

Ara melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Sebelum nanti akan kembali ke Rumah sakit, mengobati pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Alex dengan senang hati mengambil 2 paha ayam balado yang sudah dimasakan Bundanya. Masakan kesukaan dirinya dengan Raven.

"Loh Raven? Kamu kok makan sayur doang?" tanya Ara heran. Cewek itu sudah menyiapkan beberapa lauk. Ada ayam balado kesukaan kedua anaknya, serta sang suami, sayur sop, dan kentang balado kesukaan Ara sendiri. Apapun tentang kentang Ara suka, tapi beda kalo masalah memilih cowok. Arya gaada kentang-kentangnya.

Raven tidak jadi menyuap nasi ke dalam mulutnya saat mendengar suara Bunda. "Raven sekarang udah gak suka ayam Bun," jawabnya santai.

Jawaban Raven berhasil membuat Arya, Ara, dan Alex ikut bingung. Tapi memang sudah lama Abangnya ini tidak menyukai makanan kesukaannya sendiri. "Gue kira waktu beberapa bulan lalu lo boong Bang. Biasanya aja sampe rebutan ayam sama gue. Tiba-tiba aja lo gak suka ayam. Aneh lo." Alex menatap Raven heran. "Tapi gapapa sih, jadinya gue bisa makan ayam dengan puas."

"Yeee! Sono buat lo semua," dengus Raven berhasil membuat Alex tertawa.

"Kamu sejak kapan gak suka ayam?" tanya Arya menaikan alisnya.

"Sejak du-- ekh maksud Raven sejak beberapa bulan ini Yah, iya, hehe." Raven menggaruk tengkuknya. Lantas kembali makan.

Arya menganggukan kepalanya saja. Mungkin memang bosan. Karena setiap manusia mempunyai tingkat kebosanan, tapi tidak berlaku dengan Ara, yang Arya heran masih mencintai keripik kentang lebih dari dirinya.

"Yaudah Yah, Bun. Raven berangkat sekolah dulu. Nanti terlambat."

"Halah! Biasanya lo juga terlambat mulu Bang!" sindir Alex menyebalkan. "Bun, Ayah. Alex juga berangkat deh, mau jemput pacar."

"Sekolah yang bener, jangan pacaran." Giliran Raven yang menyindir.

Alex menatapnya kesal. "Seterah gue lah!"

"Terserah."

Kini tersisa Ara dan Arya yang saling diam. Ara sibuk membereskan piring kotor milik Raven, Alex, dan suaminya. Sedangkan Arya sibuk memakan buah, sebagai pencuci mulut.

"Raa...."

"Hm." Ara membalas dengan dehemam karena masih sibuk mencuci piring kotor.

"Aku mau deh bikin anak lagi," kata Arya santai, tanpa sadar berhasil membuat tubuh Ara menegang.

Arya menghampiri Ara. Memeluk tubuh cewek itu dari belakang. "Arya, aku lagi cuci piring," ujar Ara pelan saat Arya menenggelamkan kepalanya di ceruk lehernya.

"Ra ayolah. Aku pengin bikin anak lagi, yang cewek," lirih Arya lugu.

"Kalo keluarnya bukan cewek gimana?" tanya Ara.

RAVEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang