INEFFABLE | Chapter 19 - Keahlian 2

596 84 35
                                    

"Keluar dari ruangan ini," perintah Kenneth lebih seperti mengusir.

A-apa?

"Adrian, setidaknya kau harus bergerak. Bawa dia keluar," sahut Joana pada Adrian.

Adrian yang merasa ucapan Joana ada benarnya bergerak membawa Alexi keluar setelah melihat tatapan Kenneth yang mengizinkannya.

Lebih baik Alexi keluar sebelum semua semakin dipersulit.

"Maaf." Hanya itu yang Adrian katakan.

---

Adrian menuntun Alexi berjalan kembali ke kamar yang ia tiduri selama mereka tinggal di rumah ini. Raut wajah Alexi yang murung membuat Adrian memilih diam daripada bertanya macam-macam.

Adrian paham apa yang Alexi rasakan.

Sedangkan Alexi sendiri memilih diam akrena merasa malu, bisa-bisanya seorang Asisten sepertinya mempermalukan Kenneth didepan anggota keluarganya. Meja makan keluarga Kenneth bagaikam medan perang yang tak pernah sekalipun Alexi bayangkan. Bukan saling bertanya kabar tapi saling menyerang dengan melempar kesalahan. Menyeramkan.

"Aku akan meminta pelayan mengantarkan makanan untukmu," kata Adrian begitu Alexi masuk ke dalam kamarnya sendiri.

Alexi mengangguk. "Terima kasih."

***

Dining room. Washington D. C | 07.45 AM

Kenneth menelan makanannya dengan susah payah, setidaknya sampai Adrian kembali ke ruang makan memberi anggukan pada Kenneth.

Pancake yang dilumuri madu terasa hambar dilidah Kenneth. Napsu makannya benar-benar hilang karena manusia dihadapannya.

"Kenapa kau menyuruhnya pergi?" tanya Leonard.

"Kenapa kau bertanya?" tanya Kenneth menahan kesal.

Lama-lama ia ingin menyumpal mulut Leonard dengan pancake hambar ini hingga mulutnya tak bisa tertutup, sepupunya terlalu ikut campur.

"Seharusnya kau memecatnya, bukan menyuruhnya pergi begitu saja," jelas Samuel—Ayah Leonard sambil memotong pancakenya sendiri.

"Aku ini Wallace, bukan babu yang menjalankan perintah kalian," tegas Kenneth.

"Kenneth," tegur Robert—Ayah Kenneth merasa ucapan Kenneth terlalu kasar untuk ditujukan pada keluarga sendiri.

"Apa?" tanya Kenneth.

Kalista—Adik tiri Kenneth memejamkan matanya sejenak lalu menoleh pada Kenneth. "Perhatikan kata-katamu, Kak."

Kenneth menaikkan satu alisnya, sedetik kemudian ia melepas pisau dan garpunya dengan kasar hingga menimbulkam bunyi berisik. Tanda bahwa Kenneth akan mengacaukan sarapan keluarganya.

"Berhubung aku malas bermain kotor." Kenneth melirik Leonard.

"Maka aku akan berbicara dengan jujur. Apakah ada yang nyaman duduk di kursi kalian masing-masing? Aku rasa tidak, tapi karena kursi itu mahal dan sulit digapai, kalian akan tetap bertahan walau menderita kan?" tanya Kenneth.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Angelina—Ibu kandung Leonard sangat ramah.

"Kalian akan bertahan walau menderita artinya terpaksa aku yang harus mengusir kalian. Kalau kalian pikir menyingkirkan ku bersama akan lebih mudah—seperti kalian menyingkirkan Nicholas dan Ibuku. Kalian salah. Aku sudah memperingati kalian."

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang