INEFFABLE | Chapter 40 - JESSICA

565 86 50
                                    

Chapter ini cukup memusingkan. Jadi, kalian harus baca pelan-pelan biar paham. Saran, baca dalam situas dan kondisi yang tenang ya. Peran Jessica dalam Ineffable Vie tonjolkan di chapter ini.

Selamat membaca!
---

Setibanya di rumah sakit, Kenneth langsung berlari memasuki ruang inap Alexi. Sayangnya kedatangan Kenneth mendapatkan sorotan dari beberapa pasien dan perawat hingga wartawan yang berlomba-lomba untuk memotret Kenneth terpaksa dihadang bodyguard.

Ceklek!

Terlihat sosok pria ber-snelii putih dengan masker diwajah dan stetoskop dikantung jas, ia sedang berdiri sambil memperhatikan laju cairan infus.

"Apa dia tertembak?" tanya Kenneth bergerak cepat.

"Jika tertembak, ia berada di ruang operasi," jawab Rasya tanpa menoleh.

"Kenapa kau memberinya cairan?" tanya Kenneth curiga.

"Itu bukan obat, aku memakainya karena Alexi kekurangan gizi. Daripada itu, apa yang kau lakukan?" tanya Rasya.

Pertanyaan Rasya membuat Kenneth mengernyitkan dahinya.

"Kini orang-orang tau mengenai kondisi mental Alexi karena ulah Adikmu, aku yakin ia sengaja."

"Bagaimana bisa kau bersama Alexi?"

"Apa itu lebih penting daripada tingkah Adikmu?"

"Aku sudah mengurusnya sebelum kesini."

"Kau mengurusnya baru mencari Alexi, hebat sekali manusia ini," cecar Rasya tidak suka.

Namun, beradu mulut dengan Kenneth didalam ruang inap Alexi bukanlah tindakan yang tepat. Lebih baik ia mengalah karena Kenneth tak akan pernah mengalah padanya.

"Jika yang ia lihat adalah bukan aku, berarti ia berharap kau menolongnya."

"Melihat?"

"Lalu, seseorang hendak menembaknya ditengah kerumunan media."

Kenneth tak terkejut, ia mengamuk pada Kalista karena hal ini. Tak pernah sekalipun ia berpikir aksi nekat ini bisa terbesit dipikiran Kalista. Entah pelakunya Kalista atau bukan, Kenneth akan segera tau.

"Tapi 'mereka' akan mengurusnya, kau cukup mengurus yang 'terlihat' saja, seperti media dan saksi. Mengenai pelaku penembakan itu, 'mereka' akan mengurusnya."

Rasya melirik Alexi.

"Aku sudah menyuntikkan obat penenang, sementara tetaplah disini. Mansionmu tidak aman untuknya."

"Jangan patahkan harapannya meski kau merasa tidak nyaman. Aku pernah berada di posisimu. Terkadang, kau harus berbohong meski kau membencinya."

Tanpa menunggu lebih lama, Rasya berjalan keluar sambil membenarkan maksernya. Situasi koridor berbeda saat ia masuk dan ia keluar. Saat keluar tidak ada satupun orang selain perawat dan dirinya, sedangkan saat ini—jajaran pria berpakaian serba hitam telah berjaga.

***

Ruang ganti. Manhattan—USA | 15.00

Rasya melepas masker dan jasnya, ia menganti pakaiannya dengan seragam OK.

"The mission is ... succesfull."

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang