INEFFABLE | Chapter 8 - Double-U

1.1K 106 39
                                    

Philips Mansion. Manhattan, New York City, USA | 10:00 AM

Mobil sedan hitam itu berhenti tepat tak jauh dari tangga utama mansion keluarga Philips. Dua pria yang merupakan pengawal keluarga itu hendak membuka pintu mobil, tapi berhenti ketika di melihat pria yang duduk di depan memberi kode  dengan gelengan kepala.

"Bagaimana Tuan?" tanya Adrian pada Kenneth. Ada supir yang menyetir, jadi mereka tidak bisa berbicara santai.

Kenneth yang bimbang masih berpikir.

"Menurutmu aku harus turun atau tidak?" tanya Kenneth.

"Untuk ke sepuluh kalinya, jawaban saya masih sama. Lebih baik Tuan turun dan menyapa anggota keluarga, setidaknya 30 menit," jawab Adrian, matanya menatap Kenneth seakan-akan meyakinkan, walau raut wajahnya masih datar.

Akhirnya Kenneth mengangguk. "Baik, aku juga rindu mengacau hari tenang mereka," kata Kenneth memiliki niat tersembunyi.

Adrian pun langsung turun dari mobilnya, membuka pintu tengah mobil untuk Kenneth keluar. Setelah keluar dari mobil, Kenneth merapihkan jasnya sedikit lalu melangkah menuju pintu utama mansion itu.

Mansion orang tua Leonard. 

***

Dua pintu terbuka. "Tuan muda Wallace telah tiba."

Kenneth melangkah masuk dengan yakin, sama seperti biasanya, Kenneth selalu memancarkan aura mengancam ketika bertemu dengan William Philips.

Terlihat William yang berdiri di balkon kamar. Kenneth berjalan mendekati William dan berhenti ketika jarak mereka tersisa dua langkah. Kenneth sedikit menunduk memberi hormat. 

"Berdiri di sebelah ku," pinta William pada Kenneth.

Kenneth yang tidak ingin berlama-lama melangkah dua kali sampai berdiri tepat di sebelah William. 

"Hanya kau yang berani membuatku menunggu selama 2 jam," lontar William santai.

"Diam di kamar bersuhu dingin dengan pemandangan indah di balkon, seharusnya 2 jam bukan masalah," balas Kenneth terlalu serius.

William terkekeh sampai terbatuk-batuk.

"Kau masih merokok?" tanya Kenneth membuat William menatapnya tajam, memperingati.

"Mulutmu benar-benar harus di rombak ulang." William mengeleng-geleng. Kenneth memang tidak punya sopan santun.

"Mengundang ku secara pribadi ke mansion terkutuk ini, bukan untuk basa-basikan?" tanya Kenneth menyelidik, ia sendiri masih tidak menyangka kalau ia sudah menginjakkan kakinya di tempat Leonard.

William melotot mendengar pertanyaan Kenneth, "Bocah ini—"

"Bagaimana bisa kau memblokir nomor semua anggota keluargamu?!" bentak William sambil menatap berang.

"Kalian terlalu menganggu."

"Kau bisa sebesar ini karena orang tuamu!"

"Terima kasih untuk itu."

"Brandalan ini!"

William berdecak sambil mengeleng-geleng. "Tingkahmu seperti karma bagiku." 

Kenneth tidak merespon.

"Dulu ada sekelompok anak muda yang benar-benar tidak punya sopan santun. Aku kesal setengah mati dengan salah satu dari mereka, sampai rasanya ingin ku nikahi dengan Pamanmu, tapi ternyata dia memilih menikahi pria miskin. Lebih parahnya, dia tidak megundang orang hebat ini. Benar-benar tidak tau sopan santun. Sepertimu," cerita William.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang