INEFFABLE | Chapter 25 - FACT

544 79 118
                                    

Kenneth Office. Manhattan, New York City, USA | 18.20 PM

"Kau kaki tangan Leonard?" tanya Kenneth.

Pertanyaan yang paling Alexi hindari bagaikan mimpi buruk yang menyeramkan. Alexi benar-benar terkejut karena Kenneth mengetahui hal ini lebih cepat dari perkiraannya.

"Jawab."

Terlihat Alexi yang diam-diam mengigit bibir dalamnya karena merasa takut dengan tatapan Kenneth, raut wajah kecewa sangat terlihat disana dan Alexi sangat membenci itu.

Perlahan Alexi mendongak dan menatap Kenneth sambil tersenyum.

"Ya, dan aku lebih dulu bekerja dengannya dibandingkan denganmu," jawab Alexi.

Pada akhirnya, apapun yang ku pilih, aku tetap seorang pengkhianat, batin Alexi merasa bersalah.

Karena sejak awal Alexi memulai dengan niat buruk dan permulaan yang salah, maka inilah yang harus dituai oleh Alexi, yaitu kekecewaan Kenneth.

"Berapa banyak uang yang dia berikan?" tanya Kenneth.

Alexi mengeleng. "Pertanyaanmu salah, seharusnya, kau bertanya 'kenapa kau melakukannya?'"

Mendengar ucapan Alexi, Kenneth malah terdiam. Kenneth terlalu terkejut oleh fakta ini. Kebahagiaannya tumbuh dan hancur dengan begitu cepat.

"Saat itu ... Aku kekasih Leonard."

Walau Kenneth tidak bertanya, Adrian mengangguk, membenarkan ucapan Alexi.

"Kenapa?"

"Aku melakukannya supaya bisa mendapatkan posisi di keluarga Philips."

"Kenapa?"

"Karena seperti yang kau tau, aku tidak memiliki koneksi dan kemampuan—"

"Bukan," potong Kenneth semakin mencengkram bahu Alexi.

"Maksudku, kenapa harus kau? Dari sekian banyaknya manusia di dunia ini?" tanya Kenneth merasa dikhianati.

Ketika otaknya kembali bekerja, cengkraman Kenneth membuat hati Alexi teriris. Namun, inilah konsekuensi dari perbuatan dan ucapan Alexi.

"Jika yang mengkhianatimu orang lain, apakah tatapan itu akan tetap sama? Ku rasa tidak. Jadi, takdir memang menempatkanku sebagai pengkhianat."

"Seharusnya kau menyangkalnya."

"Ini suatu kebenaran."

Terdapat hening saat Alexi mengucapkan hal itu.

"Kau membenci kebohongan."

"Lalu kenapa kau melakukannya?"

Alexi tidak menemukan jawaban yang tepat.

"Kau benar-benar ...."

Kenneth mengusap wajahnya dengan frustrasi, terlihat dirinya seakan ingin meluapkan segala emosi yang timbul dalam dirinya tapi mengingat sosok yang berdiri dihadapannya adalah Alexi, Kenneth benar-benar dibuat frustrasi. Rasanya gila, sangat gila.

"Setidaknya beri aku alasan logis."

"Aku sudah memberitahumu, aku melakukannya demi—"

"Diamlah! Kau bukan wanita seperti itu!"

"Apa kau tak bisa menerimanya? Aku adalah wanita jahat yang ingin memanfaatkanmu demi diriku sendiri! Tapi kenapa aku harus merasa bersalah karenamu?!" teriak Alexi sejadi-jadinya.

Sementara Alexi menangis, Kenneth menahan rasa sesak didalam dadanya.

Ah, Kenneth pikir ia tidak akan pernah merasakan ini setelah Carlos dan Carnola. Tapi pengkhianatan ini terus berulang tanpa henti, sedikit

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang