INEFFABLE | Chaoter 47 - SOLLICITANS

467 75 64
                                    

Gereja. Quebec—CANADA | 08.00 AM

Hanya butuh 10 menit untuk sampai ke salah satu gereja desa itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya butuh 10 menit untuk sampai ke salah satu gereja desa itu. Sesampainya disana Alexi tidak bisa memilih tempat duduk, Liana duduk dikursi paling depan  tanpa mengosongkan satu kursi untuknya, sehingga mau tidak mau Alexi duduk sendiri dibelakang.

Semua karena Alexi mengira Keisha akan ikut beribadah, ia menunggunya tapi ternyata Keisha sengaja tidur lebih lama karena tak berminat untuk ikut.

"Aku terlalu berdosa untuk datang ke tempat suci."

Ibadah dimulai, dibuka dengan nyanyian lalu doa. 15 menit ibadah berlangsung dan semua masih normal-normal saja.

Sampai sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya, diam-diam Alexi membaca pesannya dan mengerutkan kening. Namun, karena yang mengirim Rasya maka Alexi terpaksa menurutinya.

Perlahan Alexi bangkit dari bangku dan melangkah menuju toilet wanita tanpa alasan, ia melakukannya karena disarankan.

Seseorang mengikutinya dan menutup pintu toilet. Pria itu nekat masuk ke toilet perempuan dan mengecek seluruh kamar mandi. Tak lupa jendela.

"Rasya?! Bagaimana bisa kau datang—"

Ucapan terhenti kala melihat aksi Rasya

"Ada apa ini?" tanya Alexi agak terkejut Rasya nekat masuk ke toilet wanita.

"Ada pihak lain."

Liana?

Dengan cepat Alexi membuka pintu dan keluar, membuat anggota AD-2 yang bersamanya terkejut dan hendak menarik Alexi.

Dari kejauhan Alexi dapat melihatnya, tidak terjadi apa-apa. Setidaknya sampai seseorang bangkit dari tempat duduk dan berjalan kedepan tanpa diminta. Banyak orang menatap tidak mengerti tapi tetap memilih untuk diam.

Namun, diam berubah menjadi teriakan ketika sebuah suara tembakan terdengar disertai kaca lampu yang jatuh berserakan disertai suara pecahan.

Sebuah tarikan membuat tubuh Alexi mundur beberapa langkah. Masih dengan tubuh membeku, ia menerima sebuah pistol semiotomatis yang cukup ringan.

"Kau harus keluar melalui ventilasi itu, tak jauh dari sini ada mobil yang menunggu," jelas Rasya mengeluarkan pistolnya sendiri.

"Kacanya tertutup—"

Dor!

Prang!!!

Mulut Alexi ternganga melihat Rasya yang menembak kaca atas tanpa dosa. Lubangnya memang kecil tapi seharusnya cukup karena tubuh Alexi sangat ramping.

"Sebentar," ucap Alexi menahan tangan Rasya.

"Diluar sana berbahaya," lanjut Alexi.

"Mereka mengincar Liana Spencer," kata Rasya.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang