INEFFABLE | Chapter 21 - RECTANGULAR

552 81 48
                                    

Kenneth Room. Washington D. C | 06.00 AM

Bunyi alarm disertai getaran sudah aktif sejak 1 jam yang lalu, tapi sayangnya pemilik dari alarm itu masih tidur seperti mayat, walau ia masih bernapas dengan lancar hingga ponselnya nyaris meledak karena terus bergetar tapi tidak digubris.

Hingga sebuah ketukan membuat Kenneth membuka matanya, ia merasa sedikit silau karena gorden balkon terbuka. Kenneth ingat, semalam gorden sengaja ia buka karena pemandangan langit semalam sangat indah.

"Tuan! Apa kau didalam?!"

Teriakan itu ... Adrian. Mendengar Adrian yang memanggil Kenneth dengan sebutan 'Tuan' maka artinya ada orang lain disana.

Ceklek!

Adrian terperanjat saat melihat sosok kaum hawa tertidur dilantai, berhadapan dengan Kenneth yang sudah terkejut lebih dulu.

Dengan cepat Adrian mendorong pelayan untuk keluar dan menutup pintu, sambil bersandar pada pintu itu, Adrian bergumam, "Kenneth sudah dewasa."

Sedangkan Kenneth malah sibuk menatap wajah Alexi yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Wah, sepertinya tidur diatas lengan Kenneth lebih nyaman daripada diatas bantal yang empuk. Buktinya Alexi tidur sangat nyenyak.

"Ternyata semalam bukan mimpi," gumam Kenneth masih menatap Alexi yang memunggungi sinar matahari.

Kira-kira Kenneth harus menunggu sampai Alexi sadar atau lebih baik Kenneth membangunkannya?

Kenneth menatap Alexi. "Siapa yang mampu membangunkan bayi ini?"

Tangan Kenneth meraba ponsel dan melihat berbagai pesan dari Adrian sudah masuk. Masa bodo dengan Adrian, Kenneth malah melempar ponselnya dan bangkit perlahan.

Telapak tangannya menahan kepala Alexi selama Kenneth berusaha mengendong Asistennya untuk dipindahkan ke kasur. Untung saja semalam ia tidak minum alkohol hingga melakukan hal gila.

Kretek!

Ah.

"Sebenarnya berapa usia tulangku?" tanya Kenneth sambil memegang punggungnya.

Damn! Tubuh Kenneth seperti nyaris remuk hanya karena tidur di lantai semalam, lemah sekali tulangnya.

***

Adrian terus menatap tajam kearah punggung Kenneth hingga pria 28 tahun itu merasa gugup, ia merasa akan ditelan hidup-hidup oleh seseorang.

"Katakan, apa yang kalian lakukan semalam?" tanya Adrian.

"Hanya tidur," jawab Kenneth jujur.

"Pria dan wanita dewasa tidur dalam satu kamar, apa kau pikir aku percaya?" tanya Adrian.

Kenneth mengeleng.

"Tamat sudah riwayatmu jika dia sampai mengandung-"

"What? Aku tidak melakukan apapun, ia hanya tidur di lantai, hanya itu-"

"Kau yakin tidak melupakan apapun tadi malam?" tanya Adrian.

Dengan cepat Kenneth mengangguk.

"Jangam berani merahasiakan apapun dariku."

Kenneth mengernyit bingung. "Sebentar, sebenarnya siapa yang bos dan pengawal disini? Kenapa kau mengancamku?"

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang