Jangan lupa vote dan komen:)
-
-Icha merasa kaku, melihat papahnya yang selalu menyuruh nya sikap disiplin sekarang terbujur tidak sadarkan diri di atas kasur rumah sakit, dengan banyak selang di tubuhnya. "Papah" lirihnya.
Arga benar-benar tidak menyangka kondisi papahnya icha separah ini, Arga melihat icha yang duduk dengan lemah di kursi samping Anton yang terbujur tidak sadarkan diri.
"Pahhh, hiks!, Hidup icha bener-bener hancur,"
"Bunda udah pergi pah, hiks!"
"Icha mohon papah jangan ninggalin icha, cukup Bunda aja pah yang udah ninggalin icha, hiks!"
Icha menggenggam telapak tangan papahnya, "papah denger icha kan? Papah bangun, beri kekuatan icha pahh" rengek icha dengan air mata yang perlahan keluar.
Arga mengerti tidak mungkin icha mampu menahan tangisnya, melihat papahnya icha dengan kondisi seperti ini, tidak ada seorang anak yang mampu menahan tangisnya.
"Hiks! Pahh, icha mohon, icha mohon papah bangun, peluk icha pah, icha rindu pelukan papah, hiks! Papah" air mata icha benar-benar tumpah, arga menatap icha dengan terdiam tak berbicara apapun.
Gadis itu memeluk papahnya dengan air mata mengalir, "icha sayang sama papah, hiks" rengeknya.
Pintu ruang ugd itu kembali terbuka, dokter yang mengobati icha masuk kedalam ruang ugd itu, "maaf dek, waktu jenguk sudah habis, silakan keluar" ucap dokter itu terhadap icha.
Icha berdiri lemah, menatap dokter itu dengan sendu, "jaga papah saya dok, lakuin yang terbaik, papah saya harus sembuh" lirihnya di balas anggukan dokter tersebut.
Icha berbalik badan menatap Arga dengan lemas. Arga tersenyum kecil sembari melangkah keluar duluan dari ruang ugd tersebut.
-
"Arga" panggil icha ketika sudah keluar dari ruang ugd, arga dengan cepat berbalik badan menatap Icha.
"Kenapa?" Tanya arga. "Arga enggak akan ninggalin icha kan?" Tanya icha dengan nada sedih membuat arga tersenyum tipis, "enggak akan, walau dunia maksa buat gue ninggalin lo, itu enggak akan gue lakuin, perempuan yang berhasil ngubah sikap acuh gue, itu cuma lo, dan hanya lo, enggak ada yang lain" jawab Arga dengan jujur.
Arga merasa bahwa icha benar-benar perempuan yang ia cintai, walau sebelumnya Icha adalah perempuan yang sangat ia benci.
Icha berjalan mendekat ke Arga dan mendongak menatap wajah Arga.
"Makasih Arga, makasih selalu ada" ucap Icha dengan mata berkaca-kaca. Arga mengelus puncak rambut Icha, "iya, makasih juga Lo selalu sabar ngadepin sikap gue" saut Arga.
Icha mengangguk dengan tersenyum manis,
"Senyum Lo gak akan hilang kan? Walau dunia lagi gak berpihak sama Lo?" Tanya Arga, memandang wajah Icha yang dihiasi oleh senyuman nya yang akhir ini jarang terlihat.
" Icha akan berusaha terus tersenyum Arga" jawab Icha tersenyum di akhir kalimat.
"kalo gitu air mata Lo ini, harus hilang dari wajah lo, supaya senyum Lo itu sempurna" jemari tangan Arga tanpa segan menghapus sisa air mata Icha.
Icha mengangguk, "siap bos, Icha sayang Arga"
Arga mengangguk dengan tersenyum tipis. Icha memajukkan bibirnya, "bales sayang juga gitu," gerutu Icha.
Arga tertawa kecil, "gue sayang sama Lo" ucapnya dengan tersenyum tipis di akhir kalimat.
"Anterin Icha pulang mau?" Tanya Icha cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL VS KETUA OSIS [TAMAT]
Teen FictionGak akan nyerah kalau belum punya gue! Gue bakal naklukin hati Ketua osis. Dan gue bakal jadian sama dia titik!