"om, saya pamit pulang" ucap Dhirga dengan sopan.Anton mengangguk, dan Icha menatap Dhirga dengan tatapan santai.
"Hati-hati" ucap Icha datar.
Dhirga mengangguk, dan melangkah masuk kedalam mobilnya.
Sedangkan Icha dia langsung masuk kedalam rumahnya.
"Icha." Panggil Anton dengan menyusul langkah anak gadisnya.
Seusai sampai di ruang tamu, Icha duduk dengan memasang wajah kesal.
"Icha" panggil Anton yang baru saja masuk kedalam rumah.
"Dimana bunda?. Dimana?!. Aku bakal aduin ini semua ke bunda." Cetus Icha berbicara kepada papah nya.
Anton terdiam kaku, apakah icha akan merasakan kehilangan dua kali?.
"Dimana pah?." Tanya Icha kembali.
"Icha kamu tenang dulu-"
"Enggak bisa! Papah udah main gila di belakang bunda." Icha memotong cepat ucapan Anton.
"Dan papah tau anak dari Tante Mirna itu siapa?!."
"Perempuan yang enggak tahu malu." Lanjut Icha dengan sangat emosi.
"ICHA!" sentakan Anton kepada anak gadisnya, membuat Icha terdiam, kenapa rasanya sesakit ini melihat pria dihadapannya membentaknya sepertu itu.
Anton sangat tidak sengaja membentak anak gadis nya yang sedang amnesia ini, ia langsung melangkah mendekat ke arah Icha.
"Icha, papah enggak ada maksud buat bentak kamu-"
"Stop disitu!" Suru Icha dengan Cepat. Dan Anton pun berhenti berjalan.
Mata Icha sudah berkaca-kaca, "yang saya mau tau sekarang. Bunda saya mana!"
"Kalo memang anda papah saya. Siapa bunda saya!" Ucap Icha dengan sangat amarah.
Anton menghela napas panjang, dan langsung menggandeng tangan Icha, membawa gadis itu pergi ke suatu tempat.
Icha pastinya mengikuti ajakan papah nya, karena ia akan di pertemukan dengan bundanya.
******
Icha sangat bingung kenapa Anton membawa nya ke TPU terdekat dari rumahnya.
Pikirannya sudah menuju ke suatu titik, mata ia mulai berkaca lagi.
Sampai akhirnya ia berhenti di sebuah makam.
"Selamat datang sayang" ucapan Anton membuat Icha terkejut.
Nafas nya terasa sesak, air mata nya mulai menetes, ia bertanya kepada papah nya.
"Pah, apa ini kuburan bunda?" Tanya Icha dengan suara gemetar.
Anton tersenyum kecil, dan mengusap rambut anaknya. "yang sabar ya sayang" ucap Anton sangat tulus.
Hiks!
Isak tangis mulai terdengar di pendengaran Anton.
Icha langsung duduk dengan pasrah di samping makan bundanya, sembari memeluk batu nisan sang bunda.
"Bunda."
"Hiks!. Ternyata bunda udah bahagia ya disana" ucapnya dengan air mata mengalir.
"Kenapa disaat aku kehilangan ingatan, justru Bunda udah pergi, hiks!" Lanjutnya.
Anton yang berdiri di samping putri kecilnya, berusaha menahan air matanya, ia harus menjadi penguat sang putri.
Anton sangat tidak tega melihat anak gadisnya merasakan kehilangan kedua kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL VS KETUA OSIS [TAMAT]
Подростковая литератураGak akan nyerah kalau belum punya gue! Gue bakal naklukin hati Ketua osis. Dan gue bakal jadian sama dia titik!