"Makasih Arga" ucap Icha dengan turun dari motor Arga.Cowok itu mengangguk datar, "gue balik ya" pamit Arga.
"Gak boleh!"
Arga menatap heran Icha, "kenapa?"
"Gak papa, emang salah mau lebih lama sama pacar sendiri?" Icha mulai bersifat manja kepada Arga membuat kekasihnya itu tersenyum kecil.
"Emang kurang lama pergi seharian sama gue?" Tanya Arga datar.
Kening Icha mengerucut menatap Arga. "Sama Arga? Bukannya Arga pergi tadi ninggalin icha?" Tanyanya.
Arga tak menjawab pertanyaan Icha ia memilih diam dari pada harus berhadapan dengan kekasihnya yang pintar berbicara.
"Yaudah iya, terus?" Tanya Arga menatap malas Icha.
"Yaudah sana pulang, eh tapi nanti dulu geh, Arga kenapa gak jadi latihan band?" Icha mulai penasaran.
Wajah Arga terlihat bingung ingin menjawab apa membuat Icha curiga.
"Arga." Lanjutnya.
Arga menatap cepat Icha, dan menghela napas panjang "gue kan udah bilang enggak papa, masih aja nanya"
Icha tak percaya atas jawaban Arga, "awas boong"
"Iya ichaaa, gue gak bohong."
"Gue balik." Lanjut Arga dengan menghidupkan kembali motornya.
"Iya. Hati-hati, sampe rumah telpon icha. Jangan kebiasaan icha duluan yang nelpon." Omel Icha.
"Iya ichaaa" saut Arga pasrah.
"Yaudah."
Arga mengangguk dan menancap gas nya untuknya untuk pulang.
******
Rayen dan bara masih berada di kedua kopi bi asih, dan masih dengan pemikiran atas masalah band nya.
Dengan duduk di sofa kedai kopi itu rayen dan bara masih membahas soal Arga.
"Gimana ni bar, kalo sampe band kita bubar, keluarga gue makin nilai gue gak jelas. Secara kita sampe ke luar negri itu orang tua gue gak setuju. Gue buat yakin aja kalo kita bakalan sukses." Ucap Rayen dengan serius.
"Sama. Gue juga mau grup band kita ini terkenal."
"Ya kanya sekarang kita mikir. Gimana caranya bujuk Arga." Suru rayen.
Bara berpikir dengan keras, "sabar otak gue butuh loding" ucapnya.
Rayen menatap cepat bara karena ide nya sudah muncul di otaknya. "Gue tau." Ucap Rayen dengan meyakinkan.
"Ape?" Tanya bara.
"Ni, Kan Arga itu mau keluar dari band karna mikirin perasaan Icha, kenapa kita gak minta izin aja sama Icha, siapa tau kan si Icha itu bisa mendem rasa cemburunya." Penjelasan Rayen sangat di cerna oleh Bara.
"Emmmm...., Terkadang otak lo lebih pinter ya dari pada gue." Saut Bara.
"Sekarang telpon icha." Lanjut bara.
"Bener-bener" Rayen langsung menelpon icha dengan handphonenya.
******
Icha yang asik sedang menonton Drakor dari laptopnya melihat handphonenya yang berada di samping laptop itu bergetar.
"Rayen" gumamnya dengan perasaan aneh, tumbenan Rayen nelpon dia.
Icha pun segera mengangkat telpon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL VS KETUA OSIS [TAMAT]
Подростковая литератураGak akan nyerah kalau belum punya gue! Gue bakal naklukin hati Ketua osis. Dan gue bakal jadian sama dia titik!