● Chapter 11 ●

5.2K 124 2
                                    

ALASAN

"Keluarga adalah pembawa luka pertama dari setiap orang"

🍸🍸🍸

"ALASKAAA!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ALASKAAA!"

"HIDUP PHOENIX!"

"HUOOOOO!"

Prakkk!

Prakkk!

Prakkk!

Sorakan yang disertai dengan tepukan tangan yang sangat gemuruh dari pihak anggota geng Phoenix pada malam hari ini sedang menghiasi suasana area balap saat Alaska berhasil melewati garis finish.

"BANGSAT! ANJING!" Bian memaki kesal sembari melempar helemnya ke sembarang arah. Alhasil, helemnya pecah.

"Sabar boss." Salah satu anggota inti geng Kairez yang bernama Lucky mengusap pundak Bian, berusaha menenangkan cowok itu.

"Huoooo! Keren banget boss ku!" Teriak Zyaing, berjalan menghampiri Alaska, diikuti oleh keempat anggota inti lainnya.

"Padahal udah sering kalah. Tapi, masih aja sok keras nantangin boss kita, ya gak?" Tanya Romeo kepada kelima temannya, cowok itu menyindir Bian dengan mata yang mencuri pandang kearah Bian berada.

"Betul tuh, betul, hahahaha!" Varrez tertawa puas.

"Mendingan bubar aja, deh! Geng motor apa-an, gak pernah menang balapan!" Romeo kembali menyindir. Sedangkan Bian? Cowok itu menatap tajam Romeo dengan kedua tangan yang terkepal kuat dan amarah yang membara.

"YOI BRO, MENDING BUBAR! HAHAHA!" Firgo, Aksa, Varrez, Alaska, dan juga Zyaing, kelimanya serentak menyahuti perkataan Romeo sebelum mereka tertawa bersama.

"HIDUP PHOENIX!" Teriak Romeo kepada seluruh anggota geng Phoenix dengan cara meninju kepalan tangan ke udara.

"HIDUP!" Sahut seluruh anggota geng Phoenix dengan meninju kepalan tangan mereka ke udara jugs, sama seperti yang dilakukan oleh Romeo.

"Ketua apa-an, tuh? Cik! Cover-nya doank geng motor, tapi, setiap bapalan selalu kalah! WK!" Bian sudah muak mendengar sindiran yang Romeo berikan kepadanya, amarah cowok itu sudah sangat memuncak. Dengan langkah besar, Bian menghampiri kerumunan anggota geng Phoenix. Lebih tepatnya, menghampiri Romeo.

Setelah berhasil menghampiri Romeo, tanpa basa-basi, Bian langsung mencengkram kerah baju Romeo, memutar balikan tubuh Romeo secara paksa agar berhadapan langsung dengannya.

"ANJING!"

Bugh!

Satu bogem mentah dari Bian mendarat dengan mulus diwajah Romeo hingga cowok itu tersungkur.

"Dari tadi gue diemin, lo malah semakin gencar nyindir gue! KONTOL!" Teriak Bian sembari menunjuk Romeo dibawah sana.

"Woy, apa-apa an lo!" Alaska turun tangan, cowok itu mendorong kasar dada bidang Bian. "Ngajak ribut lo?"

TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang