● Chapter 8 ●

9K 137 2
                                    

MEJA MAKAN

"Jual mahal itu perlu, untuk memberi ruang sebelum memutuskan"

🍸🍸🍸

"Kapan, sih, Aletta nyampe?" Tanya Clara kepada Jihan.

"Iya, lama banget, gue capek nunggu kek gini!" Sambung Karolin sambil menggertakan kaki.

"Gue juga gak tau, tuh cewek kapan nyampenya, chat gue gak dibales dari tadi." Jawab Jihan, memperlihatkan layar ponselnya yang tertera room chatingnya bersama Aletta kepada Clara dan juga Karolin secara bergantian. "Tunggu aja lah!"

"Oke deh..." Clara dan Karolin pasrah.

"HAY BITCH!!!" Suara sapaan itu membuat ketiganya menoleh ke sumber suara. Ternyata, suara itu berasal dari Aletta. Cewek itu berlarian kecil menghampiri Jihan, Clara dan juga Karolin dengan kondisi kedua tangan membawa kantung kresek berisi bubur ayam.

 Cewek itu berlarian kecil menghampiri Jihan, Clara dan juga Karolin dengan kondisi kedua tangan membawa kantung kresek berisi bubur ayam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sorry ya, gue buat kalian lama nunggu." Aletta tersenyum sembari menempelkan magnetic card untuk membuka pintu.

"Oh iya, gue baru ingat, kalau di dalam apartement gue lagi ada Bian. Tuh cowok masih ada di dalam gak, ya? Hemmm, dasar cowok pembohong, sialan!" Batin Aletta.

"Ta, lo dari mana sih? Beli sarapan, ya?" Tanya Clara melirik kantung kresek yang dibawa oleh Aletta.

"Iya." Aletta membuka pintu. "Ayo, masuk." Tanpa banya bicara, ketiga sahabat Aletta itu berjalan masuk ke dalam apartement dan disusul oleh Aletta. Tidak lupa, Aletta kembali menutup pintu apartementnya.

"Gue ke kamar bentar, sekalian ambil seragam sekolah kalian." Ujar Aletta.

"Iya-iya, buruan ya." Jihan mempersilahkan. Dengan cepat, Aletta langsung berlari masuk ke dalam kamarnya, untuk memastikan, apakah Bian masih ada di dalam atau tidak.

"Kalau sampai cowok itu masih ada di dalam kamar gue, fiks, bakal gue patahin lehernya!" Aletta membuka pintu kamar, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan, mencari keberadaan Bian di dalam sana.

"Bian!?" Panggil Aletta, tapi tidak ada sahutan dari Bian. "Bian?" Panggil Aletta untuk yang kedua kalinya. Dan hasilnya masih tetap sama, tidak ada sahutan dari Bian.

"Kemana perginya cowok itu?" Aletta tampak sedang berfikir. "Apa mungkin Bian udah pergi dari sini? Ah, udahlah, jangan pikirin Aletta, itu semua tidak penting, di dalam hidup lo sekarang sudah ada Alaska. Cowok yang gak kalah sexy dan juga hot dari Bian. Tapi, gue belum jadian sama Alaska. Tidak apalah, yang penting, Alaska cinta sama gue." Batin Aletta ia merasa senang.

TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang