● Chapter 3 ●

10.9K 200 0
                                    

TIDAK HADIR

"Kesalahan yang paling besar adalah, berharap kepada manusia."

🍸🍸🍸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti biasa, dentuman musik dari seorang Disc Jockey membuat suasana club pada malam hari ini semakin berwarna bagi para pengunjung.

Di bawah lampu yang berkelap-kelip dengan iringan musik dugem, banyak pasangan sedang menari dengan girangnya sembari menenggak alkohol yang ada ditangan mereka dengan kondisi tubuh yang sudah dibasahi oleh keringat.

"Ayolah Aletta, buruan minum alkoholnya, mumbazir tauk, satu botol harganya tiga ratus ribu!" Clara menyodorkan satu botol alkohol yang masih berisi penuh kepada Aletta. Jangan ditanya lagi, apakah Clara sudah mabuk atau belum.

"No, i don't want to!" Aletta menepis tangan Clara dari hadapannya. "Gue bakalan joget tanpa minum alkohol! Gue udah janji sama diri gue sendiri!"

"Berjoget gak akan terasa nikmat kalau lo gak minum alkohol bitch!" Ujar Jihan sembari merangkul Aletta, keadaan cewek itu sama seperti Clara dan Karolin, mabuk berat. Sudah tiga botol besar alkohol yang telah mereka habiskan.

"Gue gak mau kalau sampai gue gak bisa ngelihat muka cowok itu! I have to see his face!" Aletta melipat kedua tangannya.

"Udahlah Aletta, cowok itu belum tentu juga datang. Lupain, lo gak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi ataupun mengetahui dimana keberadaannya. Jangankan untuk tau, lo aja gak tau gimana mukanya. Mending, lo lupain aja ya? Masih banyak cowok lain di luar sana yang punya sentuhan dewa seperti cowok itu. Mungkin sekarang, lo belum menemukannya!" Karolin tersenyum kecil.

"Bener juga apa yang dikatakan Karolin." Batin Aletta, cewek itu menghela nafas dengan gusar.

"Lagian, lo aneh bener Ta. Masa iya, lo terhipnotis sama sentuhan doank? Gila kali lo. Nih, ya, gue beri tau. Disaat lo mabuk, tubuh lo akan selalu merespon rasa nikmat saat orang lain yang menyentuh lo! That's normal bitch!" Jihan tertawa.

"TAUK AH BERISIK!" Aletta mengambil satu botol alkohol, lalu menenggaknya dengan sekali hentakan hingga isinya tinggal setengah. Ia mengingkari janjinya sendiri.

"Good bitch!" Jihan menepuk pundak Aletta.

"Tubuh gue sering disentuh oleh cowok lain saat gue sedang mabuk. Tapi, sentuhan dari cowok beberapa malam yang lalu, sangatlah jauh berbeda dari sentuhan yang sering gue terima. Sentuhan cowok itu sangat lembut bagaikan sutra. Sentuhan itu berhasil membuat gue terhipnotis dan merasa horny setiap kali mengingatnya." Batin Aletta, cewek itu terus-menerus menenggak alkohol hingga kepalanya mulai terasa pusing. Pengaruh dari alkohol mulai merasukinya.

TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang