● Chapter 33 ●

4.4K 42 2
                                    

NAIK PITAM

"Apapun yang sudah menjadi milik kita, tidak pantas untuk dimiliki oleh orang lain"

🍸🍸🍸

"Mama?" Almetta berjalan menghampiri Cinera yang sedang duduk dikursi balkon, menikmati sinar mentari pagi.

"Ya? Ada apa Almetta?"

"Mama lihat Aletta, gak?"

"Emmm, enggak tuh, mama gak lihat Aletta."

"Aletta kemana, ya?" Almetta tampak kahwatir.

"Kamu sudah mencari ke seluruh rumah?" Tanya Cinera.

"Udah ma, tapi hasilnya nihil."

"Apakah kamu sudah lihat mobilnya? Kalau mobilnya ada, berarti Aletta ada di rumah ini. Tapi, kalau mobilnya gak ada, berarti, Aletta gak ada di rumah ini."

"Oh iya, Aku belum lihat mobilnya, ma."

"Mama lihat, mobilnya terpakir di samping pos satpam. Silahkan kamu cek."

"Oke ma." Almetta berjalan keluar rumah menuju pos satpam. "Di samping pos satpam?" Almetta melirikan matanya ke arah sudut lahan halaman yang terletak di samping pos satpam, untuk memastikan, apakah mobil Aletta ada disana atau tidak.

"Mobilnya gak ada." Ya, hasilnya nihil, Almetta tidak menemukan keberadaan mobil Aletta.

"Aku tanya pak Nudin saja, deh. Siapa tau, beliau tau, kemana Aletta pergi." Almetta berjalan menghampiri pos satpam.

"Pak Nudin? Pak?" Panggil Almetta saat Nudin sedang asik menyeruput kopi hangatnya.

"Oh, ya? Ada apa nyonya Almetta?" Tanya Nudin dengan cengiran khasnya.

"Pak, apa benar, kalau Aletta memakirkan mobilnya di samping pos satpam?"

"Iya betul nyonya." Jawab Nudin jujur.

"Tapi, sekarang, kok gak ada ya pak, mobilnya?"

"Iya iyalah gak akan mungkin ada lah nyonya, kan, non Aletta baru saja pergi."

"Aletta pergi? Pergi kemana?"

"Nah, saya gak tau nyonya, kemana non Aletta pergi. Saya tadi sempat bertanya, tapi gak dijawab oleh non Aletta."

"Kira-kira, Aletta pergi kemana ya?" Batin Almetta, ia merasa bingung.

"Oh iya, nyonya."

"Ya pak?"

"Saat saya bertanya mau kemana non Aletta pergi, saya sempat memperhatikan penampilan non Aletta. Penampilannya sangat kacau, seperti, habis digulung oleh angin topan."

"Kacau? Kacau gimana pak?"

"Iya, kacau nyonya, rambut non Aletta kusut, matanya sembab seperti habis nangis berjam-jam, tubuhnya basah dipenuhi oleh keringat, terlihat dari leher, tangan, serta wajahnya. Dan, disalah satu bagian bajunya non Aletta robek. Kalau gak salah, robeknya di bagian dada."

"Yang saya denger ini gak salah, kan pak?" Almetta memastikan.

Nudin menggeleng, "Enggak nyonya, yang nyonya dengar dari saya gak ada yang salah. Saya berkata sesuai dengan apa yang saya lihat nyonya."

"Apa yang telah terjadi sama Aletta, kenapa penampilannya bisa seperti itu? Ya tuhan, apakah anak itu sedang ada masalah?" Batin Almetta.

"Telpon saja nyonya, siapa tau, nanti diangkat oleh non Aletta, dan nyonya bisa bertanya dimana keberadaan non Aletta sekarang." Nudin memberi saran.

TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang