● Chapter 55 ●

2.5K 50 5
                                    

BYE

"Kamu bisa pergi, tapi kenangan bersama kamu tidak akan pernah bisa pergi"

🍸🍸🍸

"Dear Alaska Dylandara,

Sudah delapan bulan lamanya kamu pergi ninggalin aku untuk selamanya, disini, lebih tepatnya di balkon kamar, aku lagi menikmati indahnya langit senja dihiasi dengan burung-burung yang sedang berterbangan kesana kesini untuk kembali ke sarang mereka masing-masing, berjumpa dengan pasangan mereka di sana.

Tapi, kamu tidak akan pernah kembali pulang ke pelukanku lagi.

Aku tidak akan pernah melupakan semua momen dimana kita masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, momen itu sangat penuh dengan cerita. Dari sentuhan kamu, aku jatuh cinta sama kamu.

Memang sangat gila, kalau orang mendengar cerita aku, jatuh cinta hanya karena sentuhan.

Hihi... mau gimana lagi, ya kan?
Memang gitu kenyataanya.

Orang pada umumnya jatuh cinta pada pandangan pertama, lah, sedangkan aku? Enggak, jalan aku jatuh cinta sama kamu terdengar sedikit aneh.

Andai kamu tahu, cincin berlian dan juga tatto couple yang ada di tangan kanan aku akan selalu menjadi kenangan terindah dari kamu selain dari semua kenangan kebersamaan kita. Kedua kenangan ini tidak akan pernah aku lupakan.

Alaska, dua bulan yang lalu, angkatan kita lulus dari masa putih abu-abu. Ada satu hal yang pasti akan buat kamu tidak percaya, yaitu, saat pengumuman hasil nilai ujian nasional tertinggi, ternyata, Zyaing mendapatkan peringkat dua meraih nilai tertinggi dalam bidang mata pelajaran Sosiologi. Sungguh sangat luar biasa, bukan? Zyaing orangnya memang pintar, dasar dia saja yang malas dan juga sedikit menyebalkan.

Huftsss...

Alaska, sekarang, kehamilan aku berusia delapan bulan, perut aku sekarang sudah sangat besar seperti bola basket hehehe...

Mungkin, lebih dari satu bulan lagi, aku akan melakukan persalinan. Saat melakukan persalinannya nanti, aku bakalan ditemani sama seluruh anggota keluarga, tanpa terkecuali.

Oh ya, dokter bilang, bayi yang ada di dalam perut aku ini berjenis kelamin laki-laki.

Sesuai permintaan kamu, saat kamu datang ke dalam alam bawah sadar aku, kalau yang lahir bayi berjenis kelamin laki-laki, aku akan memberinya nama Athalla Dylandara.

Sesuai sama apa yang kamu pinta.

BTW, aku sudah tidak sabar, menunggu kelahiran anak yang ada di dalam perut aku ini. Dia sudah berani nendang-nendang.

Aku sudah tidak sabar mau menciumnya,

Menggendongnya,

Mengusapnya,

Memandikannya,

Menyusuinya dan masih banyak lagi. Aku juga sudah tidak sabar mau menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersamanya.

Oh iya, aku sampai lupa, aku mau mengatakan, kalau mama Almetta dan papa Hadin, keduanya sudah menerima permintamaafan kamu. Andai kamu tau, mereka berdua sama sekali tidak pernah benci sama kamu walaupun sikap kamu sering membuat mereka merasa sakit hati.

Mereka tidak membenci kamu karena mereka memakluminya. Kamu membenci mereka berdua karena ada sebabnya. Ya karena itu, karena kamu terpengaruh sama fitnahan dari seseorang. Entah orang itu pergi kemana, tidak pernah lagi mendengar kabarnya.

Emmm... aku menggantikan posisi kamu sebagai anaknya papa Hadin, agar, beliau tidak sering merasa sedih karena sudah kehilangan kamu. Kehilangan seorang putra yang sangat dia sayangi yang telah pergi meninggalkannya terlebih duluan untuk selamanya.

Hem hem hem...

Alaska, sekarang, kamu hanya jadi sebuah kenangan untukku. Aku sangat merasa bahagia bisa kenal sama cowok seperti kamu. Aku benar-benar sangat merasa bahagia sekali. Dan sepertinya, aku tidak akan pernah bisa menemukan cowok yang memiliki sentuhan dewa seperti yang kamu punya.

Masa yang akan datang nanti, aku pasti akan sangat merindukan sentuhan kamu itu Alaska.

Sentuhan yang bisa buat aku jatuh cinta saat pertama kali merasakannya.

"Sayang? Ternyata kamu ada disini? Dari tadi aku nyariin kamu..." Cowok itu berjalan mendekati aku, lalu mengambil posisi duduk bersampingan dengan aku.

"Gimana rasanya? Enak gak?" Aku bertanya.

"Enak banget, masakan kamu memang juara!" Ia tersenyum sembari mengusap lembut perut aku.

"BTW, aku gak sabar banget nungguin kelahiran anak kita. Bulan depan."

"Aku juga..." Aku mengusap lembut pipinya dengan ibu jari.

"Anak dari seorang Jeff pasti sangat tampan, sama seperti papanya." Ya, Jeff udah sah menjadi suami aku, kami menikah disaat Jeff naik semester delepan dalam perkuliahannya, sebentar lagi pria itu akan wisuda dan akan meneruskan perusahaan keluarga oma. Bisa dibilang, usia pernikahan kami baru berusia enam bulan.

Setelah menikah, aku menetapkan diri untuk segera move on dari Alaska walaupun tidak bisa cepat dan tidak mudah seperti membalikan telapak tangan. Tapi, aku harus bisa secepat mungkin menghilangkan rasa cinta aku yang sepenuhnya pernah aku berikan hanya untuk Alaska.

Lagi pula, untuk apa aku terus-menerus mempertahankan rasa cinta aku untuk Alaska?

Sampai kapan?

Alaska tidak akan pernah kembali lagi ke pelukan aku.

Sekarang, yang hanya tersisa adalah sebuah memori kenangan saat menjalin hubungan sepasang kekasih bersama Alaska yang akan selalu aku kenang untuk selamanya.

Kalau untuk mendapatkan Alaska kembali? Itu sangat tidak mungkin.

Hal yang dirasakan oleh mama Almetta saat menikah dengan papa Hadin, sekarang sedang aku rasakan.

Seusai menikah dengan Jeff, rasa cinta itu, akan aku usahakan untuk bertumbuh untuk Jeff. Semoga usahaku ini tidak sia-sia dan terus berkembang.

Sekarang, aku sedang berusaha untuk menjadi seorang istri serta seorang ibu yang baik untuk suami dan calon anakku yang akan lahir bulan depan .

Buat kamu Jeff, kamu sekarang adalah cowok yang ada di sisiku.

Aku minta sama kamu, please, jangan tinggalin aku.

Karena aku tidak mau merasakan sakitnya dari kehilangan untuk yang kesekian kalinya. Gue tidak mau kalau sampai hal itu terulang kembali.

Dan untuk kamu Alaska,
sekali lagi, aku mau mengatakan, kalau semua kenangan yang pernah kita ukir bersama selama ini akan selalu aku kenang hingga akhir hayatku.

Cerita dari kisah cinta kita akan selalu menjadi salah satu cerita dari skenario hidup yang sudah tuhan atur pada hidupku. Skenario yang sangat indah.

Aku akan selalu merindukan kamu Alaska. Semoga kamu tenang di atas sana, di sini, aku akan selalu mendoakanmu.

Karena, doa merupakan jalan terbaik saat kita sedang merindukan orang yang telah pergi meninggalkan kita untuk selamanya.

"Jeff." Panggil aku kepada Jeff dan ia menoleh.

"Ya sayang?"

"Peluk aku..."

"Ngokehhh!" Jeff menarik aku ke dalam pelukan hangatnya, hal itu seketika membuat aku merasa nyaman, sama seperti di saat Alaska memelukku.

"Love you Jeff..."

"Love you too sepupuku, alias istri tercintaku hehe." Jeff benar-benar sangat mencintai aku, dan sekarang, giliran aku untuk berusaha membalas cintanya.

Aku ingin, cintaku untuk Jeff, lebih besar dari cintanya untukku.

🍸🍸🍸

Next Chapter...

🖤🖤🖤

TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang