Harapan semua orang ketika sedang mencintai adalah dicintai kembali. Begitu juga dengan saya, saya berharap kalau saya dicintai juga oleh kamu"
—Nama dirahasiakan—
Mencintai seseorang itu tidak harus selalu dengan sosok wajah rupawan atau bahkan lebih sempurna dari itu, apalagi dalam kasus mencintai pada pandangan pertama. First impression ketika pertama kali bertemu itu memang harus bagus, bukan? Seperti harus ada yang menarik sehingga menimbulkan gelenyar-gelenyar aneh di dalam dada ketika tengah menatap matanya.
Namun mencintai juga tak harus mencari seseorang yang harus sempurna, manusia bisa jatuh cinta pada siapa saja. Taka ada yang melarang dan mengatur harus kepada siapa jatuh cinta.
Jatuh cinta memang indah tapi ingat, sekalinya jatuh kalian gak harus ngerasain bahagianya saja melainkan juga sakit dan kecewa secara bersamaan. Cinta memang bisa membuatmu bahagia, tapi ingat ... Cinta juga bisa membunuhmu secara perlahan.
Disini sebelumnya apa kalian pernah jatuh cinta pada pandangan pertama? Terdengar seperti cerita-cerita di ftv-ftv di tv bukan? Tapi ini didunia nyata, bukan sebuah sinetron ataupun ftv.
Hal ini sebenarnya terjadi dalam kehidupan sosok gadis bernama lengkap Lentera Shafana, ia tiba-tiba langsung jatuh hati pada sosok Dafa Gerabaldo yang notabenenya cowok super duper cupu yang hobinya membaca buku. Memakai kacamata besar, seragam kedodoran, dengan gaya yang tentu sedikit kampungan.
Menurut Lentera, ia tidak terlalu perduli bagaimana penampilan Dafa. Ia menyukai kesederhanaan laki-laki itu, selama ini banyak laki-laki yang berlomba mendapatkannya sembari memamerkan harta-hartanya. Hey, Lentera bukan gadis yang matre.
Dan Lentera tahu, disaat semua lelaki berusaha mengejarnya bahkan menyatakan cinta pada dirinya. Mereka semuanya justru ditolak mentah-mentah dikarenakan Lentera lebih menyukai si sosok laki-laki yang bernama lengkap Dafa Gerabaldo— si culun yang hobinya tiap hari memakai kacamata kotak besar.
Bukan tanpa alasan jika Lentera menyukai Dafa yang you know lah cupu, bagi kebanyakan orang itu terdengar agak sedikit menjijikkan?. Dari sekian banyaknya cowok didunia dan yang dipilih hanya lelaki berkacamata dengan pakaian kuno-nya yang sangat tidak sedap untuk dipandang, mereka semua agak menyayangkan sikap Lentera yang lebih memilih Dafa daripada lelaki lain yang nyatanya lebih sempurna dari Dafa.
Namun dimata Lentera, sosok Dafa sendiri sangat lucu nan menggemaskan. Makanya ia sangat menyukai wajah pujaan hatinya itu yang terlindungi oleh kacamata hitam nan besar, ah tapi it's okay Lentera tetap akan mencintai laki-laki itu. Ah rasanya hati Lentera selalu berbunga-bunga jika membahas sosok sang pujaan hatinya itu.
Huh, bucin sekali memang.
Seperti sekarang ini, Lentera datang menghampiri Dafa yang saat ini sedang berada di perpustakaan. Suasana disana sangat ramai karena kelas X sedang melakukan belajar-mengajar disini, Lentera saja sampai kewalahan masuk ke dalam karena akses masuk terhalang adik kelasnya yang malah nongkrong didepan pintu perpustakaan.
"Daf, sendirian?" Lentera mendudukkan dirinya disampingnya Dafa, terlihat sekali laki-laki itu sangat fokus membaca buku tebal dengan posisi tangan yang menopang dagunya tentunya dengan raut wajah serius.
Sebenarnya sih bukan gaya Lentera sekali pergi ke perpustakaan, nyatanya gadis itu sangat tidak menyukai aroma buku-buku yang selalu membuatnya pusing dan mual. Namun demi Dafa, ia rela pergi ke perpustakaan setiap saat jika laki-laki itu sedang pergi kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
AcakKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.