"Dia itu kayak permen.
Manis tapi bikin candu"—Mas Bucin—
"Ngapain aja lo lama banget? Ke kantin aja sampe setengah jam, huft jadi curiga gue."
Siska langsung melayangkan pertanyaannya pada Lentera yang baru datang ke kelas, setelah sekian lama ia menunggu sahabatnya itu bersama Tari akhirnya kembali juga. Katanya tadi hanya ingin pergi ke kantin sendirian tapi setelah ditunggu hampir setengah jam baru juga kembali.
Gila aja sih ke kantin sampe setengah jam lebih, belum lagi tadi katanya bentar doang. Halah.
Jadi ya wajar dong kalau Siska dan Tari jadi curiga terhadap Lentera?
Lentera tersenyum senang, ia menyeringai kearah Siska. "Kepo yaaa??"
"Halah, palingan juga habis ketemuan sama si cowok culun. Emang babi lo ya, ninggalin temen demi ntuh cowok." Umpat Tari sambil merengut sebal. Tak lupa pula ia menatap Lentera dengan kesal.
Memang cocok sekali Lentera itu dikata-katain, lagipula harus banget gitu ninggalin temen demi cowok dan cowoknya itu adalah si Dafa— si culun itu.
Masa rela nyuekin sahabat demi Dafa? Ga elit banget.
Lagipula aneh banget Lentera, kenapa juga harus jatuh cinta pada Dafa? Why? Harus banget Dafa? Mana cinta banget katanya, halah makan tuh cinta.
Tari menarik nafas dalam-dalam, "Apa sih lebihnya Dafa, Ra? Sampe lo tergila-gila sama tuh orang terus mengabaikan cowok-cowok kece yang ngejar-ngejar lo?!"
Lentera tampak memasang ekspresi pura-pura berpikir, "Hmm, banyak sih lebihnya, kalian berdua kenapa sih kayak gak suka gitu liat gue sama Dafa?" Gadis itu melayangkan tatapan penuh tanda tanya.
"Ya jelaslah, Dafa itu cuman kutu buku Ra. Banyak yang suka sama lo yang lebih ganteng, tajir dan yang penting good looking, bukan kaya si Dafa yang cupu itu! Memangnya kebahagiaan apa yang lo dapet dari tuh cowok? Cinta? Zaman sekarang masih zaman bahagia karena cinta?" Siska mengeluarkan pendapatnya, yang langsung diangguki oleh Tari.
"Dan lo pikir gue bisa bahagia karena punya cowok ganteng, tajir dan juga good looking?! Gak sama sekali!! Lalu setelah gue menjalin hubungan sama cowok yang kalian maksud gue bakalan bahagia selamanya, gitu?!" Lentera menghirup nafasnya yang memburu karena emosi nya kini mulai meledak-ledak. Lentera gasuka kalau Dafa dijelek-jelekkan terlebih lagi didepan matanya, gasuka banget.
Lentera melirik sekilas Tari dan Siska. "Udah ya, jangan bahas ini lagi. Gue gak suka kalo lo semua nentang hubungan gue sama Dafa, mungkin kita temen tapi gak harus juga lo semua ikut campur urusan percintaan gue."
Dan ia pun berlalu pergi dari dalam kelas, entahlah rasanya ia sangat lelah karena tenaganya terkuras habis gara-gara terlalu emosi. Dan ia lebih memilih bolos untuk menenangkan pikirannya.
Dan rooftoop adalah pilihan yang tepat. Sesampainya disana ia langsung mendudukkan dirinya diatas sofa usang yang berada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
DiversosKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.