"Teruntuk kamu, TOLONG DONG KALO LAGI LIAT AKU bisa gak BIASA AJA? Kan jadi salting gue nya, MANA PIPI JADI MERAH-MERAH, JANTUNG malah DUGUN-DUGUN, Heh!! MAU BIKIN GUE MATI LEBIH CEPET YA?!"
—SuaraHatiYangDiGhosting—
"Bego lu berdua, bikin gue cemas sekaligus emosi aja tau ga kemaren-kemaren!!" Sembur Gerald, tak habis pikir dengan pikiran adiknya dan Dafa yang katanya kemaren pas nih orang berdua diem-dieman karena katanya ada orang ketiga terus Dafa rada berubah.
CUIH, TERNYATA EH TERNYATA CUMAN AKTING.
EMANG BANGZAT.
Pliss lah, Gerald rasanya mau jorokin dua orang ini kedalam got. Ya gila aja, ia kemaren harus nahan emosi terus mikir keras supaya Lentera gak nangis mulu gegara Dafa eh taunya cuman salah paham. Sekali lagi, SALAH PAHAM. Huh, pengen banget deh Gerald bunuh satu-satu saking gemesnya.
Lentera mendengus kesal, ia melirik sekilas Gerald.
"Ck, kan cuman salah paham."sahutnya acuh dengan suara seraknya.
Iya serak, karena Lentera lagi sakit gara-gara kemaren kehujanan setelah pulang dari rumah sepupunya dan lupa bawa jas hujan. Makanya jadi gini, langsung demam sama pilek, dan untunglah Gerald dengan baik hati mau merawatnya karena kedua orang tua mereka berdua sedang pergi ke luar negeri untuk liburan sekitar seminggu lebih.
Gerald menempelkan punggung tangannya ke kening sang adik, untuk mengecek suhu tubuh Lentera. Ia berdecak kesal, dengan segera ia mengambil mangkuk yang sudah diisi dengan air dingin serta sebuah kain.
Dengan telaten Gerald mengompres keningnya Lentera, ia mengusap lembut setelahnya kepala sang adik. "Istirahat dulu, bawa tidur. Gue bakalan disini tidur disamping lo buat jagain lo."
"Apaan sih, aku bukan anak kecil! Lagipula aku udah gede ya!" Tegas Lentera kemudian terbatuk pelan, ia mengusap hidungnya yang terasa gatal; sungguh dirinya tak ingin kena hujan lagi kalau akhirnya seperti ini.
Kepalanya dari kemarin terus pusing, hidungnya tersumbat sehingga susah sekali bernafas. Ah, rasanya Lentera tak kuat jika lama-lama dalam kondisi seperti ini.
Tadi siang ia libur sekolah, karena badannya masih belum fit. Lentera tak memegang hp sama sekali dari kemarin karena Gerald melarangnya. Cih, rasanya kalau tidak sakit ingin sekali Lentera mencakar-cakar wajah sang kakaknya ini.
TOK TOK TOK !!!
"Bang bukain pintu kamar ku dong, aku kan masih sakit gabisa banyak gerak dulu~" suruh Lentera, didalam hati ia cekikikan puas karena akhirnya bisa menjadikan kakaknya ini sebagai babu-nya selama dua hari ini. Duh jadi enak.
Gerald mendengus kesal; tak lupa mengumpat kasar untuk Lentera. Ii memberikan lirikan tajamnya pada Lentera, dimana sang adik kini memasang ekspresi wajah pura-pura sedihnya.
Cih, benar-benar.
Dengan langkah gontai Gerald berdiri, setelahnya ia membukakan pintu untuk Kevin— orang yang tadi mengetuk pintu.
"Hai Ger." Sapa Kevin sambil melemparkan senyuman untuk Gerald, sedangkan Gerald hanya mengangguk-angguk tak lupa membalas senyuman dari Kevin.
Gerald menyuruh Kevin untuk masuk kedalam kamarnya Lentera, Kevin mengangguk menuruti saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
De TodoKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.