"Sebisa mungkin untuk tidak memperdulikan kamu, namun nyatanya apapun yang berhubungan dengan kamu ... Aku tidak bisa untuk biasa-biasa saja"
—Tukinem—
**
Lentera berangkat ke sekolah dengan mata sembabnya akibat semalam menangis, karena terlalu cemburu dan merasa bersalah pada Dafa.
Untung saja tadi malam Dafa menelponnya dan berakhir keduanya mengobrol sampai Dafa menghentikan telepon karena mengantuk.
[FLASHBACK]
Setelah Dafa mengantarkannya kerumahnya menggunakan taksi, sungguh Lentera tidak kuat lagi menahan tangisannya yang siap mengucur, ia terisak pelan sambil sesekali mengelap kasar air matanya.
"Maafkan saya. Jangan menangis lagi." Bisik Dafa lalu memeluk erat tubuh Lentera, tangis Lentera semakin deras gadis itu terisak pelan sambil membalas pelukan hangat dari Dafa.
Ia tidak tahu kenapa dirinya malah menangis sesenggukan dipelukannya Dafa, ia hanya lelah karena selalu cemburu jika melihat Dafa bersama wanita lain terlebih lagi wanita itu adalah Juwita.
Ia hanya takut kehilangan Dafa, itu saja.
"Kamu masuk kedalam rumah dulu, sana. Saya harus kembali kerumahnya Juwita karena harus membayar baju yang tadi saya beli."
Dafa melepaskan pelukan hangat antara mereka, lalu kembali menghapus jejak air mata yang ada di kedua pipinya Lentera.
Dengan masih sesenggukan, Lentera hanya diam sambil menunggu Dafa menyelesaikan ucapannya. Kali ini rasanya sangat sulit untuk membuka mulutnya hanya sekedar berbicara, gengsinya kali ini mengambil alih tubuhnya.
"Satu hal yang harus kamu tau Lentera ... Sebanyak apapun wanita di dunia, secantik apapun mereka ... Mereka semua tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kamu ... Kamu lah pemenangnya, kamu lah yang berhasil membuat saya tergila-gila ... Saya cinta kamu ... Nanti saya kabarin lagi di SMS, sampai jumpa. Saya harus buru-buru dulu, tenang saja bukan saya ingin cepat-cepat bertemu Juwita. Saya hanya ingin pulang kerumah saya setelah disana dan menjaga Resya dirumah."
Lentera hanya diam sambil sesenggukan; matanya menatap lurus Dafa yang saat ini tersenyum kecil kearahnya. Hatinya sedikit menghangat gara-gara ucapannya Dafa yang terdengar sangat manis itu.
"Saya pergi dulu, kamu jangan lupa makan. Dan ... Saya cinta kamu Len, mungkin terdengar aneh tapi perasaan saya tulus untuk kamu."
Tepat ketika Dafa mengucapkan itu, laki-laki itu kembali masuk kedalam taksi lalu pergi dari rumahnya. Detik itu juga Lentera langsung mengerucutkan bibirnya sambil mengusap kasar air matanya yang masih mengucur.
So sweet banget huwahhhhh, tapi malah ditinggalin. Rasanya kayak menang pertandingan tapi gak dikasih piala:')
Malamnya, Dafa mengirimi pesan untuk Lentera dan tentu saja gadis itu langsung bahagia setengah mati.
Dafa : Hai
Dafa : Saya lupa, seharusnya saya mengucapkan Assalamualaikum dulu
Dafa : Ulang dulu ya,
Dafa : Assalamu'alaikum
Lentera tertawa kecil ketika melihat isi chat dari Dafa yang menurutnya sangat lucu itu. Lalu gadis itu mulai mengetikkan balasan untuk Dafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
RandomKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.