Play song : Lee Taeyong — Dark Clouds (versi remix) YANG GAMBARNYA ADA AWAN ADA BIRU-BIRU GITU YA NAKS ANAKSLAGUNYA ENAK BGT PARAH NJER, COCOK NIH BUAT KAUM HALU😊
Typo bertebaran harap maklum karena gw ngetiknya sambil makan Roma sandwich,
GA ENDORSE KOK SUMPAH DEH
"Dafa baik-baik aja kan? Si bodoh itu ga kenapa-kenapa kan?"
Lentera terus menangis sedari tadi, matanya terus menatap nanar ruangan UGD— tempat dimana Dafa tengah dirawat.
Seusai penembakan tadi, Dafa dilarikan ke rumah sakit Medika. Tentu saja itu dibantu oleh Gerald serta Regal yang membopong tubuh Dafa ke dalam mobil lalu membawanya ke rumah sakit dengan sesegera mungkin.
Dan Perwira?
Laki-laki itu beserta anak buahnya sudah diringkus oleh polisi, tentunya laki-laki itu akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Dan Lentera berjanji, akan membalaskan dendamnya pada laki-laki itu.
Iya, Lentera berjanji.
Kalau ingat tapinya.
"Ya mana Papa tau, Papa kan bukan peramal."
Bener juga.
ARGGHH.
Lentera frustasi, bingung mau ngapain. Kan yang seharusnya kena peluru itu dia, bukan Dafa. Lagian biar apa sih tuh orang nolong dia? Biar balikan lagi?
Dih, ga gitu ya konsepnya.
Berjuang mah berjuang, tapi ga gitu juga.
Duh, dasar Dafa bego.
Kalau kayak gini yang repot siapa? Kan dirinya juga.
Lentera duduk lesehan dilantai, ga perduli akan tatapan orang-orang yang menatapnya dengan tatapan bingung mereka. Tapi Lentera bodo amat, malah gadis itu tak perduli gaun yang seharga jutaan rupiah itu kotor gara-gara dirinya yang duduk di lantai tanpa adanya alas.
Yaudah sih, kalau gaun kan masih bisa dibeli. Tapi Dafa? Mana bisa dibeli.
Gerald hanya bisa mengusap bahunya Lentera, disatu sisi dirinya juga bingung saat ini. Kejadian tadi terasa begitu cepat terjadi didepan matanya, ia juga bingung kenapa Dafa rela mengorbankan nyawanya demi Lentera?
Bukan Gerald mau Lentera kenapa-kenapa, hanya saja Gerald hafal betul kalau Lentera bisa menjaga dirinya sendiri. Tapi ya mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi.
Nasi sudah menjadi nasi goreng, mana bisa diubah menjadi nasi putih lagi ya kan?
Disana bukan ada Lentera, Antonio dan Gerald saja. Melainkan ada kedua orang tuanya Dafa, Resya, Regal, Sarah serta Vina. Iya rame banget emang, udah kayak ibu-ibu nungguin anaknya yang lagi sekolah di taman kanak-kanak.
CKLEK !!
Pintu ruang inap Dafa terbuka, sang dokter keluar dari dalam sana diiringi dua suster dibelakangnya.
Lentera langsung saja bangun kemudian menghampiri dokter itu dengan cepat, tanpa memperdulikan keluarganya serta keluarganya Dafa yang hendak menghampiri sang dokter juga.
"Dok? Gimana keadaannya Dafa? Dia baik-baik aja kan? Dia ga mati kan? Masih bisa nafas kan? Jantungnya juga masih berfungsi dengan baik kan?"
Si dokter tadi mengerutkan keningnya; menatap gadis didepannya ini yang langsung mencerocos panjang didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
AcakKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.