"Beri tahu saya bagaimana cara memperjuangkan kamu agar kamu tak pergi dari saya"
— 👁👁 —
Seusai menghadiri acara pertunangan Dafa dan Jessika, Lentera dan Regal berinisiatif untuk jalan-jalan dulu sekaligus menganggap acara jalan-jalan ini sebagai date pertama keduanya.
Beruntunglah Lentera membawa baju ganti sehingga tadi di toilet gedung tempat acara tunangannya Dafa dengan Jessika, Lentera mengganti bajunya dengan kaos polos berwarna putih serta celana jeans sobek-sobek ciri khasnya.
Ditambah lagi Lentera memakai jaket denim sebagai penyempurna tampilannya, tak lupa gadis itu menggerai rambutnya yang tadi sempat ia tata.
Sedangkan Regal, laki-laki itu hanya memakai kaos hitam polosnya dan celana bahannya. Sesimpel itu memang Regal, bahkan disaat penampilannya yang sudah seperti gembel itu tetap saja kadar ketampanannya malah semakin menguar.
Enak ya jadi orang ganteng, mau pake baju rombeng pun bakalan tetep ganteng dimata orang-orang:)
"Kita mau kemana dulu, Ra? Makan? Jalan-jalan? Atau mau ke tempat sesuatu?"
Lentera menoleh; menatap Regal yang mengajaknya berbicara meskipun pandangan laki-laki itu fokus pada jalanan.
"Hmm? Gimana kalau kita ke cafe, Mas? Aku mau ngemil dikit sekaligus mau ngajakin kamu ngobrol gitu. Boleh gak?"
Regal terkekeh geli, tawa kecilnya mengalun merdu.
"Lucu banget sih kamu, Ra. Kata Om Anton ... Kamu itu bar-bar, ceroboh, keras kepala, sering ngomong kasar. Tapi kok waktu sama aku, karakter kamu yang dibilang sama Om Anton itu agak ... Beda, ya?"
Diam-diam Lentera mendengus sebal, Ayahnya itu memang benar-benar. Masa didepan Regal, malah menjelek-jelekkan dirinya? Mau ditaruh dimana mukanya ini? Astaga, ya minimal dipuji kek atau dilebih-lebihkan dikit lah gitu biar ada bagusnya dikit. Lah ini, malah yang enggak-enggak. Huh dasar Antonio.
Eh— astagfirullah, Lentera khilaf Ya Allah.
"Ya gimana ya Mas, soalnya ga enak juga aku bertingkah sesuai kelakuan aku." Lentera menggaruk telinganya, ia tersenyum canggung setelahnya. "Kayak apa ya, kayak ga cocok aja gitu loh Mas. Mas kan dewasa, nah aku ini lagi berusaha menyesuaikan sama sifatnya Mas. Ga mungkin dong aku harus bersifat childish mulu?"
Regal tersenyum simpul, tangan kirinya ia arahkan untuk mengacak gemas rambutnya Lentera.
"Gapapa, Ra. Kamu bertingkah aja semau kamu, Mas gapapa kok. Jangan ditahan ya, Mas gamau kalau kesannya seakan-akan Mas gasuka sama sifat kamu yang asli." Regal melirik Lentera kemudian melemparkan senyuman untuk gadis itu. "Bersikap apa adanya aja, Mas ga nyuruh kamu buat tampil atau bersifat kayak dewasa kan? Sebenarnya Mas lebih suka kamu bersifat agak sedikit childish Ra, karena kamu tuh lucu aja gitu sampe bikin Mas gemes pengen nyubit kamu."
Tuhkan, dewasa banget.
Gimana bisa Lentera harus bersikap bar-bar didepannya Regal, sedangkan laki-laki itu sudah agak dewasa. Ck, Lentera mah harus mikir ribuan kali kalau mau ngeluarin sifat aslinya didepan Regal. Dia hanya malu saja, hanya itu alasannya.
"Nah, sekarang kita udah sampai. Kamu suka tempatnya, gak? Kalau enggak, kita pindah lokasi aja."
Lentera mengedarkan pandangannya; menyisir tempat yang saat ini Regal singgahi. Mulut gadis itu tak henti-hentinya berdecak kagum melihat interior cafe yang sebetulnya sangat Instagram-able banget, belum lagi dekorasi luar cafenya yang beuhh dijamin bikin betah kalau disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
AléatoireKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.