Typo bertebaran,
"Biar apa sih benerin rambut mulu? Hah biar apa sih? Mau bikin gue terpesona, hah? Ck, lo natep mata gue aja udah ambyar gimana ngerapihin rambut? Ah lebih terpesona huwaaaa~"
—Mbak bucin—
Hari Minggu adalah hari yang menurut sebagian orang adalah waktunya berisitirahat sebentar setelah 6 hari sebelumnya mereka sibuk melakukan banyak kegiatan. Dan sebenarnya Lentera adalah tim wajib tidur dihari Minggu, namun ia baru ingat kalau ia sudah membuat janji dengan Dafa dan Kevin untuk pergi ke taman melakukan joging bareng.
Ya sekalian ngapel sih kalau kata Lentera, sedangkan Kevin hanya bisa bersabar karena setelah ini ia yang akan menjadi obat nyamuk.
Jam sudah menunjukkan pukul 05.30, dan ketiganya sudah sampai di taman setelah Kevin menjemput Lentera dan Dafa menggunakan mobil sport berwarna putih miliknya.
Kevin membuka bagasi mobilnya; yang berisikan sepedanya, Lentera dan Dafa. Mereka hari ini berniat bersepeda santai saja, awalnya ingin lari-larian tapi Lentera malah beralasan kalau lari-larian itu tidak menyehatkan katanya.
Cih, alasan macam apa itu?
Suasana taman ramai sekali, karena banyaknya muda-mudi hingga pasangan suami istri berolahraga disini. Belum lagi fasilitas olahraga disini lumayan, makanya mereka memanfaatkannya untuk bisa berolahraga dan dengan gratis pula.
Kapan lagi coba, dapat olahraga gratis. Hehe.
Sekarang Lentera, Kevin beserta Dafa tengah beristirahat sebentar dikursi panjang ditaman itu dengan Lentera yang duduk ditengah-tengah antara Kevin dan Dafa. Setelah puas balapan sepeda dengan para lelaki, akhirnya Lentera lah yang menenangkan perlombaan balap sepeda dadakan antara mereka bertiga. Gausah terpesona, Lentera menang juga karena curang, terbukti sebelum perlombaan dimulai, ia mengancam Kevin dan Dafa untuk bersepeda santai saja seolah-olah tidak bisa mengayuh sepeda. Dan untunglah kedua laki-laki itu mengiyakan permintaannya, dan berakhirlah Lentera yang berpeluh keringat.
Gimana? Masih kagum sama Lentera?
Dafa melirik Lentera; kemudian memberikan handuk kecil yang ia bawa kepada gadis itu, "Lap dulu keringatnya."
Lentera langsung tersenyum bahagia, ah kenapa Dafa jadi so sweet gini sih? Kan hatinya jadi gak kuat.
"Huwaa makasih Daf, peka juga ya kalau gue lagi capek ... Gila badan gue berasa remuk banget ini." Lentera mengelap keringat yang membanjiri lehernya, kening serta wajahnya yang penuh akan keringat karena terlalu bersemangat mengayuh sepeda tadi. Gadis itu terus berceloteh ria mengungkapkan perasaannya yang sangat senang karena Dafa memberikannya handuk.
Mungkin hanya perhatian kecil, namun efeknya luar biasa buat hati dan jantungnya.
"Biasa aja anjir, gini doang capek? Ck, lebay banget deh." Sahut Kevin dengan nada julidnya, lalu dengan jahilnya ia mendekatkan ketiaknya kearah wajah Lentera. Dan lihat saja, Lentera langsung berteriak histeris sambil menutup hidungnya.
"BUSET BAU BANGET!!! JAUH-JAUH DARI GUE!!!"
Kevin yang tak terima akan ucapan dari sahabatnya itu, mulai menjahilinya kembali
Lentera dengan mengapit wajah bulat Lentera didalam ketiaknya. "Resapi dulu baunya Ra, bhahahahah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
RandomKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.