Sesuai janji Antonio, mereka sekeluarga hari ini berangkat menuju Bali sebagai tempat tujuan mereka liburan. Yah meskipun di Indonesia banyak tempat wisata yang menarik dan keren untuk dikunjungi, namun Antonio menjadikan Bali sebagai tempat untuk liburan mereka bulan ini bukan tanpa alasan.
Ia hanya penasaran bagaimana rasanya berlibur disana, karena Antonio belum pernah menginjakkan kakinya di sana. Tahun lalu ia liburan dengan Lentera hanya pergi ke Bandung, karena penasaran dengan suasana disana.
Begitu juga dengan Bali, ia penasaran bagaimana rasanya berlibur disana karena seluruh rekan kerjanya sudah pernah ke sana. Dan Antonio tak ingin ketinggalan juga, ia gamau kalah juga pastinya.
Jam sudah menunjukkan pukul 08 pagi, seluruh barang-barang yang ingin dibawa sudah dimasukkan ke dalam koper kemudian menaruhnya di dalam bagasi mobil.
Dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya, Antonio berdiri sambil bersandar di kap mobilnya; ia berpose memegangi kacamatanya sambil tersenyum lebar.
Gerald yang kembali disuruh menjadi photografer hanya bisa bersabar saja ketika Antonio menyuruhnya memotret laki-laki yang sudah tidak muda lagi itu, sesekali ia mengumpat karena geli juga melihat kelakuan Ayahnya yang sok kegantengan itu.
Heran, bukannya makin tua makin dewasa lah Ayahnya malah makin bobrok. Ada-ada saja,
Hari ini Antonio memilih memakai mobil Rolls Royce Phantom dibanding semua koleksi mobilnya, mobil merk ini adalah salah satu favoritnya diantara semua koleksinya selain Lamborghini berwarna keemasan miliknya.
Tentu saja mobil ini membuat Antonio banyak merogoh uangnya, namun tak apa asal mobil ini bisa menjadi miliknya maka ia relakan saja uang 24 milyarnya demi mobil ini.
Di dalam garasi mobilnya tentu saja Antonio bukan hanya memiliki satu mobil merk ini melainkan ada 2 yakni berwarna merah dan biru malam, dan hari ini ia memilih warna biru malam untuk ia kemudikan.
Jika Antonio memilih mobil merk Rolls Royce Phantom, maka berbeda dengan Lentera. Gadis itu memilih memakai mobil Jeep Rubicon untuk ia kemudikan, pilihannya jatuh pada warna merah.
Barang bawaannya sudah ia masukkan kedalam bagasi, saat ini dirinya sudah siap bepergian tinggal menunggu kedatangan Dafa sekeluarga yang katanya tadi sedang dalam perjalanan.
Lentera sangat bahagia, akhirnya ia bisa liburan ditambah kini Dafa juga ikut serta. Sejak tadi malam, Lentera terus menyunggingkan senyumnya. Senyuman itu terus terpatri dibibirnya, seolah tak pernah luntur.
Pokoknya Lentera bahagia sekali.
"Ra, gue ikut lo aja ya?"
Lentera menaikkan sebelah alisnya menatap bingung Gerald yang datang ke arahnya sambil menenteng tas ransel miliknya.
"Kenapa emangnya?"
Gerald menghela nafasnya dengan gusar, ia menunjuk Antonio. "Males ah, Papa selalu nyuruh gue jadi photografer dia mulu."
Lentera cekikikan, ia berinisiatif mengambil tas ransel milik Gerald setelahnya ia masukkan ke dalam bagasi mobilnya.
"Iya, eh itu Dafa mending lo masuk duluan deh Bang. Ntar Dafa duduk disamping gue."
Gerald mengumpat, laki-laki itu dengan pasrah masuk ke dalam mobil adiknya itu dan duduk di kursi belakang.
Padahal niatnya sih pengen duduk di depan, eh taunya disuruh ke belakang.
Emang adik kurang ajar.
"Mending kita berangkat aja deh, soalnya keluarganya Dafa juga udah datang."
Yang lain mengangguki ucapannya Antonio, Lentera menggendong Resya kemudian membawanya masuk ke dalam mobilnya sedangkan Dafa hanya mengintilinya dibelakang.
![](https://img.wattpad.com/cover/253779597-288-k320937.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
LosoweKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.