Hay, holla, annyeong, hi, apa kabareu?
Udah berapa lama gue hiatus?😂😂
Dahlah, HAPPY READING cinteee😼
"Dijadikan tempat pelampiasan,
Tentu saja aku sudah terbiasa. Namun sayangnya kau tak pernah perduli tentang perasaan yang terselubung di hati ini, kau hanya tau ingin menyakiti ku lebih dalam saja."—haha—
"Maksudnya gimana?"
Telinga Lentera tadi gak salah denger, kan? Dijodohin sama Ayahnya? Woilah, gabisa nolak dong dia ini mah.
Regal tersenyum, ia duduk disamping kakinya Lentera yang tertutup oleh selimut tebal.
"Kata Om Anton, dia bilang anaknya minta dijodohin sama anak rekan kerjanya katanya. Dan Papaku setuju kalau aku dijodohin sama kamu— anaknya Om Anton."
Mulut Lentera terbuka lebar; gadis itu melongo tak percaya. Padahal rasanya kemarin dirinya merengek minta dijodohkan, lalu dengan sekejap pangeran tampan menghampirinya dan mau dijodohkan dengan dirinya?!
Ini mimpi apa bukan, sih?
Kok rasanya kayak bahagia ya?
Lentera mengangguk lucu, ia mengulum bibir bawahnya sambil menatap lembut Regal. "Eumm, umur kamu berapa?"
Regal terkekeh geli, tangannya bergerak secara otomatis mengusap lembut kepalanya Lentera tanpa memperhatikan ekspresi Dafa yang kini seperti orang yang menahan emosi.
"Gausah kaku, santai aja. Umurku udah 24 tahun. Tua ya, buat kamu?" Jawab Regal, laki-laki itu menggulung lengan kemejanya sebatas sikunya.
Lentera menggeleng pelan, matanya terus memperhatikan Regal. Semua gerak-gerik Regal ia perhatikan dengan seksama, ia merasa sangat kagum dengan sosok dihadapannya ini. "Gak terlalu tua banget lah ya, aku boleh manggil kamu ... Mas?"
Dafa tersentak kecil, matanya menatap tajam Lentera tanda minta penjelasan dari mantannya itu namun Lentera tak memperdulikannya malah gadis itu lebih memilih menatap Regal.
"Mas? Boleh kok, eumm gimana sama perjodohan kita? Kamu mau terima?"
Lentera bangun, ia mendudukkan tubuhnya kemudian dengan mata yang tertuju pada manik mata legam Regal yang berwarna hitam pekat.
"Aku? Kan aku yang minta, jadi otomatis ga nolak dong ya?" Lentera tertawa kecil kemudian. "Kalau Mas sendiri? Mau nerima apa nolak?"
Dafa masih bisa bersabar saat ini, pikirannya kalut ketika tahu bahwa Lentera minta dijodohkan dengan anak dari rekan kerja Ayahnya. Dafa tak mau kehilangan Lentera, tidak ada yang boleh memiliki gadis itu selain dirinya.
Tidak ada yang boleh!!
Regal memasang ekspresi pura-pura sedang berpikir, kemudian tersenyum simpul setelahnya.
"Hanya orang bodoh yang nolak apalagi menyia-nyiakan kamu, tentu aku ga nolak."
Lentera terkekeh geli, kedua pipinya merona saat jemari Regal menelusuri pipinya. "Tapi aku baru 18 tahun loh Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
RandomKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.