Hay pa kabar? Udh lama daku tak upd🤓
Happy Reading Cinte, Jangan Lupa VOTEMENNYA
Chap sebelumnya ...
"Gak sayang sih, tapi cinta hehe— EH KAMU NGAPAIN DAF? NANTI JATOH LOH!!"
"Huwahhhh Bunda!! Dafa ambyar!!"
____________________________________
Apa yang terjadi dengan Dafa? Oh hohoho, laki-laki itu jatuh dari ayunan tatkala mendengar pengakuan dari Lentera. Lebay sekali memang, seluruh keluarganya tentu saja menertawakan laki-laki itu seketika.
Tapi yang lebih ketawa puas sih ya si Dila— gadis itu saking ngakaknya sampe guling-guling diatas rumput.
"BHAHAHAHAHHAHAHAH PASTI HATINYA MELEYOT!"
Dila terus tertawa terbahak-bahak tanpa memperdulikan Dafa yang saat ini menatapnya dengan tajam seperti pisau, ugh Dafa malu!!
"Diem gak lo?!" Omel Dafa, laki-laki memasang raut garangnya. Lentera terkekeh geli, menurutnya wajah Dafa ketika marah-marah seperti itu sangat menggemaskan.
"Bangun dulu, ngapain lo duduk disana?" Lentera mengulurkan tangannya. "Bangun dulu, nanti bajunya kotor loh."
Heh.
Dafa mau pingsan aja.
"Mending gendong aku aja, Ra."
Dikasih kayu malah mau keramik.
Ck ck ck ck.
Lentera merengut sebal. "Minta gendong aja sana sama Rio!"
Dafa cengengesan, laki-laki itu bangun kemudian mendudukkan dirinya kembali diatas besi ayunan.
"Kamu bosen ga disini?"
"Dikit sih, tapi agak seru disini" sahut Lentera, gadis itu sibuk merapihkan rambutnya Dila karena gadis itu tadi melepaskan kepangan rambutnya karena merasa risih.
"Mau ikut aku, gak?" Tawar Dafa, laki-laki itu memandangi wajahnya Lentera. Gadis itu selalu bisa membuatnya seperti orang bodoh hanya karena memandangi wajahnya, ah apa dirinya sudah menjadi budak cintanya Lentera? Jika iya, sangat lucu sekali.
"Kemana?"
"Perpustakaan deket taman, tempatnya gak jauh kok dari sini. Mau?"
Sebenarnya sih Lentera malas sekali pergi ke perpustakaan, hey Lentera tuh gasuka sama buku. Terlebih lagi buku pelajaran, hish Lentera sangat membenci benda itu karena ketika dibuka sudah membuat kepalanya pusing tujuh keliling.
Hmmm, agak lebay.
Sedetik kemudian, Lentera mengerjapkan matanya. Gadis itu teringat akan cerita Siska yang mengatakan ada komik keluaran terbaru, ah semoga saja ditempat yang dimaksud Dafa tadi memiliki stok komik itu dan bisa saja kan ia membelinya?
"Yaudah deh, kita pamitan dulu sama keluarga lo."
Dafa mengangguk, ia menggenggam tangannya Lentera dan menyeretnya dengan lembut menuju keluarganya yang masih berkumpul di gazebo mewah milik Rissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
AcakKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.