"Kamu itu rumah saya, mau sejauh apapun saya pergi. Maka tempat kembalinya saya ya kamu"
—SUSU ES GE EM—
Dafa menatap nanar handphonenya; laki-laki itu melempar asal benda itu diatas kasurnya. Kemudian bergegas menuju keluar rumah dengan menggunakan topi serta masker nya.
Ia keluar lewat pintu belakang; sengaja memang agar tidak ada yang tahu kalau ini adalah dirinya.
Ia berjalan santai mencoba untuk tak membuat gerak-gerik mencurigakan agar tak ketahuan, ia memberhentikan taksi kemudian masuk kedalamnya.
"Pak, tolong antarkan saya ke jalan Adira ya?"
Sang sopir taksi mengangguk. "Baik, Mas."
Suasana malam ini sangat mengagumkan bagi beberapa anak muda dijalan Adira; mereka semua sudah berkumpul dan siap mengikuti balap liar yang hadiahnya lumayan besar. Termasuk Lentera, gadis itu datang beserta dengan genk-nya Mandala.
Malam ini penampilan Lentera lumayan cukup menyita perhatian karena gadis itu memakai celana sobek-sobek ketatnya beserta tanktop berwarna maroon dan dilapisi oleh jaket tipis yang gadis itu sampirkan dibahunya.
"Gue mau tampil pertama boleh gak, Man?" Lentera memakai jaketnya karena sedikit risih juga melihat beberapa anak genk lain melihatnya dengan penuh nafsu.
Lentera bergidik ngeri; ia lebih memilih untuk mendekat kearah Mandala. "Gimana? Boleh?"
Mandala mengendikkan bahu dengan acuh. "Terserah lo, btw lawan lo malam ini mantan lo dulu."
Mata gadis itu terlihat melebar. "Mantan? Mantan yang mana?"
Mandala berdecak kesal. "Si Nathan, yaudah sana lo siap-siap. Gue mau ngecek kondisi motor lu biar nanti ga ada kendala apapun."
Yang dilakukan Lentera hanya mengangguk saja; gadis itu mulai bersiap-siap kemudian naik keatas motor sportnya.
"Hay mantan."
Lentera mendengus sebal; hey kenapa juga harus bertemu mantan sih? "Ck, basi lo."
Nathan tertawa terbahak-bahak. "Well gue yakin malam ini gue yang bakalan menang!"
"Gak, pasti gue dong!" Sahut Lentera tak mau kalah.
"Gimana kalau kita bikin kesempatan? Kalau gue menang, lo harus balikan sama gue. Kalau gue kalah, gue bakalan ngelakuin apapun yang lo suruh" tawar Nathan; laki-laki itu menyeringai lebar dibalik helmnya.
"Ya."
Lentera mengangguk saja; gadis itu kemudian memasang helmnya. Ia menghidupkan motornya, matanya fokus kedepan perasaannya campur aduk kali ini. Ia tak berniat untuk menduakan Dafa, ia hanya tak suka jika ditantang makanya Lentera mau saja menerima penawaran dari Nathan.
"Hay mbak pacar, semangat yaaa!!"
Lentera mengangkat pandangannya; gadis itu dengan cepat menoleh kesampingnya dimana ia menemukan seorang laki-laki tinggi dengan memakai masker serta topi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
DiversosKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.