21

58 12 12
                                    

Sesampainya di parkiran, Yamada berkali-kali memanggil Chinen yang melamun di samping pintu mobilnya. Padahal Yamada dan teman-temannya sudah masuk ke dalam mobil.

Yamada memukul-mukul kaca mobilnya dengan cukup keras dari dalam, "woi mau masuk gak?"

"Hah?" Chinen yang kaget reflek membuka pintu belakang mobil, Chinen kaget begitu lihat jok bagian paling belakang mobil Yamada ternyata ada. Kemarin perasaan Chinen belum ada deh jok nya

"Sejak kapan ada jok paling belakang kak?" tanya Chinen bingung

"Oh kemaren baru dipasang, udah buruan sana duduk di paling belakang—sendirian bisa kan? Gak akan muntah kan lo?" -Yamada

"Gak lah, nantang kamu kak?" Chinen buru-buru duduk di jok mobil paling belakang

"Lo beneran gak akan muntah kan Chii? Mau tukeran gak sama gue?" tawar Hika sambil menolehkan kepalanya ke belakang, menatap Chinen. Yamada melihat Hika bertanya seperti itu pada Chinen lewat kaca yang ada di depan mobil

Saat Chinen hendak bersuara, Yamada bersuara duluan. "Biarin aja kali hik, dia bilang tadi gak akan muntah kan? Udah lah"

Persetan dengan Yamada, bilang aja cemburu. Hika yang menyadari nada suara Yamada berubah hanya tersenyum menyeringai. "Menarik", batin Hika

Setelah itu, pak supir melajukan mobilnya. Pertama yang diantar pulang yaitu teman-temannya Yamada, setelah itu baru Chinen. Saat yang lain sudah pulang ke rumahnya, Yamada menyuruh Chinen agar pindah tempat duduk ke jok mobil bagian tengah

"Lo beneran gak mual kan tadi pas duduk di paling belakang?" tanya Yamada tanpa menolehkan kepalanya ke belakang

"Beneran deh aku gapapa, udah biasa duduk di paling belakang" -Chinen

"Oh" ucap Yamada singkat

Sesampainya di rumah Chinen, Chinen buru-buru membuka pintu mobil dan turun dari mobil. Reflek, Yamada ikut turun—takut Chinen kenapa-napa. Lho? Sejak kapan Yamada peduli? Kirain udah lupa caranya peduli

"Lo beneran gak mual? Atau pengen muntah gitu?" tanya Yamada, entah sejak kapan sudah di samping Chinen

"Eh iya serius kak, aku gapapa—cuma agak pusing gak tau kenapa" jawab Chinen sambil memegang kepalanya

"Ayo gue anter lo masuk ke dalem" Yamada memapah Chinen masuk ke dalam rumah, gini-gini juga Yamada punya tanggung jawab sebagai seorang cowok. Chinen kan juga cowok? Ya kan Yamada bertanggung jawab karena dia yang mengantar Chinen pulang

"Permisi, di rumah lo ada siapa jam segini?" tanya Yamada begitu dia udah di dalam rumah dan mendudukan Chinen di sofa

"Biasanya adik aku sih, tapi kayaknya dia masih sekolah" jawab Chinen seadanya, dia mendadak lesu

"Lo gapapa nih gue tinggal?" -Yamada

"Iya gapapa kak, paling bentar lagi adik aku pulang" -Chinen

Yamada sebenarnya agak khawatir sama keadaan Chinen, sejak turun dari mobil Yamada—Chinen mendadak sedikit pucat. Yamada mempunyai ide tiba-tiba

"Lo tunggu sebentar" Yamada sedikit berlari keluar dari rumah Chinen dan dia menuju mobilnya untuk berbicara dengan pak supir

"Ada apa tuan? Tuan Chinen gapapa kan?" -pak supir

"Hm.. pak bisa pulang sekarang gak? Gue kayaknya pulang nanti aja deh jalan kaki, soalnya Chinen tadi agak pucat" jelas Yamada

"Oh baik. Nanti hati-hati di jalan, tuan. Saya pamit dulu" setelah itu pak supir memutar balikkan mobil dan pulang ke rumah Yamada. Setelah kepergian pak supir, Yamada masuk lagi ke dalam rumah dan betapa terkejut Yamada ketika melihat Daiki yang duduk di sebelah Chinen

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang