10

55 10 3
                                    

Setelah kepergian Yamada, Hika mengajak Chinen dan Keito untuk duduk di kursi. Kemudian mereka duduk dan Keito langsung memakan baksonya.

"Kenapa lo bisa numpahin kuah bakso ke baju si Yama?" tanya Hika pada Keito

Keito menghentikan aktivitas makannya, "kan udah gue bilang gak sengaja kak, pas gue balik badan tabrakan deh kita"

"Oh, suara kalian kedengeran sama seisi kantin sih. Gue kira masalah gede, ternyata perkara kuah bakso doang" kata Hika sambil geleng-geleng kepala ngeliat tingkah Yamada dan Keito

"Tuh salahin temen lo yang sensitif itu kak, dikit-dikit marah dikit-dikit emosian" -Keito

"Udahlah lupain aja, tadi kan gak sengaja" kata Chinen menengahi perdebatan Hika dan Keito

"Lo juga Chii, kalo lo suka sama kak Yama jangan diketarain dong sukanya" Keito menunjuk muka Chinen dengan dagunya

"Gue setuju sama Keito, Chii" -Hika

"Bukan kita ngelarang lo suka sama Yama, tapi soal beliin Yama baju kan pasti mahal. Bukannya gue menghina lo atau gimana ya? Emangnya duit lo cukup Chii?" sambung Hika

Chinen mengangguk paham, "gue ada uang kok kalo beli seragam sekolah, kak"

"Yaudah kalo gitu, lo gak makan Chii?" -Hika

Chinen menggeleng, "gak, gue udah biasa gak makan" Hika hanya membulatkan bibirnya membentuk 'oh' sebagai jawaban

"Lo gak masuk ke kelas kak? Ntar temen lo itu nyariin" tanya Keito yang baru saja selesai memakan baksonya

Hika buru-buru bangkit dari duduk, "eh iya, gue ke kelas dulu ya adik-adik"

"Halah geli banget lo kak, hahaha" sahut Chinen dan Keito sambil tertawa, Hika ikut tertawa. Kemudian Hika berjalan menuju ke kelas

———

Yamada dan Yabu masuk ke dalam uks, tanpa Yuto. Karena Yuto tadi memilih masuk kelas, soalnya kan ada Yabu yang mengobati luka Yamada.

"Sana lo duduk, nyari masalah mulu sih lo yam" suruh Yabu sambil mengambil kotak obat, Yamada duduk di kasur

"Apaan sih? Dia duluan yang nabrak gue" jawab Yamada tak mau kalah

Yabu duduk di kursi samping kasur dan menyodorkan obat pada Yamada

"Obatin gue nyet, ini gimana caranya gue tau letak lukanya?" tanya Yamada emosi, kemudian Yabu mengambil kotak obat tersebut dan mengobati luka Yamada dengan kasar.

"Sakit bangsat, pelan-pelan" -Yamada

"Ah bacot banget sih lo luka dikit doang, biasanya sampe babak belur" -Yabu

Yamada menoyor kepala Yabu, "yaelah tinggal obatin doang"

Gak lama Yabu pun selesai mengobati luka Yamada, lalu menyimpan kotak obat di tempatnya lagi

"Eh yam, lo serius ngebiarin si Chinen beliin baju buat lo?" tanya Yabu penasaran

"Hah Chinen? Siapa tuh?" tanya Yamada bingung

"Yaelah, itu lho yang lo bilang anak nyebelin" jawab Yabu greget

"Oh, kok lo tau nama dia?" -Yamada

"Banyak nanya anjir, gue tau dari Hika. Udah buruan jawab pertanyaan gue tadi" Yabu

"Oh biarin aja lah, orang tadi dia yang menawarkan diri" jawab Yamada sambil mengangkat bahunya acuh tak acuh

"Ya lo tanya kek dia ada duit apa kagak" -Yabu

"Ngapain gue nanya-nanya, gak ada kerjaan banget gue nanya gituan" kata Yamada sambil bangkit dari duduknya

"Lo gak berperasaan banget sih, awas ya kalo ucapan lo itu malah jadi karma buat diri lo sendiri" -Yabu

Yamada tertawa menyepelekan, "karma? Percaya lo sama yang begituan? Udahlah lagian karma is not real"

"Terserah, udah lah mending kita ke kelas" Yabu dan Yamada pun masuk ke kelas

———

Setelah dari kantin, Chinen dan Keito masuk ke kelas. Namun daritadi Chinen diam saja, memikirkan bagaimana cara minta uang ke bunda buat beli seragam baru Yamada

"Chii lo diem aja, kenapa? Mikirin apaan? Kak Yama lagi?" tanya Keito penasaran

"Hah? Bukan, emangnya hidup gue isinya kak Yama doang?" -Chinen

"Lho kan iya? Sebagian hidup lo kan isinya dia" -Keito

Chinen nyengir, "ya lo gak salah, tapi gue gak lagi mikirin itu"

"Terus? Oh soal yang baju itu ya? Lo gak ada duit?" tanya Keito

"Gue emang gak punya, tapi bunda kan punya. Tapi gue bingung gimana cara mintanya, gue gak pernah minta duit" jawab Chinen sambil masih mikir

"Gampang sih sebenernya, lo tinggal bilang kalo lo mau beli suatu barang" -Keito

"Kok gue gak kepikiran gitu ya? Makasih btw" -Chinen

"Sama-sama, yang ada di pikiran lo kak Yama mulu sih. Sampe bosen gue" kata Keito, Chinen hanya nyengir

———

Jam pulang sekolah tiba, Yamada dan kawan-kawan keluar dari kelas. Tidak lupa teman-teman Yamada disuruh membawa kresek-kresek berisi makanan dari fans Yamada

"Ini lo bawa sendiri aja kenapa sih yam? Kita bukan babu lo" kata Hika dengan nada ketus

"Yaelah, kalian temen gue bukan? Bawain kek, pegel tangan gue" -Yamada

"Lo pegel ngapain bangsat?" tanya Yuto yang ikutan kesal

"Kalian gak liat nih pipi gue masih luka? Sakit anjir" jawab Yamada sambil menunjuk lukanya

"Halah, kan yang bawa barang tuh tangan lo, bukan pipi lo. Gimana sih? Gak masuk akal banget" kata Yabu sambil memasukkan barang ke dalam mobil Yamada. Btw, mereka udah sampai di parkiran dan ini mereka sedang memasukkan kresek tersebut ke dalam mobil

"Nyut-nyutan anjir, dia nonjoknya sampe ke tulang pipi gue bangsat" -Yamada

"Iya iya bacot, ini kita udah masukin semua ke mobil lo" -Yabu

"Iye makasih, udah sana kalian masuk mobil dulu. Gue mau nyusun kresek-kresek ini dulu" suruh Yamada sambil membuka pintu belakang mobil, kemudian mereka masuk ke mobil kecuali Yamada. Lalu menyusun kresek-kresek tersebut di bagasi mobil










"Nantinya ucapan lo itu bakal jadi
karma buat diri lo sendiri"

—Hate to Love

———

To Be Continue

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang