05

68 12 2
                                    

Beberapa jam kemudian bel pulang sekolah berbunyi, seperti biasa semua murid keluar dari kelasnya—termasuk Chinen dan Keito

"Ha~ pelajaran fisika emang selalu bikin otak gue kebakar" ucap Keito yang saat ini sedang merenggangkan tubuhnya

"Halah lebay amat lo" Chinen ketawa kecil. Well, Chinen dari kecil emang pinter banget—jadi semua pelajaran masuk ke dalam otaknya. Masalah pelajaran sih pinter, soal cinta-cintaan? Hell no! Bego banget malah

"Ye lo mah kan otaknya keturunan Albert Einstein" Chinen cuma nyengir mendengar ucapan Keito. Mereka pun jalan menyusuri lorong sekolah yang mulai sepi, kalau di film horror sih ini saat yang menyeramkan—tapi ini kan bukan film horror haha

"Eh soal makanan lo yang dibuang itu, lo gapapa chii?" tanya Keito

Chinen menggeleng, "pastilah gue kecewa banget, tapi kan semua butuh proses ket—gak langsung diterima gitu aja. Apalagi kan dia orangnya agak gimana gitu"

Keito setuju, "iya sih, yaudah good luck. Btw lo udah tau nama crush lo itu kan?"

"Kalo gak salah tuh Yamada Ryosuke, ya kan?" tanya Chinen meyakinkan ucapannya

"Gue juga dengernya gitu sih" -Keito

"Gimana kalo gue lagi sama dia manggilnya aku-kamu? Biar lebih lucu gitu, ya bodo amat sih kalo dia manggilnya gue-lo" tanya Chinen—Keito mengangguk setuju

"Gue pulang duluan ya chii, bye!" pamit Keito sambil berlari menjauh dari Chinen—dia juga sempat melambaikan tangannya pada Chinen. Chinen membalas lambaian tangan tersebut

Chinen kembali berjalan menyusuri lorong sekolah, masih ada murid yang belum pulang. Chinen mengiraukannya dan terus berjalan, dia pun akhirnya sampai di depan gerbang

Saat Chinen sedang mengirim pesan pada Daiki di handphone, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara klakson motor. Karena kaget, Chinen buru-buru menggeser badannya. Chinen heran, kan di sebelahnya masih luas banget buat dilewatin

"Jangan ngehalangin jalan" ucap orang itu, sepertinya Chinen kenal. Chinen menoleh ke samping, ternyata benar—itu Yamada

Chinen kaget, "e-eh iya sorry kak"

"Lo lagi. Emang dasar lo itu pengganggu" ucapan Yamada berhasil membuat hati Chinen merasakan sesak, tapi Chinen masih berani bersuara

"Aku kan udah minta maaf tadi kak, lagian di sebelah sana masih luas" kata Chinen dengan nada sedikit dinaikan—Chinen sudah lumayan berani

"Siapa lo ngatur-ngatur gue? Mama gue juga bukan lo" setelah ngomong gitu, Yamada melajukan motornya dan pulang ke rumahnya

Tak lama Daiki dateng menjemput Chinen, kemudian mereka berdua pulang ke rumah

"Kita pulang" sapa Chinen dan Daiki begitu sampai di rumah. Rumahnya sepi, mungkin bunda sedang ada arisan dengan temannya

"Dek lo laper gak?" tanya Chinen sambil melepaskan sepatunya

"Sedikit, ntar kita order makanan aja" -Daiki

Chinen mendaratkan pantatnya di sofa dan menyenderkan punggungnya. Daiki duduk di sebelah Chinen, memeluk pinggang sang kakak dari samping

Chinen mencium pipi Daiki, ini normal kok buat status mereka yang adik-kakak—walaupun bukan adik-kakak kandung

"Dih apaan coba cium-cium? Nih cium bantal aja" kata Daiki sambil melempar bantal sofa tepat di muka Chinen

Chinen membalas dengan melempar bantal, "nih rasain yang gue rasain haha"

Mereka pun malah perang bantal, setelah itu mereka kecapean dan akhirnya udahan deh.

"Udah ah cape gue, order makanan dulu gue ya kak?" tanya Daiki sambil membuka aplikasi go-food di handphonenya

"Iya, order yang banyak ya" jawab Chinen sambil berjalan menuju dapur, mau minum soalnya haus

Daiki selesai mengorder makanan, tinggal menunggu makanan itu datang. Gak lama makanannya datang, mereka berdua pun makan bersama

"Eh kak tau gak? Di kelas gue ada murid baru, terus dia tuh cantik banget gila" kata Daiki menceritakan kejadian di kelasnya tadi. Well, Daiki milih buat move on dari kakak tirinya dan beralih buat pdkt sama cewek yang katanya cantik itu

"Tumben ngomongin temen lo, jangan jangan.." goda Chinen yang berhasil buat Daiki malu-malu monyet—kucing udah biasa soalnya

"Gue kayaknya suka sama dia, doain gue ya supaya pdkt nya lancar" -Daiki

Chinen mengacungkan jempolnya, "good luck, adik gue kan mukanya lumayan—siapa tau cewek itu terpikat sama lo" Chinen buru-buru lari ke kamarnya, takut digebukin Daiki. Btw, mereka berdua baru aja selesai makan

Daiki menggelengkan kepalanya melihat tingkah kakak tirinya itu. Chinen yang baru masuk kamar langsung loncat ke kasurnya, btw Chinen tuh tim rebahan, sekalinya nempel kasur auto nyaman—sama kayak aku.

Chinen masih memikirkan apa yang mau dia kasih ke Yamada. Dan sialnya Chinen kehabisan ide, udah gak bisa mikir otaknya soal beginian tuh. Tadinya Chinen mau ngechat Keito, tapi takut ngerepotin. Chinen mondar-mandir di depan kasurnya, masih berusaha mikir. Akhirnya Chinen ketemu ide

"Gimana kalo gue bikin coklat aja?" gumam Chinen, Chinen langsung berlari keluar kamar dan pergi ke dapur

Daiki yang sedang nonton tv kaget melihat Chinen berlari ke arah dapur

"Kak lu ngapain lari-lari anjir?" tanya Daiki sambil elus-elus dada melihat tingkah Chinen

Chinen nyengir, "mau bikin kue buat temen hehe" ini sebenernya cuma alasan Chinen dan Daiki malaj percaya, dia lanjut nonton tv nya

Chinen membuka google dan melihat tutorial membuat coklatnya, lalu ketemu. Chinen memakai celemek dan mulai membuat coklat itu, tenang aja.. bahan-bahannya udah ada, semoga rasanya enak

"Akhirnya selesai" pekik Chinen sambil melepas celemek yang dipakainya

"Dek dek, sini deh" suruh Chinen pada Daiki dan Daiki buru-buru menghampiri Chinen

"Apa sih kak? Ganggu aja" -Daiki

Chinen menyodorkan satu buah coklat, "nih cobain, enak gak?"

Daiki dengan ragu-ragu memakan coklat tersebut, tapi ternyata rasanya seenak itu

"Enak" -Daiki

"Yang bener? Syukurlah" Chinen senyum bahagia sambil menghela nafasnya lega

"Yaudah gue balik nonton lagi" Daiki kembali ke sofa buat nonton tv

Chinen bahagia banget ternyata coklat buatannya enak, Chinen pun menaruh coklat tersebut di kulkas. Setelah itu Chinen kembali ke kamar










———

To Be Continued

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang