23

60 11 8
                                    

Yamada mendorong tubuh Chinen ke dinding dan menghimpitnya dengan kedua tangannya yang berada di samping kepala Chinen. Yamada menatap tajam mata Chinen, namun Chinen memejamkan matanya—terlalu takut menatap mata tajam Yamada

"Buka mata lo" suruh Yamada.

Chinen menggeleng cepat, "nggak mau"

"Gue bilang buka mata lo bangsat!" Yamada menonjok dinding oleh tangan kanannya, sontak membuat Chinen membuka matanya. Tapi, mata Chinen mendadak mengeluarkan air mata. 'Air mata bangsat' -batin Chinen

"Ma-maaf kak, sumpah bukan aku yang bikin poster itu" kata Chinen dengan suara khas orang nangis. Yamada yang emang dasarnya gak punya rasa kasian, bodo amat sama Chinen yang nangis

"Punya bukti apa lo?" tanya Yamada dengan nada suara santai tapi penuh amarah

"Kakak bisa tanya adik aku, hiks" mata Chinen makin berkunang-kunang karena air mata yang keluar

Yamada yang hampir melayangkan tonjokkan, buru-buru dicegah Yabu dan Hika yang baru saja datang entah dari mana.

"Jangan yam, kasian" kata Hika sambil me-rileks-kan Yamada yang direndam emosi

"Hik, lo jagain si Chinen ya? Gue mau ceramahin nih makhluk" Yabu mendorong pundak Yamada menjauh dari Chinen

Chinen hampir jatuh dari tempatnya berdiri, Hika reflek membenarkan posisi berdiri Chinen. Takut-takut kalo Chinen pingsan, yang disalahin malah Hika

"Lo gapapa Chii?" tanya Hika sambil memegang kedua pundak Chinen dan memapahnya untuk duduk di bangku

"Gapapa kok kak, makasih" Chinen duduk pelan di kursi sambil memegang dadanya, menetralkan detak jantung yang tadinya berpacu cepat akibat amarah Yamada

"Lo mau minum? Bentar gue beliin" Hika buru-buru berlari ke kantin untuk membeli minum

Sedangkan Yabu, dia bener-bener menceramahi Yamada habis-habisan. Setiap Yamada berantem sama orang-orang, lagi-lagi Yabu yang harus menceramahi Yamada sampai mampus

"Denger gak sih lo gue ngomong daritadi?" tanya Yabu sambil memijit keningnya. Pusing sama kelakuan Yamada

"Gue gak budek" -Yamada

"Ah males gue ceramahin lo mulu, kapan sih lo mau berubah yam?" tanya Yabu pasrah, ingin sekali Yabu mencekik leher Yamada

"Siapa suruh lo ceramah? Udah ah gue mau ke kelas, tatapan orang-orang makin gak enak sama gue" kata Yamada sambil berjalan santai ke arah kelasnya

"Anjing" umpat Yabu dalam hati. Setelah itu dia tarik nafas dalam-dalam, heran dia sama jalan pikiran temennya itu. Yabu memutuskan untuk kembali ke tempat Hika dan Chinen

"Mana Hika, Chii?" tanya Yabu begitu duduk di samping Chinen. Chinen yang kaget, langsung menggeser tempat duduknya tentu saja

"Oh lagi beliin gue minum kak, tapi lama juga ya gak balik-balik. Kak Yama gimana kak?" -Chinen

"Ah udah lah males gue sama itu anak, diceramahin sama gue gak mempan. Gue temennya aja gak ngerti jalan pikirannya" Yabu menghela nafasnya kasar

Yabu menatap Chinen yang sepertinya merasa bersalah, "ini bukan salah lo kok, gue tau bukan lo yang bikin poster itu"

"Eh iya kak, gue cuma kaget tadi. Tangan gue sampe gak bisa berhenti gemeter" kata Chinen sambil sedikit ketawa

"Bener-bener dah itu anak, gak ngerti lagi gue. Bisa-bisanya lo suka sama dia Chii" -Yabu

"Gak tau juga gue kak, rasa suka muncul dengan sendirinya" -Chinen

"Bener Chii. Eh itu si Hika. Ngomong-ngomong tentang Hika, dia kayaknya suka deh sama lo" kata Yabu dengan senyum tipisnya. Padahal cuma senyum tipis, mata Yabu udah hilang aja tuh—menyipit maksudnya

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang