22

70 12 12
                                    

Di tempat lain, tepatnya di rumah kediaman keluarga Nakajima. Seperti biasa, rumah mewah tetapi hanya diisi oleh sepasang adik dan kakak. Kemana orang tua mereka? Jangan tanya, yang pasti mereka sibuk kerja. Maklum saja lah, karena Tuan dan Nyonya Nakajima pemilih salah satu perusahan terbesar di Jakarta. Salah satu alasan Yuto berteman baik dengan Yamada juga karena perusahaan orang tua mereka

Saat ini Yuto dan adiknya—Kento, sedang sibuk dengan kesibukan masing-masing. Yuto sedang di kamarnya, begitu juga dengan Kento. Kento saat ini sedang sibuk mempersiapkan poster Yamada dan Chinen, serta memikirkan bagaimana dia akan menulis rumor tentang keduanya.

"Ah gimana sih kata-katanya? Masa gue harus tanya kak Yuto? Gak lucu banget kalo ketauan" gumam Kento sambil mengacak-acak rambutnya kesal.

Kalian pasti penasaran kan kenapa Kento mau membuat rumor tentang Yamada dan Chinen? Jawabannya simple, Kento iri sama Yamada karena populer di sekolahnya. Lalu kenapa melibatkan Chinen? Ya karena Kento mau memanfaatkan Chinen sebagai awal dari rumor tersebut. Katakan Kento pengecut.

"Ah gue tau! Pinter juga gue kalo soal beginian" pekik Kento, setelah itu dia menuliskan rumornya di bawah foto Yamada dan Chinen. Kento orang gila memang.

Yuto terganggu dengan kamar adiknya mulai berbunyi gedebuk gedebuk. Yuto awalnya memaklumi karena memang setiap hari kamar Kento berisik, tapi lama kelamaan suaranya tak kunjung hilang. Karena penasaran, Yuto masuk ke kamar adiknya tanpa mengetuk terlebih dahulu—beruntung kamar mereka bersebelahan.

"Woi dek lo lagi ngapain sih? Berisik banget" tanya Yuto begitu sampai di dalam kamar Kento. Kento yang menyadari Yuto ada di dalam kamarnya buru-buru membereskan poster dan beberapa peralatan menulis.

"Eh nggak ini.. gak lagi ngapa-ngapain kok apaan sih kak? Ngagetin aja" -Kento

"Hayo lagi ngapain? Tadi gue ngeliat poster gitu deh" -Yuto

Kento merentangkan tangannya di depan muka Yuto, "gak! Seriusan gak ada deh kak, udah sana balik ke kamar"

"Dih yaudah, jangan berisik maka nya. Ganggu aja" kata Yuto sambil keluar dari kamar Kento dan balik ke kamarnya

"Huh! Untung aja, kalo sampe ketauan bisa mampus gue" -Kento

———

Hari sudah berganti jadi sore, begitu juga langit yang perlahan menghitam. Namun Yamada masih setia di rumah Chinen, entah apa yang sedang ditunggunya

"Kak, lo kapan pulang? Kan udah gue bilang biar gue yang jagain kak Chinen, lagian bentar lagi bunda gue pulang" kata Daiki sambil menarik-narik tangan Yamada supaya keluar dari rumahnya. Bukan bermaksud mengusir, hanya saja Daiki merasa tidak enak pada Yamada

"Ya justru itu, gue mau nungguin sampe bunda lo pulang. Gue mau minta maaf karena udah bikin anaknya sakit" Yamada menepis pelan tangan Daiki

"Kak, pulang aja. Aku udah agak mendingan kok, biar nanti aku aja yang sampaikan maaf kak Yama ke bunda. Makasih banyak ya kak udah ngerawat gue" -Chinen

"Lo beneran udah mendingan kan?" tanya Yamada memastikan, Chinen hanya mengangguk sebagai jawaban

"Yaudah gue pulang, sampaikan maaf dan salam gue ke bunda kalian ya" Yamada bangkit dari duduknya, tadi dia sempat mengelus rambut Chinen sekilas—membuat pipi Chinen sedikit memerah

"Cepet sembuh" kata Yamada pelan, setelah itu dia pamit ke Daiki dan pergi pulang. Tentu saja Yamada tidak meminta pak supir menjemputnya, dia jalan kaki—lumayan mengurangi populasi udara

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang