33

61 9 1
                                    

Chinen pov.

Selama perjalanan ke tempat tujuan, gue sama kak Yama sama-sama diam—gak ada yang memulai pembicaraan. Gue maklumi lah karena gue sendiri pun masih terngiang kejadian kemarin.

Gue yakin yang gue lakukan kemarin gak salah, karena ya gue juga gak mau kak Yama terlalu banyak kasih harapan ke gue dengan tindakan dan sikap yang dia kasih ke gue. Maka dari itu gue mutusin buat sedikit jaga jarak sama dia, gue mau coba lihat reaksi kak Yama.

"Chinen, kalo lo masih merasa gue ngasih lo harapan kasih tau gue. Biar gue gak salah bertindak dan bersikap" jelas kak Yama sambil menoleh ke arah gue

"Itu... sebenernya ngga juga sih, paling tadi pas buka pintu mobil" sahut gue sambil menunduk, gak berani buat liat mukanya

"Oh itu juga termasuk? Ya udah maaf, gue gak akan gitu lagi" -kak Yama

Entah kenapa ucapan kak Yama barusan membuat hati gue gak nyaman. Gue merasa kalo perlakuan kak Yama ke gue bakal berubah kayak dulu lagi, kak Yama yang hobi mukul, kak Yama yang hobi bentak, gue gak mau itu terjadi. Tapi kemaren gue yang bilang sendiri kalo gue gak mau dikasih harapan sama kak Yama, ah gak tau deh

Gue membuka tas ransel gue dengan kesal, lalu menempelkan AirPods gue ke telinga dan menyalakan lagu dengan volume keras. Bodo amat gue budek

———

15 menit perjalanan, akhirnya gue dan kak Yama sampai di tempat tujuan. Pandangan gue teralihkan pada kak Yama yang sedang membuka pintu mobil, dengan buru-buru gue keluar dari mobil juga—tapi gue gak melepas AirPods yang masih menempel di telinga.

Setelah gue keluar dari mobil mata gue fokus membaca nama agensi model yang ada di depan gue.

"Star Entertainment?" gumam gue, mungkin masih terdengar oleh kak Yama yang entah sejak kapan berdiri di sebelah gue. Reflek gue menoleh ke samping

"Gimana menurut lo? Bagus kan? Rekomendasi mami gue emang gak pernah salah, yuk masuk" kata kak Yama menyombongkan diri, lalu dia berjalan masuk ke gedung entertainment tersebut—diikut gue yang berjalan sedikit cepat karena tertinggal

Chinen pov end.

Chinen dan Yamada sudah menginjakkan kaki di lobby gedung Star Entertainment, banyak orang berlalu-lalang di sekitar lobby. Chinen sampai kebingungan karena saking banyaknya orang, apalagi tinggi badan mereka yang tinggi-tinggi.

Chinen jadi gak percaya diri kalau dirinya akan masuk nominasi menjadi model, walau dia tau kalo Yamada juga tinggi badannya gak jauh beda dengan dirinya. Yamada tidak terlalu peduli soal tinggi badan, karena menurutnya itu gak menjamin dia menjadi model.

"Kak Yama gak minder gitu sama orang-orang itu? Mereka tinggi-tinggi lho" tanya Chinen sambil menoleh pada Yamada, masih dengan AirPods yang menempel di telinganya—namun dengan volume lagu yang diperkecil

"Ngapain minder? Lo minder? Ya emang sih lo pendek" jawab Yamada sambil menatap badan Chinen dari atas sampai bawah. Chinen memukul keras lengan kekar Yamada

"Apa sih pukul-pukul? Kenyataan kok" -Yamada

Chinen berdecak sebal, dia kembali menaikkan volum lagu yang ada di AirPods-nya. Tak lama dua orang berjas hitam menghampiri Yamada dan Chinen, sepertinya itu Tuan dan Nyonya Yamada

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang