35

48 8 2
                                    

Kalo kemarin senin, sudah pasti sekarang hari selasa, gak mungkin juga tiba-tiba hari rabu. Harus bertahap dong, begitu juga kisah cintanya Chinen. Gak bisa dong tiba-tiba dia mendapatkan apa yang dia mau, hatinya Yamada contohnya

Alarm ponsel Chinen berbunyi pukul 06.00. Tapi suara menggelegar bunda mengalahkan suara alarm ponselnya, sehingga Chinen jatuh dari kasurnya yang membuat pantatnya harus berciuman dengan lantai

"Aduh.. RIP telinga gue, kenapa sih suara bunda ngalahin toa masjid? Lagian ini masih jam 6, sekolah aja masuknya jam 7" Chinen misuh-misuh sambil bangkit dari jatuhnya lalu mengelus-elus pantat mulusnya yang sedikit sakit akibat jatuh

Chinen merapihkan kasurnya dengan tidak niat, membuka gorden kamar dengan kasar, dan mengeluarkan seragam sekolah dari lemari dengan tidak santai. Kalo diibaratkan dengan wanita sih Chinen ini sedang PMS. Marah-marah mulu

Bunda mengetuk-ngetuk pintu kamar Chinen, membuat sang empu membuka pintu kamar dengan kedua alis yang berkerut

"Selamat pagi anak bunda yang ganteng! Astaga Tuhan! Kenapa mukamu ditekuk begitu?" pekik bunda sambil meraba-raba wajah imut anaknya

"Ini baru jam 6, tapi bunda udah bangunin aku. Jadi... Chii tidur lagi ya? Dadah!" Chinen buru-buru lari ke kasur tapi bunda buru-buru menahan tangannya

"Eits, anak bunda yang ganteng mau kemana? Mandi cepetan!" suruh bunda sambil mendorong punggung Chinen ke depan pintu kamar mandi dengan tatapan tajam

"Iya ah ini mandi!" -Chinen

Setelah itu Chinen buru-buru mandi, takut bunda tiba-tiba mukul dia kan gak lucu. 20 menit Chinen selesai mandi dan bersiap pergi ke selolah, sekarang dia sedang berjalan menuju ruang makan

"Pagi bunda, pagi Daiki" sapa Chinen sambil menaruh tasnya di kursi

"Pagi juga nak, ayo buruan sarapan" sahut bunda sambil menaruh piring berisi roti dan susu untuk sarapan Chinen dan Daiki

"Bunda! Daiki punya pacar" pekik Chinen saat dia tak sengaja melihat ponsel Daiki yang sedang berchattingan dengan seseorang

"Hah? Sembarangan!" Daiki buru-buru memukul pelan kepala Chinen

"Idih, orang gue liat lo lagi chatan sama orang trus panggilannya sayang-sayangan" -Chinen

"Y-ya itu kan bisa jadi temen gue, jangan sok tau gitu" -Daiki

Bunda mengibas-ngibaskan tangannya untuk melerai Chinen dan Daiki, "udah udah, cepet sarapan dulu nanti telat lho"

"Cih!" -Chinen

Setelah itu mereka kembali memakan sarapan mereka masing-masing. Dirasa cukup kenyang, Chinen menaruh piring bekas makanan di tempat cucian

"Eh kak, lo jangan kasih tau bunda anjir. Nanti gue diceramahin" bisik Daiki yang entah sejak kapan ada di belakang Chinen

"Anjing, eh! Ngapain lo disitu? Bikin kaget aja" Chinen mengelus dadanya yang sempat berhenti bekerja karena terkejut

"Eh Chinen Yuri, ucapan dijaga. Bunda gak pernah ajarin kayak gitu" tegur bunda sambil merapikan meja makan

"Iya bunda maaf" -Chinen

"Eh kak dengerin gue ngomong ngapa! Jangan kasih tau bunda" bisik Daiki sambil memukul pelan lengan kakak tirinya

"Aduh sakit, iya iya gak gue kasih tau. Udah ah gue mau pergi ke sekolah, pergi dulu ya bunda? Bye bye, love you" pamit Chinen sambil mendekati bundanya dan mencium pipi kirinya. Lalu Chinen menarik tasnya dan keluar dari rumah

———

Chinen memakai sepatunya tepat di depan pintu rumah, lalu berjalan keluar melewati pagar rumah. Namun suara seseorang menghentikan langkahnya

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang