13

60 9 4
                                    

Chinen buru-buru berjalan menghampiri Yamada yang saat ini sedang berjalan menuju kelasnya. Chinen memberanikan dirinya menahan tangan Yamada, membuat sang empunya berhenti berjalan.

Yamada menoleh dengan tatapan dinginnya, "apaan sih lo? Mau ngapain lagi hah?"

"So-sorry, tapi kata pak Satpam kak Yama sama aku harus dihukum barengan" jawab Chinen gugup, takut dimarahin Yamada

Yamada menepis kasar tangan Chinen, "ck! Nyusahin aja sih. Emang dihukum apaan sih?"

"Gak tau, tanya aja sama bapaknya" -Chinen

Yamada berdecak, "lo sana gih yang tanya"

"Kok aku sih kak?" tanya Chinen sambil memajukan bibirnya

"Gak usah sok imut deh, udah buruan sana biar cepet selesai hukumannya" Yamada mendorong badan Chinen agak keras, sampai Chinen berada di sebelah pak Satpam

"Permisi pak, kita berdua dihukum apa ya pak?" tanya Chinen sambil menepuk lengan pak Satpam

"Oh kalian bersihin toilet aja sampe jam istirahat" jawab pak Satpam

"Oke baik pak" Chinen menghampiri Yamada lagi

"Katanya disuruh bersihin toilet sampe jam istirahat" -Chinen

Yamada melotot, "sampe jam istirahat? Yang bener aja?!"

"Ya mana aku tau, kata bapaknya begitu tadi. Udahlah kerjain aja, kak Yama yang bilang biar cepet selesai tadi" Chinen memberanikan diri menarik tangan Yamada masuk ke dalam toilet. Sesampainya di toilet, Yamada langsung melepas paksa tangan Chinen

"Males ah gue, lo aja yang bersihin" kata Yamada sambil mendorong Chinen ke depan salah satu bilik toilet. Saat ini Yamada terlihat seperti seorang pembully di mata Chinen

"Lho? Namanya hukuman bersama ya harus dikerjain bersama dong kak" -Chinen

"Lo kok bawel gini sih? Awal-awal kita kenal aja lo pendiem, gue kira lo bisu" Yamada menyenderkan punggungnya ke dinding toilet

"Ya mana aku tau, udahlah kak ayo bantuin aku" rengek Chinen. Namun dimata Yamada bukannya imut, malah menjengkelkan—seperti anak kecil. Ah aku ikutan kesel deh sama yama, ntar pas udah bucin malah dipuji-puji si chinen :(

"Ih kok diem aja sih? Aku bilangin guru aja deh" kata Chinen sambil ancang-ancang keluar dari toilet, Yamada buru-buru menahan lengan Chinen

"Heh berani-beraninya lo bilangin ke guru" Yamada mendorong Chinen ke dinding, membuat Chinen meringis pelan. Yamada mengapit Chinen di dinding dengan kedua tangannya

"Aw sakit" ringis Chinen pelan

"Gak usah lebay deh lo, cowok bukan?" pertanyaan Yamada berhasil membuat mata Chinen berkaca-kaca, lalu Chinen memberanikan diri menatap mata Yamada

Yamada mencengkram dagu Chinen, "apa lo? Masih berani sama gue?"

"Ngga ngga, lepasin aku. Sakit kak" air mata Chinen berhasil lolos dari matanya

Yamada menarik kasar tangannya dari dagu Chinen, lalu menjatuhkan Chinen ke lantai.

"Gak usah banyak gaya maka nya" kata Yamada sambil mengambil peralatan bersih-bersih toilet

Chinen menangis dalam diam. Perilaku dan perkataan Yamada barusan benar-benar membuat Chinen kepikiran.

"Buruan deh bantuin gue, digituin doang nangis. Lemah amat lo jadi cowok" -Yamada

Chinen berjalan mengambil peralatan bersih-bersih toilet dengan tubuh yang masih lemas. Chinen dan Yamada pun mulai membersihkan toilet.

———

Sekarang jam sudah menunjukan pukul 08.45, yang artinya sudah jam istirahat. Chinen keluar dari toilet dengan langkah gontai

"Woi anak nyebelin" teriak Yamada pada Chinen. Namun Chinen menghiraukannya, karena dia lagi melamun sambil jalan ke kelas

"Ck! Bener-bener deh" Yamada berlari menuju Chinen. Sekarang posisi mereka berjalan beriringan, namun Chinen tidak sadar karena masih melamun

"Woi! Malah melamun, daritadi gue panggilin" -Yamada

"Hah? Oh ada apa kak?" tanya Chinen sambil berusaha senyum, walau sebenarnya hati dan pikirannya sedang sangat sangat tidak baik

"Soal kejadian tadi.. lo jangan kasih tau siapa-siapa ya? Bisa jelek reputasi gue di sekolah ini. Oh satu lagi, kalo sampe lo ketauan ngasih tau orang-orang.. lo bakal tau akibatnya" ancam Yamada sambil berjalan masuk ke kelasnya. Chinen saat ini ingin menangis sejadi-jadinya, kenapa sikap Yamada padanya semakin hari semakin membuat Chinen sakit hati? Bisakah Chinen bertahan? Entahlah.

Chinen masuk ke dalam kelas dengan keadaan kacau, dia buru-buru duduk di kursinya. Untung aja tempat duduk Chinen di pojok belakang. Keito yang melihat kedatangan Chinen buru-buru mendekati Chinen

"Chii lo telat? Ahaha kasian kan lo di hukum" kata Keito sambil ketawa, dia belum menyadari keadaan Chinen saat ini. Namun tak lama Keito menyadarinya

"Lho Chii? Lo nangis?" tanya Keito panik, dia buru-buru duduk di kursi sebelah Chinen

"Lo kenapa? Kok berantakan gini? Nangis pula" tanya Keito, namun Chinen diam saja. Chinen malah menubruk tubuh Keito, Chinen memeluk erat tubuh Keito

Keito membalas pelukan tersebut dan mengelus-elus punggung Chinen, memberi ketenangan. Chinen menangis sejadi-jadinya di dada Keito. Dari tangisan Chinen saat ini, Keito tau pasti itu karena Yamada

Keito memegang kedua pundak Chinen dan mendorongnya sedikit menjauh

"Chii lo kenapa nangis? Kasih tau gue" -Keito

Chinen menggeleng cepat, Keito menyadari saat ini Chinen terlihat ketakutan. Keito bingung kok Chinen sampai ketakutan gini. Pasti ada apa-apanya diantara Yamada dan Chinen

"Kasih tau gue Chii, lo tadi telat bareng sama kak Yama kan? Terus kalian di hukum bareng?" Keito melontarkan banyak pertanyaan ke Chinen, seperti ibu yang mengintrogasi anaknya haha

Chinen menghapus kedua air matanya, lalu mulai menceritakan kejadian yang dia alami di toilet tadi. Setelah menceritakannya, Keito terlihat kesal dengan Yamada—karena ceritanya Chinen. Dia bangkit dari duduknya dan ancang-ancang mau pergi mendatangi Yamada, namun Chinen menahannya

"Jangan ket, lo jangan datengin kak Yama. Ini masalah gue, biar gue yang urus" kata Chinen sambil menarik tangan Keito biar duduk lagi di kursi

Keito mendengus pelan, "tapi Chii, gue cuma gak mau lo diapa-apain lagi sama dia. Gue gak mau sampe lo luka gara-gara dia, apalagi sampe babak belur"

"Iya ket gue udah SMA, gue bakal jaga diri gue baik-baik. Udah ya.. gue gapapa kok" -Chinen

"Yaudah yaudah, lo jaga diri baik-baik. Tapi gue cuma mau bilang, mendingan lo nyerah deh suka sama dia. Suka sama dia cuma bikin lo sakit hati, bikin hidup lo susah deh pokoknya" jelas Keito

"Tapi gue gak bisa, gue bakal tetep suka sama dia sampe dia bener-bener balik suka sama gue" -Chinen

"Whatever, gue balik ke kursi gue" pamit Keito sambil duduk kembali di kursinya. Setelah kepergian Keito, Chinen hanya menghela nafas










"Gue bakal tetep suka sama dia sampe dia bener-bener balik suka sama gue"

Hate to Love

———

To Be Continue

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang