31

50 9 2
                                    

Yamada pov.

Gue benci sebenci-bencinya sama bocah nyebelin yang namanya jelas-jelas malas gue sebutkan, ya untuk kali ini gue rela menyebutnya. Chinen Yuri. Dia cowok yang kesekian kalinya bilang kalo dia suka sama gue, tapi selalu saja gue cuekin.

Dia menempeli gue terus kemana pun gue pergi, bahkan gue berkali-kali bilang kalo gue risih eh tapi dia malah semakin menempeli gue. Yang lebih aneh, gue nyaman-nyaman aja tuh ditempeli bocah nyebelin macam dia. Gue bukan tipe orang yang nyaman kalo didekati, apalagi sama bocah. Risih aja gitu

Tau apa yang lebih membuat gue semakin membenci dia? Karena gue ditawari mami untuk menjadi model, tapi malah bocah nyebelin itu yang menjadi partner gue

Entah kenapa hari ini tingkah dia aneh, mulai dari dia yang lebih berani dari biasanya. Terus dia juga hari ini lebih banyak ngomong, dan yang lebih bikin gue heran dia gak mau gue antar pulang ke rumahnya. Beberapa hal ini bukan tipe dia banget, karena setau gue dia orangnya penakut dan dia cerewet cuma sama gue. Lah ini? Sama mami gue dan bahkan sama Inoo, orang yang bahkan baru dia kenal beberapa menit

Namun dari semua keanehan itu, yang paling membuat gue tak menyangka yaitu dia membentak gue cuma karena gue cium dia. Padahal gue cium dia karena dia bawel, mengeluh tentang perasaan dia. Gue gak sudi banget cium orang, apalagi yang jenis kelaminnya sejenis sama gue

Tapi kok dia marah dan membentak gue sih? Salah gue dimana? Iya iya gue akui cowok emang selalu salah, tapi kan dia juga cowok? Gila. Itu kata yang muncil di otak gue, tapi hati gue berkata lain. Hati gue berkata kalo gue gak mau kehilangan dia. Tapi dia turun dari mobil gue dan pergi meninggalkan gue begitu aja, setelah membentak dan memarahi gue. Seperti yang gue jelaskan, dia cowok aneh

Gue memukul stir mobil dan menidurkan kepala gue di atasnya, untuk beberapa saat gue merasa kehilangan. Seperkian detik gue buru-buru melepas seat-belt gue dan turun dari mobil, gue lari mengejar dia—untung aja dia belum terlalu jauh dari mobil

Yamada pov end.

———

"Chinen!" panggil Yamada sedikit teriak, kedua tangannya menepuk bahu Chinen

Chinen terkejut tentu saja, dia kira Yamada gak akan mengejarnya. Chinen membalikkan badannya sambil menyingkirkan tangan Yamada dari pundaknya, lalu menatap Yamada

"Kenapa? Aku mau pulang kak" jawab Chinen

"Oke oke gue minta maaf kalo gue gak bisa balas perasaan lo, kasih gue beberapa waktu untuk gue punya rasa sama lo. Kali ini aja, please biarin gue anter lo pulang ke rumah lo. Gue cuma mau mastiin kalo lo pulang dengan selamat" jelas Yamada dengan kalimat panjang. Baru kali ini Chinen mendengar Yamada berbicara banyak

"Oke, kali ini aja" -Chinen

Yamada tersenyum tipis, setelah itu dia dan Chinen masuk kembali ke dalam mobil. Dia menjalankan mobilnya menuju rumah Chinen, lumayan jauh tapi gapapa lah.

"Makasih banyak kak udah anter aku pulang, aku masuk dulu" pamit Chinen sambil turun dari mobil, tapi tangan Yamada menahannya

"Wait. Besok gue jadi jemput lo ya, soalnya gue udah janji sama mami gue. Gue minta maaf sekali lagi kalo sikap gue bikin lo makin berharap" kata Yamada sambil melepaskan tangan Chinen yang ditahannya tadi

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang