17

67 11 4
                                    

Sesampainya di uks, Chinen dengan berani menyuruh Yamada duduk di kasur. Entah angin dari mana Yamada menurut saja. Mungkin akibat tonjokan di pipinya yang terasa cukup sakit

"Lo ngapain sih? Masa temen lo ditinggalin gitu aja?" tanya Yamada sambil memegang pipinya yang terasa sakit saat ngomong

"Jangan ngomong dulu, pipinya kan lagi sakit" jawab Chinen sambil duduk di kursi yang ada di sebelah kasur, dengan membawa kotak p3k

Chinen mengeluarkan kapas dan membasahinya dengan alkohol, lalu menempelkannya pada pipi Yamada

"Aw! Gue bisa sendiri, sini ah" kata Yamada sambil menarik tangan Chinen, namun Chinen menahannya. Alhasil sekarang Yamada memegang tangan Chinen. Kedua mata mereka saling bertemu, membuat Chinen sedikit gugup.

Yamada tersadar dari tatapannya pada mata Chinen lalu melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Chinen

"T-tuh kan gak bisa, udah deh biar aku aja" Chinen melanjutkan mengobati Yamada

"Pelan-pelan dong, sakit" ringis Yamada, tangannya reflek memegang tangan Chinen yang sedang mengobatinya.

Chinen kaget tapi berusaha biasa saja, "masa gitu doang sakit? Nih rasain"

Chinen menekan jari tangannya yang ada di pipi Yamada, membuat Yamada meringis

"Sakit bangsat, malah disengajain" -Yamada

"Dah selesai" kata Chinen sambil menempelkan hansaplast di pipi Yamada

"Thanks" ucapan Yamada berhasil membuat Chinen terkejut bukan main. Tumben sekali seorang Yamada mengucapkan terima kasih

"Apa kak? Aku gak salah denger kan? Kak Yama bilang makasih?" tanya Chinen meyakinkan, Yamada hanya mengangguk pelan

"Hehe sama-sama" -Chinen

Chinen bangkit dari duduknya dan menyimpan kembali kotak p3k di tempat asalnya. Kemudian duduk kembali di kursi, membuat Yamada mengernyitkan dahinya bingung

"Lo ngapain duduk lagi? Gak pergi?" tanya Yamada

"Nungguin kak Yama" jawaban Chinen berhasil membuat Yamada kaget. Baru kali ini ada orang yang setia menunggu Yamada, kecuali teman-temannya sih.

"Pergi aja kali, temen lo nungguin tuh" -Yamada

"Biarin aja, salah sendiri tiba-tiba nonjok kak Yama kayak tadi" -Chinen

"Mungkin dia ada niat baik sama lo" kata Yamada sambil memegang kembali pipinya yang terasa sakit

"Tapi kan gak harus nyakitin kak Yama" ucapan Chinen berhasil membuat Yamada kaget kesekian kalinya. Baru kali ini ada orang se-khawatir itu sama dia, teman-temannya aja kadang gak tau diri

"Trus kenapa lo yang panik? Gue nya aja biasa aja, paling sakit dikit" -Yamada

"Karena aku gak mau kak Yama babak-belur kayak waktu itu" -Chinen

"Oh jadi yang ngelerai gue waktu itu elo?" tanya Yamada, Chinen hanya mengangguk sebagai jawaban

"Lo tau nama gue dari mana?" -Yamada

"Ya dari orang-orang lah, kan kak Yama terkenal" jawab Chinen dengan nada menyebalkan. Yamada hanya mendecih sebal

"Masih sakit?" tanya Chinen

"Iya lah, temen lo tenaganya gede sih" -Yamada

"Dari yang aku inget sih waktu SMP dia sering berantem, persis kayak kak Yama" jelas Chinen. Entah kenapa Chinen merasa sangat nyaman menceritakannya pada Yamada

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang