18

63 9 5
                                    

Selama perjalanan, mobil Yamada dipenuhi keheningan. Baik Yamada maupun Chinen, keduanya tidak ada yang membuka pembicaraan. Sampai tiba-tiba..

Hachih.

Yamada memecahkan keheningan dengan suara bersinnya. Mungkin efek kehujanan, hidung dia bersin dengan seenaknya

"Sorry gue bersin" kata Yamada, entah sudah berapa kali dia meminta maaf pada Chinen sejak pagi tadi

"Gapapa kak, mau pake sapu tangan aku gak kak?" tanya Chinen sambil mengubek-ubek tasnya, mencari sapu tangan miliknya

"Gak ah, lagian lo kalo gak ada sapu tangan gak usah maksa ada kali" jawab Yamada datar sambil melirik sekilas Chinen

"Hehe kok tau? Abisnya kasian nanti kak Yama sakit" -Chinen

Yamada kaget tentu saja, orang tua Yamada saja tidak peduli dia sehat atau pun sakit. Ini Chinen, orang yang paling Yamada benci dan hindari ternyata se-perhatian ini sama dia

"Emang kalo gue sakit lo bakal ngapain emang?" tanya Yamada penasaran

"Ya kalo kak Yama ngizinin aku, aku bakal jagain kak Yama selama sakit. Itu pun kalo bisa sih, kalo gak bisa ya paling bantu doa hehe" -Chinen

Yamada lagi-lagi dibuat kaget sama perlakyan dan perkataan Chinen ke dia. Yamada sedikit terpana oleh ucapan dan perilaku Chinen. Tapi bukan Yamada Ryosuke namanya kalo gak menyebalkan

"Gue gak butuh perhatian lo btw, kalo gue sakit itu semua gara-gara lo" -Yamada

Chinen mengernyitkan dahinya, "lho kok gara-gara aku kak? Aku kan diem aja"

"Ya karena lu, kalo misalnya gue sakit flu—itu kan karena bela-belain hujan-hujanan buat anter lo pulang" -Yamada

"Kan aku gak minta kak Yama hujan-hujanan" -Chinen

Yamada terdiam, yang dikatakan Chinen ada benarnya. Emang kapan Chinen nyuruh Yamada hujan-hujanan?

"Iya sih gak salah, ya pokoknya ini salah lo" sewot Yamada, tidak mau kalah

"Lho gak bisa gitu dong kak? Aku gak ngelakuin kesalahan sama kak Yama" Chinen yang tak terima disalahkan, sewot balik

"Kalo lo gak terima disalahin, lo turun disini di pinggir jalan itu" -Yamada

"Iya iya aku yang salah" -Chinen

Konyol, mereka berdebat karena hal kecil. Pak supir yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak lama mereka sampai di depan gerbang rumah Yamada, Chinen yang menyadari itu bukan rumahnya tentu saja kaget

"Lho kak? Ini kan bukan rumahku" tanya Chinen panik

Yamada hanya mengangkat bahu acuh tak acuh, Chinen malah dibuat semakin bingung oleh Yamada

"Ih kak? Kak Yama gak culik aku kan?" tanya Chinen

"Dih? Ngapain juga nyulik lo? Gak berfaedah, ini rumah gue kenapa emang?" -Yamada

"Ngapain aku dibawa ke rumah kak Yama?" -Chinen

Yamada hanya mengangkat bahu, "gak tau, pak parkirin mobilnya di garasi aja"

Pak supir mengangguk dan memarkirkan mobil Yamada di dalam garasi. Setelah itu pak supir keluar dari mobil dan membuka pintu belakang mobil

Yamada turun dari mobil, "lo jangan kayak orang bodoh deh, buruan turun"

Chinen buru-buru turun dari mobil dengan membenarkan posisi tasnya, Chinen hampir saja jatuh kalau Yamada tidak menahan tangan Chinen

"Hati-hati" -Yamada

Hate to Love • YamaChiiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang