Bab 3

1.4K 233 22
                                    

"JANU! MARKEEE!LUKKKASSSS!" Oce berteriak keras saat melihat ketiga adiknya itu memegang ayam warna-warni miliknya. Bukan lagi memegang, mereka hampir mencekiknya sehingga anak ayam itu mengeluarkan bunyi yang sangat berisik.

"Hahahaha! Mau kemana lo Rupiah!" Januar mengejar ayam warna hijau milik Oce yang diberi nama Rupiah. Emang Ocenya aja yang punya cita-cita ingin mengoleksi semua jenis uang. Ya makanya latihan dari sekarang.

"EH, Ringgit! Kesini lo!" Lucas mengejar ayam berwarna pink yang hendak berlari menuju Sonar.

"OCE! BAWA AYAM LO KE KANDANG!" Sonar berteriak. Cewek itu takut sama anak ayam. Tapi sampai induknya pengen dipites.

"Mbak, jangan marahin gue. Itu tiga curut yang lepasin dari kandangnya," Oce berkata cemberut. Cewek itu memegang lengan Sonar meminta bantuan untuk memarahi ke-tiga orang yang mencekek ayamnya terus-terusan dengan alasan gemas dengan ayam itu.

"Rupiah, Ringgit, Rupe, Wonie, Dolarie, kesini nak," Oce berkata sendu saat mereka bertiga sedang mengejar ayamnya yang berkeliaran karena lepas dari genggaman Lucas.

"Heh! Won! Gue injek nih kalo lo masih lari!!" Lucas mengejar ayam mungil itu. Fokusnya mengejar ayam berwarna kuning, namun dari arah samping datang lah Dolar dan Lucas tidak melihatnya. Seketika itu pula ayam berwarna ungu tersebut mengeluarkan suara lengkingan keras.

Oce membulatkan matanya saat melihat Dolar berada di bawah sandal legendaris milik Lucas. Ia segera melepas rangkulan lengan Sonar dan berjalan ke arah Lucas dengan amarah menggebu.

Tiba disana, Oce langsung memukul belakang kepala lelaki itu. Januar dan Mark meringis. Mereka berdua segera menangkap ayam yang tersisa lalu memasukkannya ke kandang. Oce kadang terlalu kejam dengan pukulan kecilnya yang terasa sakit.

"ADUUUUUUUH MBAAAAAAK! SAKEEEEEEET!" Oce menarik rambut Lucas sekuat tenaga. Bisa kalian bayangkan bagaimana rasa sakitnya.

"RASAIN! LEPASIN AYAM GUE YANG LO INJEK!!!"

YAH!!! MATI KAN!!!" Oce semakin berteriak keras saat tubuh Dolar hancur terurai di sertai genangan darah di sekitar tubuh ayam itu.

"HUUAAAA! MBAK IRENNNNN! AYAM GUE MATIIII!! HIKS! LUCAS!!! BALIKIN DOLAR GUE!!" Oce berlari kelimpungan mencari bantuan. Dengan embel-embel nama Lucas yang masih melengkapi.

"MBAK GINA! MARAHIN LUCAS DOOONG! BANG JONI! LUCAS INJEK AYAM GUEEEEE!" Oce beralih berlari ke arah lelaki jangkung yang memiliki sifat dingin, kebetulan lelaki itu ada di halaman berumput di tengah-tengah kosan, ia terlihat hendak berangkat kuliah.

"ERLAAAAND! GU-"

"Diem bisa?"

Oce semakin merengut sebal. Kemudian cewek itu melirik gedung kosan C. Dimana Yuqqi berada. Sonar menahan tawa atas tanggapan yang Erland berikan.

Cewek itu buru-buru masuk ke dalam kosan dengan mendobrak pintu utama. Semua orang yang masih sibuk di kesibukan masing-masing kaget karena mendengar suara keras itu, kecuali Joni yang sudah rapi dari pagi tadi. Lucas berlari di belakang Oce. Lelaki itu ikut kelimpungan takut jika kematian Dolar diadukan ke sang kekasih.

"Mbak Oce, maaf ya?? Lucas nggak sengaja! Beneran!" Oce tetap melangkah lebar. Cewek itu banjir air mata. Dia sangat menyayangi ayamnya. Sama seperti Iren yang menyayangi bebeknya.

"Yuqqi! Lucas abis bunuh makhluk hidup! Lo jangan baikin dia lagi ya?? Sampai dia mau gantiin Dolar gue sama persis!!" Oce kelimpungan tepat di depan Yuqqi yang mengerut kebingungan.

"A-a?" Yuqqi princess-nya loading.

"Dolar gue mati! Gara-gara dia!!" Oce menunjuk Lucas dengan kejam. Lucas sedikit memundurkan kepala karena jari Oce hampir mencolok matanya.

Rumah BuRonan (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang