Bab 14

1.2K 196 13
                                    

"Berangkat sama gue."

Oce langsung menatap Tyan dengan cepat. Pandangannya seperti linglung, gelisah akan sesuatu.

"Tapi kan, gue belum sarapan." Oce memberi alasan.

Selain karena mengingat kemarin dirinya langsung nyosor Tyan begitu saja, ia juga masih punya malu karena kejadian minggu kemarin. Oce mendekatkan tubuhnya kearah Jiya, meminta perempuan itu agar membantunya untuk lepas dari Tyan. Namun Jiya malah tersenyum puas. Perempuan itu akan senang atas sikap yang Tyan tunjukkan.

"Makan di kantin fakultas lo." Tyan meraih tasnya dan tas Oce. Tas milik perempuan itu ia berikan pada pemiliknya.

Oce menerima tasnya dengan canggung. Ia menatap Iren untuk meminta bantuan, namun apalah daya bagi seorang pemelihara bebek. Iren kini asik dengan bebeknya tepat di pintu dapur bagian belakang. Dimana pintu itu menghubungkan langsung dengan taman belakang kosan gedung B.

"Kwek kwek!"

"Pinter-nya....!" Iren berseru bahagia. Tangannya sibuk mengelus kepala bebek itu yang ia pakaikan dasi di leher panjangnya.

"Sweateee..mau makan apa hari ini?"

"Yaelah Mbak, Si Sewot lo kasih makan nasi sisa juga mau." Jungwo berseru sebal.

Iren memelototi lelaki itu. "Diem lo!"

"Oh? Apa? Kan kemarin abis makan mie instan, masak hari ini juga mau..blablablabla.." Iren berbicara nyerocos layaknya si Sweatee itu tau apa yang ia bicarakan.

Jungwoo kembali memakan rotinya dengan sebal. Lelaki itu menggigit roti layaknya menggigit sendal. Beneran lho ini, Jungwoo pernah gigit sendal gegara terlalu sebal dengan tingkah Iren kepada Si Sewot. Jungwoo membalikkan tubuhnya menghadap Jennie saja, ketimbang melihat Iren yang sudah mirip Ibu kedua bagi Sweatee.

"Mbak, sebenernya Si Sewot itu laki apa cewek ya?" Jungwoo baru sadar, makanya tanya ke Jennie aja.

Jennie mengerutkan alisnya bingung. "Tumben lo mau ngurusin Si Sweatee."

Jungwoo mendengus. "Nggak."

"Siapa tau dia mirip Orochimaru. 'Dia itu Papa atau Mama?' Gitu." Jungwoo langsung mengubah mimiknya saat menirukan Coco, anaknya Chouji.

Jennie menatap lelaki itu dengan pandangan semakin aneh. Pasalnya, dia tau jika Jungwoo adalah penggemar setia serial anime Naruto, tapi sampe hapal di dialognya Si Coco tuh...gimana ya? Soalnya Jennie tuh sering sensi sama yang berbau anime, ya tau sendirilah, karena mantan pacarnya dulu mirip anime di surat kabar.

Jennie memilih menggendikkan bahunya. "Cewek paling."

Jungwoo berjengit kaget. "Lah? Kalo Si Sewot itu berjenis kelamin perempuan, kenapa Mbak Iren suka ngasih barang cowok??"

"Lo kenapa? Nggak biasanya ngurusin bebeknya si Iren." Jiya menimpali. Matanya melirik sekilas kearah Oce yang sedari tadi bertengkar dengan Tyan pasal berangkat bersama.

Jungwoo meringis. Tangannya menggaruk belakang lehernya. Ia berujar pelan. "G-gue juga pengen punya bebek."

"Hah???"

Lha ini? Kenapa yang kaget jadi Iren?

Iren berjalan mendekat kearah lelaki itu dengan tangan kanan menggendong bebeknya di lengan. Perempuan itu siap membuka mulut untuk memberi petuah kepada Jungwoo pasal merawat hewan seperti Sweatee.

"Setiap pagi, siang, malam, lo harus kasih air minum. Inget! Jangan lupa sama pakan berupa pur! Kalo dia mau sesuatu, turutin! Biar nggak stress dan ngiler!"

Rumah BuRonan (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang