"Jadi?"
Oce mendongakkan kepalanya ke atas seakan-akan siap mengatakan selanjutnya. Mata perempuan itu mulai berkata-kata. Jiya memeluk Oce dari samping.
"Jadi..."
Flashback
"Udah siapin semuanya kan? Itu gitar sama son-nya udah dipasang bener?" Suara Ashley terdengar menggelegar. Perempuan itu daritadi sibuk mondar mandir menyiapkan konser mereka.
"Oce! Jangan lupa lirik pertama!" Ashley terlalu kalut. Perempuan itu selalu resah saat mereka akan tampil. Bahkan Oce sudah menyuruhnya untuk istirahat sebentar karena Ashley sudah menyiapkan semuanya dari pagi hari tadi. Namun Ashley menolak. Perempuan itu tidak akan tenang jika bukan dia yang menanganinya.
"Nggak! Gue kudu tengok backstage dulu. Siapa tau blablablabla..."
Oce menghela nafas. "Oke deh Mbak. Tapi kalo udah selesai lo istirahat aja dulu. Gue bisa urusin diri gue sendiri."
Oce mengalihkan pandangan saat ponselnya bergetar. Ia mengambilnya kemudian menempelkan benda pipih iut di telinga. Tangannya yang lain memegang sandwich untuk dimakan. Crist adalah orang yang peduli dengan orang lain. Contohnya, lelaki itu membelikannya serta Ashley sebuah sandwich untuk mengganjal perut karena tau jika mereka berdua pasti tidak sempat sarapan.
"Sayang, Mama mau ketemu hari ini, kamu dateng aja ya, di Cafe Archmied. Mama tunggu—"
Oce menghembuskan nafasnya. "Ma, Oce tuh lagi mau manggung. Nanti aja bisa?"
"Nggak bisa sayang. Mama udah disini soalnya. Kamu batalin aja dulu, ya? Pasti Cristian sama Ashley bisa maklum."
Oce memijit pangkal hidungnya frustasi. Bahkan persiapan yang telah dibuat kedua kakaknya itu membutuhkan ekstra energi dan biaya. Masak dia dengan mudah minta dibatalin??
"Nggak bisa Ma. Aku mohon, Mama pulang aja dulu. Nanti kalo Oce udah selesai, Oce pulang ke rumah Mama." Bujuknya.
"Mama nggak mau. Mama maunya sekarang. Ini ada temen Mama yang mau kenalan sama kamu."
Oce berdecak. "Maaf Ma. Oce matiin dulu. Ini mau dimulai."
Oce langsung mematikan sambungan teleponnya. Perempuan itu bangkit menyusul Ashley dan Crist untuk mulai bernyanyi di depan banyak orang.
Tiga jam berlalu, akhirnya mereka bertiga bisa istirahat dengan tenang. Oce mendudukkan dirinya di kursi yang telah di sediakan di backstage. Perempuan itu mengibaskan sebuah kertas ke lehernya, hari ini cuaca sedang panas.
"Huft! Akhirnya gue bisa duduk." Ashley membuang nafas penuh kelegaan.
Oce mencibir. "Makanya kalo disuruh istirahat itu ya istirahat."
Ashley menatap tajam perempuan itu. "Gue juga kek gini demi kita ya. Kalo gue istirahat, nggak mungkin konser kali ini bisa se-clear ini."
"Nih."
Mereka berdua dialihkan dengan sebuah ice capucinno yang disodorkan oleh Crist. Sedangkan lelaki itu membawa segelas kopi hitam. Oce dan Ashley menerimanya dengan senang hati.
"Makasih."
Mereka bertiga akhirnya bisa bersama menghabiskan waktu santai dengan berbincang-bincang. Suara ponsel seseorang mengalihkan perhatian mereka dan membuat obrolan yang tercipta berhenti sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah BuRonan (Republish)
Fanfiction⚠️Warning!⚠️ (Pertama kali buat story. Bahasa super duper berantakan. Ditambah lagi alur macem sinetron^^) Menceritakan seorang Tyan yang kesulitan mengatur adik tingkatnya untuk belajar disiplin di kos-an BuRonan. Sebagai pemuda berjiwa teguh memeg...