Bab 34

754 161 6
                                    

Oce menghela nafas panjang penuh kelegaan. Perutnya terisi penuh karena makan banyak di acara wisuda kakaknya. Ia benar-benar merasa sangat puas karena di sana terdapat makanan yang enak-enak.

"Nih, pake. Dingin."

Oce berterimakasih kepada Tyan yang rela memberikan jasnya. Mereka berdua kini berada di salah satu gazebo kampus.

"Puas makannya?" tanya Tyan.

Oce mengangguk cepat. Sedari ia berangkat sampai acaranya selesai, Oce tidak pernah berhenti mengunyah makanan yang telah disediakan oleh pihak kampus. Apalagi diadakan saat malam hari, suasananya lebih wenak tenan.

Oce menoleh menghadap Tyan, "Eh iya, lebaran mau ke mana?"

"Balik ke kampung sendiri-sendiri. Trus siangnya di undang ke rumah Tante Ronan," jawab Tyan.

Oce mengangguk paham, "Lo ikut Bang?"

Tyan mengangguk, "Ikutlah."

"Ya 'kan ada tuh yang acara lebaran sama keluarganya sampai sore. Siapa tau lo nggak ikut ke rumahnya Bu Ronan," celetuk Oce.

"Gue nggak sabar naik gunung," seru Oce gemas.

Tyan mengusap kepalanya sembari sibuk dengan ponselnya.

"Bentar lagi juga. Nggak usah kayak gitu."

"Ih lo mah nggak bakalan ngerti ya!" Oce menyingkirkan tangan lelaki itu dari rambutnya.

"Ya sini, nggak mau gue sayang?"

Oce menampilkan raut wajah jijik. Menimbulkan kesan menyebalkan di mata Tyan.

"Kok lo jadi kayak—"

"Duaan aja yang lainnya nggak di ajak!"

Keduanya menoleh ke bawah. Melihat Joni, Jennie beserta yang lainnya. Tentu saja yang berteriak tadi bukanlah rombongan itu, melainkan sosok lelaki yang berdiri paling belakang. Siapa lagi jika bukan biang keroknya trio kampret, Januar.

"Lucas Wong Bagus, lo salah kostum?" Tyan menatap Lucas sinis. Entah kenapa ia langsung sensi melihat rombongan mereka semua yang mengganggu momen dirinya.

Lucas berjalan tergesa-gesa sembari menjinjing dressnya dengan wajah penuh kekesalan. Menunjuk Oce dengan raut wajah bengis.

"Ini semua ulah pacar lo ya Bang!" teriak Lucas.

"Et et et! Nggak boleh marah ... Elsa, muter dulu dong." Sonar mengangkat tangannya dengan gelengan.

Dengan terpaksa Lucas memutar badannya layaknya seorang putri kerajaan dengan kostum Elsa sesuai yang diminta oleh Oce. Emang sarap kakaknya satu itu!

"Nggak mau lagi gue pakai yang beginian!" Lucas berjalan menuju Oce dan Tyan sembari menyincing gaunnya. Duduk di salah satu kursi dengan wajah ditekuk.

Oce menoel dagunya, "Jangan marah dong Elsa. Masa gitu aja marah?"

Lucas menatap Oce kesal. Seharusnya dari awal ia tidak mau saat dipanggil Oce mendekat. Jadinya seperti ini 'kan?? Sudah menanggung malu berton-ton kini ditambah oleh ejekan kakak-kakaknya.

"Baikan gue jadi Elsa yang dibenci seluruh Indonesia, dari pada jadi banci," celetuk Lucas.

"Elsa 'kan juga cewek." Amanda menjulurkan lidahnya penuh kemenangan.

"Terserah!"

"Udah, jangan marah dong. Gue bawa pizza. Tenang aja." Sonar menepuk bahunya menenangkan.

Yang sudah kerja memang beda ya!

"Widih! Bawa pizza nggak bilang-bilang Mbak Sonarnya!" Echan segera menyerobot ke depan bersama Janu. Sudah baikan ternyata mereka berdua.

Rumah BuRonan (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang