Bab 25

850 186 10
                                    

"Mereka beneran manusia?" Ferdy bertanya tidak percaya kearah putrinya.

Oce tertawa pelan, "Mereka emang bukan manusia Pa."

"Ini anggur gue ya!! Awas lu kecoa!! Pergi! Sana! Migu!!!" Ela berteriak keras karena Migu berhasil merebut anggur ditangannya.

"Iyuh! Siluman ular sanca nggak tau diri!!" Migu  berkata mengejek.

"Tarik yang kuat!!" Janu berteriak protes kepada Echan.

"Ya lo beratnya kayak babon!! Kan gue bilang yang naik Chenle aja!!" Echan berteriak balik.

"Bhay trio kampret ..." Lisa berlalu dengan Jeno yang menariknya. Perempuan itu menampilkan wajah mengejek.

Janu mendengus kesal, "Kan! Hiiih! Dah lah! Gue nggak mau main lagi!!"

"Dih? Ngambekan!! Sono pulang aja sono!!" Echan berseru balik dengan wajah kesal.

"Yaudah!! Nih gue pulang!! Awas aja lo kalo nanti nyariin gue buat minta pakan cupang!!" Janu berbalik dengan wajah sangat kesal.

"Sana!! Jangan ganggu idup gue kalo gitu!!" Echan balik membalas dengan urat.

"Udah badan berat! Minta ditarik udah ditarik! Kalah marah! Nggak tau terimakasih! Nggak tau diri! Sape bilang yang kalah gara-gara gue?? Padahal juga karena badannya situ yang kayak babon!!" Echan melempar daun kelapa yang ia bawa. Lelaki itu meninggalkannya di dekat Mark.

Mark menatap Echan, lalu baru sadar jika dia dan Lucas sudah ketinggalan sangat jauh dari peserta yang lain.

"Eeh! Luwak! Itu kita udah ketinggalan jauh!!" Mark berteriak kearah Lucas.

Lucas tanpa basa-basi langsung menarik daun kelapa super lebar yang diduduki Mark dengan kekuatan super.

"Markkeu!! Lo terbang aja deh! Wkwkwikwikwik!!" Bambam tertawa besar.

"Apa lo!!!" Mark menunjuk Bambam dengan jari tengah.

"Mark! Kosentrasi! Biar para munyuk bergerilya sesukanya! Jangan banyak gerak!!" Lucas yang menarik sedikit berteriak kearah Mark.

"Iya!!"

"Nih. Makan yang banyak," Amanda memberikan nasi yang dibuntal daun pisang kepada pacarnya.

Dengan terpaksa, Yugi harus membuka lebar mulutnya karena Amanda sudah memelototkan matanya. Ternyata perempuan itu mempunyai nafsu untuk membuat pacarnya menderita.

"Eeunyak," Yugi meringis.

"Kan udah aku bilangin," Amanda bangga pada dirinya sendiri.

Yugi segera melepehkan nasi di dalam mulutnya. Mending kalo nasinya dibuntel pake nori, lha ini?? Daun pisang bre! Mana enak!!

"Iiih! Itu bebek lo singkirin deh Ren!!" Sonar berteriak karena Si Sewot berjalan mendekatinya

"Itu suka sama makanan lo!! Kasih dikit!!" Iren menjawab galak.

"Jadi? Bagaimana Pak Ferdy? Semoga  nyaman untuk dua hari ke depan," Pak Kaiton membuka suara setelah sampai di tempat Oce dan Ferdy berdiri bersama istrinya.

"Bapak bisa datang ke rumah kami. Disana kamarnya lebih nyaman," Bu Ronan menjawab dengan senyuman anggun.

Ferdy tertawa, "Saya bisa mendirikan tenda di tengah lapangan ini aja!"

"Nggak banyak nyamuk? Di luar nyamuknya suka ngerampok darah manusia Pak. Kalo siang baru mau darah hewan," Pak Kaiton membalas.

"Iya. Nyamuk disini kerjanya pake shift malam sama shift pagi, siang, sore. Yang pagi sampai sore itu nyamuk ukuran jumbo, kalo yang malem malah bahaya, Aedes Aigypti," Bu Ronan tersenyum lebar.

Rumah BuRonan (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang