71

1.8K 226 6
                                    

"Kamu bisa liat kan rose? Aku tuh lagi sibuk, kamu bisa ga sih paham?" Ucap jaehyun dengan atensi penuh pada laptop.

'Brak' suara bantingan pintu yang menjawab ucapan jaehyun.

"Ga usah kaya anak kecil gitu dong rose, lagian ga semua yang kamu mau tuh bener-bener maunya tilly kan?"

Hening tidak ada jawaban dari rose, jaehyunpun menghela napas kasar lalu kembali berkutat dengan setumpuk berkas diatas meja ruangan kerjanya.

Cuma perkara roti bakar aja jaehyun sampe harus semarah itu. Emangnya semenyusahkan itukah dirinya buat jaehyun? Pikir rose.

Tadi pukul 6 sore jaehyun pulang dari kantor dengan keadaan kusut dan muka muram, rose mengerti kalau jaehyun pasti sangat lelah tanpa harus jaehyun ceritakan rose paham betul kalau jaehyun sangat lelah tentunya.

Makannya dengan sigap rose menyiapkan semua keperluan jaehyun, walaupun sikap jaehyun tidak seperti biasanya yang selalu memeluknya yang selalu menanyakan kesehariannya rose tetap menyambut jaehyun penuh cinta.

Rose tidak memaksa jaehyun untuk cerita, rose hanya menanyakan masalah apa yang dialami suaminya hari ini? Namun jaehyun bungkam dan hanya menggeleng.

Bahkan sepulang dari kantor tidak ada satu patah katapun yang terucap dari jaehyun selain salam saat memasuki rumah.

Rose tidak masalah walaupun merasa aneh dan khawatir namun rose berusaha bersikap biasa dan menyambut penuh hangat.

Hingga beberapa menit lalu sebelum rangkaian kata yang tidak pernah rose bayangkan keluar dari mulut jaehyun yang mampu membuatnya menangis tersedu-sedu dan rasa sakit didada yang menusuk.

"Mas aku lagi pengen roti bakar, kamu bisa ga anterin aku kedepan komplek sebentar aja? Soalnya aku pengen liat amangnya pas bikin roti bakarnya juga." Kalimat itu yang rose ucapkan sebelum rose mendapatkan jawaban menyakitkan dari jaehyun.

Persetan dengan hormon kehamilan yang membuatnya mudah menangis rose yakin wanita yang tidak sedang hamilpun kalau dibentak suaminya seperti itu pasti akan menangis.

Rose meraih cardigan dan sling bag yang sudah ia isi dengan handphone dan dompet lalu keluar rumah dengan perasaan campur aduk.

Oke kalau misalnya jaehyun tak mau mengantarnya, tidak masalah karena mulai detik ini apapun yang rose dan calon anaknya inginkan semuanya akan rose lakukan sendiri.

Rose tidak jadi beli roti bakar setelah mendengar jawaban jaehyun keinginan rose untuk memakan roti bakar langsung menguap entah kemana. Dan kini rose tengah berbaring terlentang diatas kasur yang dulu sebelum ia menikah selalu menjadi tempat favoritnya.

Tok.. Tok.. Tok...

"Buka aja, ga rose kunci ko pintunya."

"Sudah mendingan cantik perasaannya?"

Rose yang awalnya acuh rebahan saat mendengar suara sang ayah langsung membalikan badannya ke arah pintu kamar.

"Ayah, aku kira bunda." Jawab rose lalu tersenyum.

"Boleh ayah masuk?" Tanya changwook.

"Sini yah." Ucap rose lalu mendudukan dirinya dan menepuk-nepuk bagian kasurnya yang kosong.

Changwook melangkahkan kakinya memasuki kamar sang putri.

"Hah, ayah udah lama banget ga masuk kamar kamu apa lagi duduk diatas kasur kamu gini." Ucap changwook  setelah menghela napas cukup panjang.

Rose tidak menjawab ucapan ayahnya ia hanya menatap ayahnya menelisik wajah ayahnya yang ternyata masih tetap tampan walaupun sudah menginjak usia lanjut.

"Kenapa kamu liatin ayah gitu banget?" Tanya changwook begitu menyadari bahwa ia tengah di amati oleh rose.

"Hehe gapapa, ayah masih ganteng banget ternyata. Kalau anak aku cowo semoga mirip ayah." Jawab rose lalu mengusap perutnya yang mulai buncit.

"Harus mirip ayahnya dong masa mirip kakeknya."

"Gapapa mirip kakeknya."

Changwook hanya terkekeh geli, lalu mengusak lembut rambut anaknya "kehidupan pernikahan berat ya nak?"

Rose tidak menjawab tiba-tiba matanya merasa panas.

"Sini ayah peluk biar enak nangisnya." Ucap changwook lalu merentangkan tangannya yang langsung dipeluk erat oleh sang putri.

Changwook tak berkata apa-apa ia hanya mendengarkan isak tangis sang putri sambil mengelus-mengelus belakang kepala rose dengan lembut.

Setalah kurang lebih 10 menit rose menangis dalam pelukan ayahnya, rosepun melepaskan diri.

"Ayah maafin rose ya." Ucap rose di sela isak tangisnya.

Changwook tersenyum manis lalu mengambil selembar sapu tangan berwarna lilac dari saku treningnya dan memberikannya pada rose.

"Cantik ko minta maaf sih? Udah jangan nangis terus kasian nanti cucu ayah ikut sedih." Ucap changwook sambil mengelus tangan rose lembut.

"Tapi rose kabur, harusnya rose tetep dirumah kan? Harusnya rose gabawa masalah sepele rose ini ke ayah sama bunda kan." Ucap rose lalu kembali berkaca-kaca.

"Gapapa cantik gapapa, ayah sama bunda sangat ngerti bagaimana perasaan kamu. Kamu bebas kapan aja kesini dan berbagi masalah sama kita cantik, karena ayah dan bunda sampe kapanpun tetap orang tua yang akan selalu support dan sayang sama kamu."

Rose kembali terisak.

"Ayah ga nyangka cantiknya ayah sekarang udah hamil tapi ternyata cengengnya masih sama." Ucap changwook iseng yang membuat rose kesal.

"Ihhh ayah ko aku diledekin sih." Ucap rose sebal padahal ia tadi lagi terharu.

"Udah ya cukup nangisnya, nanti air mata kamu kering. Sekarang istirahat ya, biar nanti ayah yang bicara sama jaehyun."

"Ayah, rose sayang banget sama ayah sama bunda." Ucap rose lalu mengenggam tangan sang ayah erat.

"Ayah sama bunda juga sayang banget sama kamu, sekarang kamu bobo ya."

"Ayah, boleh kan rose nginep dulu di sini sampe mood rose baik?" Tanya rose ragu.

"Cantik kamu boleh kapanpun dan berapa lamapun tinggal disini, karena rumah ini juga rumah kamu nak." Ucap changwook.

"Makasih ya yah."

Changwook mengangguk, lalu menyuruh rose untuk segera tidur dan iapun pamit meninggalkan kamar rose dengan senyum yang terukir manis.

"Bun, ayah baru sadar ternyata princessnya kita sekarang udah besar ya malah sebentar lagi bakal jadi ibu." Ucap changwook begitu mendudukan dirinya disamping sang istri yang tengah sibuk mengupas apel.

"Waktu emang berlalu dengan cepat yah, oh iya barusan jaehyun telefon bunda." Ucap yoona lalu meletakan pisau buah dan apel yang tengah di pegangnya.

"Apa kata dia?"

"Katanya besok dia bakal kesini, dia minta maaf sambil nangis." Ucap yoona lembut.

"Oh gitu, besok ayah bakal bicara sama jaehyun."

"Gimana rose?" Tanya yoona sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang sang suami.

"Tadi sudah ayah suruh tidur, pasti tidurnya nyenyak dia banyak nangis."

"Ayah masih mau makan apel?"

"Boleh kalau bunda ga cape ngupasnya."

Yoona tersenyum lembut lalu mengecup pipi sang suami sebelum melanjutkan aktivitas mengupas kulit apelnya.

Nikah | Jaerose^^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang