06 - Perasaan Dan Pilihan

658 73 1
                                    

Mark Siwat POV

Hari ini aku bangun siang, dan kulihat Perth masih saja tidur, aku tersenyum setiap kali memandang wajahnya, selalu nyaman bagiku. 

Aku mendekat ke tempat tidurnya dan membelai pipinya, namun betapa aku kaget karna Perth ternyata demam.

"Baby, bangunlah." aku mencoba membangunkannya perlahan, dan akhirnya ia mulai membuka matanya secara perlahan.

"Kau demam? Apa sejak kemarin malam." tanyaku khawatir. Sedangkan ia hanya tersenyum pelan.

"Aku tak mau membuatmu khawatir." katanya. Aku hanya menatap kesal padanya, justru ini membuatku lebih khawatir.

"Kita ke rumah sakit yah." tawarku. Namun dia menggeleng.

"Ambilkan saja aku makanan dan obatku, lalu temani aku untuk hari ini, pasti akan sembuh." katanya sambil menawar.

"Selalu begini." kataku kesal, aku khawatir melihatnya seperti ini sungguh.

Setelah menyuapinya makanan, dan memberinya obat, aku keluar untuk mengurus beberapa pekerjaan yang tak sempat kuselesaikan, menjadwal kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan oleh Off. 

Saat sendiri di ruang tamu, tiba-tiba Bai muncul membawakan segelas coklat panas, 

"Kau terlihat sibuk." katanya. 

"Iyah, kau sendiri tidak sibuk?" tanyaku basa-basi

"Lagi cuti sebulan. Ngomong-ngomong apa kau terganggu dengan kehadiranku disini?" tanyanya tiba-tiba.

Aku memandangnya, memandang lagi matanya setelah sekian lama aku lupa bagaimana tatapannya. 

"Kau kenapa bertanya hal seperti itu? apa mungkin kau datang untuk mengacau?" tembakku to the poin.

Dia terdiam, mungkin terluka karna bicaraku yang sekasar itu, tapi sumpah demi apapun, aku sedikit muak berpura-pura.

"Kau melukaiku." katanya dengan sedih. 

"Aku tau." aku mengalihkan pandanganku kembali ke layar laptop, tapi meski pandanganku ada disini, mendadak semua pikiranku melayang ke waktu lain.

Dulu, dia adalah gadis yang kujaga, gadis yang kuhargai, dan gadis yang begitu kusayangi, namun dia hanyalah sebatas gadis yang harus kujaga, dia seperti saudaraku yang lain. Dulu dia gadis yang baik, ceria, dan sopan, tingkahnya sangat membuat hidupku terasa lebih indah.

Dan aku merasa senang karna kehadiran gadis sepertinya, Baifern, nama yang selalu menjadi nama pertama yang tau apapun tentangku, tentang hidupku, bahkan tentang hatiku. Namun seiring berjalannya waktu aku menyadari, dia tumbuh menjadi gadis yang mengenal cinta, dan ia jatuh cinta padaku. Jujur aku tak pernah memahami sebesar apa perasaanku padanya, hingga aku bertemu dengan Perth, perasaanku tumbuh bukan untuk lawan jenisku. Aku tau ini salah, aku tau ini keliru, tapi aku bukan seseorang yang munafik mengingkari perasaan ku sendiri. Pada akhirnya aku sadar hanya aku yang memahami bagaimana keinginan perasaanku.

Dan aku membuat pilihan untuk bersama Perth, mengenyahkan segala perdebatan soal benar maupun salah, menjalani kehidupan sesuai isi hatiku, dan pilihan ku untuk meraih kebahagiaan pasti melukai perasaan orang lain. Dan jelas Bai lah yang terluka.

Namun aku berharap luka yang kuberikan pada Bai tidak akan membuat gadis itu menderita, meski pada akhirnya aku sadar, perasaannya terluka jauh lebih dari yang kupikirkan.

"Aku minta maaf Bai." kataku. 

Dia terdiam sejenak.

"Untuk apa?" tanyanya.

The One ( Remake Offgun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang