The One Part 6

3.4K 251 7
                                    

Gun POV

Aku terbangun dini hari, merasa begitu lemas tak berdaya gara-gara demam.
Aku merasa pusing luar biasa, kepalaku bak dihantam batu kerikil bertubi-tubi.

Dahiku dikompres karna suhu badanku yang kelewat panas. Aku yakin nanti siang, Plan pasti akan membawaku kerumah sakit.
Tempat yang sangat kubenci.
Aku melihat Plan tertidur di sofa, aku yakin dia sudah pasti beberapa kali bangun untuk mengecek keadaanku.

Aku sendiri sudah tidak berdaya, sakit yang teramat aku rasakan.

Ini semua karna foto tadi, sejujurnya aku tak mengenal Mark, pacar dari Perth. Lelaki yang baru tadi siang kutolong.

Namun foto itu cukup mengguncangku, foto itu membuatku kembali merayap ke masa lalu, masa yang ingin kupenjara dalam cermin agar tak lagi keluar dalam ingatanku. Masa yang ingin kubuang. Bukan karna menyakitkan, atau tertinggal penyesalan, namun masa itu adalah masa yang paling membahagiakan dalam semu ku sendiri.

Hingga membuat semua orang menganggap ku gila sampai detik ini.

Aku memejamkan mataku yang memanas, dan bulir air mata pun mengalir, aku memaksa diriku terduduk, dan menangis sesenggukan, mengeluarkan segala sesak yang ada dalam dada, meskipun aku tau sesak itu seperti labirin.

Rasa sesak itu membawaku kembali pada masa dimana aku masih dengannya.

Sosok yang teramat berarti sekaligus pembunuh waktu yang membuatku enggan dan tak mampu beranjak.

...

Flashback 5 tahun yang lalu.

Saat itu umurku yang beranjak 17 tahun, Dikelas 11. Saat itulah aku menyadari ada yang aneh denganku, tidak seperti kebanyakan temanku yang telah mempunyai pacar.

Meski ada saja gadis yang tertarik padaku, entah kenapa aku sama sekali tidak tertarik pada mereka.
Aku tidak mengakui diriku tampan, tapi gadis-gadis itu mengakui bahwa aku tampan.

Namun suatu saat ada anak pindahan bernama Tay Tawan, dia anak yang sangat tampan. Ahhh bahkan itu pertama kalinya aku mengakui bahwa lelaki itu tampan.

Waktu berjalan lambat, yah sangat lambat apalagi saat aku didekatnya.
Semakin lama semakin aku merasa nyaman berada disisinya. Dia membuatku terpesona dengan segala tentangnya.

Dan waktu itu datang, waktu dimana ia menyatakan perasaannya padaku. Sungguh rasanya detik waktu berhenti di kepalaku.

Aku takut bahwa ini mimpi.

Namun aku sadar ini bukan mimpi, yah syukurlah bukan. Aku dan dia pun jadi sepasang kekasih.

Sungguh aneh rasanya berpacaran dengan sesamaku. Tapi bukan fisik yang membuatku jatuh hati, melainkan rasa kasihnya yang menimbulkan rasa berbalas dariku.

" Aku merasa bahagia mengenalmu Gun... Kau adalah bagian terindah yang Tuhan beri padaku selain orang tua dan nafasku ini. " Kata Tay kala itu.
Aku tersenyum malu.
" Aku juga bahagia bersamamu."kataku kala itu.

" Kau mau berjanji satu hal Gun?" Tanyanya.
" Apa?" Jawabku.
" Bisakah kau berjanji takkan meninggalkanku? " Tanyanya.

Aku terdiam, sejujurnya mengucap janji itu mudah, bahkan teramat mudah. Namun apa benar janji itu akan terjaga saat aku bahkan dia pun tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi dimasa depan...

" Aku bisa menjanjikan hal itu,, selama aku menjadi milikmu." Ia tersenyum dan mengangguk.
Ia memelukku erat, jantung kami berdua sama-sama berdetak tanpa irama. Yah inilah bahagia yang kutemukan bersamanya.

The One ( Remake Offgun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang