16 - Americano

377 24 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Gun dan Perth berada di Cafe depan Kampus, mereka biasa begitu, kadang Gun juga menemani Perth jika anak itu ada tugas kelompok dengan Ohm dan Singto.

"Kalian sering kesini?" Tanya Krist yang berdiri di depan mereka. Perth masih sibuk dengan tugas di Laptopnya, jadi Gun yang menyapa Krist.
"Duduk saja Krist." Ucap Gun mempersilahkan Krist duduk di hadapan mereka.
"Terimakasih." Ucap Krist lalu duduk. Jadilah Gun tidak terlalu kesepian menunggu Perth yang sibuk dengan tugasnya.

"Kenapa tidak mengerjakan Tugas di Rumah?" Tanya Krist tentang Perth, tapi tanyanya jelas pada Gun karena Perth sedari tadi tidak memperdulikan keduanya mengobrol.
"Dia lebih suka suasana cafe ini, nanti kalau sampai Rumah, dia jadi malas." Ucap Gun menjelaskan.
"Ooh begitu." Ucap Krist mengerti.

Setelah Perth selesai dengan tugasnya, ia menatap Krist yang sepertinya sedari tadi ingin menyapanya.
"Sudah selesai?" Tanya Krist.
"Sudah." Ucap Perth.

"Mau pulang sekarang?" Tanya Gun.
"Iyah aku lapar." Ucap Perth membereskan laptop dan bukunya.

"Krist kita pamit dulu yah." Ucap Gun.
"Hati-hati kalian berdua." Ucap Krist.

"Kak Krist kalau malam Minggu besok tidak ada acara, kakak boleh datang ke Rumah kak Mean, dia akan bertunangan dengan kak Plan, atau jika sungguh tidak keberatan bisa datang sejak pagi, untuk membantu kami." Ucap Perth mengundang Krist.
"Semoga kamu bisa datang." Ucap Gun.
"Aku akan datang. Terimakasih undangan lisannya." Ucap Krist membuat keduanya mengangguk lalu kembali berjalan meninggalkan Krist.

..

"Apa kamu mengundang Krist agar Bay tidak kesepian?" Tanya Gun saat menyetir.
"Iyah, aku rasa kak Bay bisa sesuka itu pada kak Krist dalam waktu singkat." Ucap Perth disetujui Gun. Bay memang terlihat sangat menyukai Krist.

...

Off masuk kamar dan mendapati Gun sedang menata lemari. Off berjalan menuju kekasihnya.
"Kau mencari apa?" Tanya Off lalu memeluk Gun dari belakang.
"Baju untuk pergi ke Pertunangan Plan Minggu ini." Ucap Gun.
"Kenapa kita tidak membeli Baju couple yang baru?" Tanya Off.
"Hah, kapan?" Gun sepertinya suka ide itu, lama dia tidak shopping.
"Malam ini bagaimana?" Tanya Off. Gun tersenyum dan mengangguk.
"Aku setuju. Mengajak Mark dan Perth tidak?" Tanya Gun.
"Tidak perlu, mereka mau kencan sendiri, jadi kita bebas berduaan." Ucap Off yang senang bebas dari duo bocah.

Gun pun menyuruh Off mandi dulu karena bau.
"Apa tidak mau mandi bersama?" Tawar Off.
"Kamu duluan saja." Balas Gun sambil mendorong Off menuju kamar mandi.

...

Gun berjalan di samping Off yang membawa beberapa paperbag.
"Bagaimana jika suatu hari nanti aku bertemu lagi dengan Orangtuaku?" Tanya Gun mengandaikan sesuatu yang sejujurnya ia hindari.
"Tiba-tiba menanyakan pengandaian seperti itu?" Tanya Off tidak mengerti.
"Hanya tiba-tiba melintas di kepalaku." Ucap Gun sambil menertawai dirinya.
Memang apa yang dia harapkan? Mendengar kata rindu atau maaf? Dia tahu mungkin takkan mendengarnya.

"Merindukan seseorang yang disayangi adalah hal wajar, termasuk kamu yang sedang merindukan kedua orangtuamu." Ucap Off pada Gun yang memeluk lengannya.

"Aku merindukan mereka, padahal aku yang selalu berharap lari dari mereka." Ucap Gun. Ia tersenyum meski hatinya perih. Sedang Off tidak mengerti harus memberi komentar seperti apa. Ia hanya ingin mendengarkan. Karena membayangkan kehidupan Gun yang dulu, itu terasa membuat jantungnya berdegup perih.

Terlalu menyakitkan untuk hanya dibayangkan Off, yang hidupnya tidak pernah menderita.

...

Bay sedang makan malam bersama Plan, sedangkan Mean sedang keluar membeli camilan.
"Mengapa jadi nyaman tingal dengan kami?" Tanya Plan tidak bermaksud apapun, ia hanya penasaran tentang pemikiran gadis itu.
"Aku lebih menyukai Rumah ini, dan lebih nyaman bicara dengan kak Plan." Ucap Bay membuat Plan tersenyum.

"Masih sulit Move On?" Tanya Plan tentang perasaan Bay pada Mark.
"Sudah mulai melupakan perasaan itu karena adanya Krist." Ucap Bay yang pipinya memerah saat membicarakan Krist.

Orang baru yang membuatnya nyaman.
"Kuharap dia juga memiliki perasaan padamu Bay, kalian bisa saling move on." Ucap Plan dengan tulus. Bay berharap demikian pula.

...

Kata orang, setelah menjalani hubungan cukup lama, maka satu sama lain akan semakin saling memahami. Seperti Off yang semakin memahami luka-luka milik Gun, tapi sepertinya Off belum siap menceritakan alasannya membenci orang yang memilih Bunuh diri.

"Boleh kutahu alasan tentang kau yang tidak pernah memahami tentang seseorang yang berniat bunuh diri?" Tanya Gun saat merebahkan kepalanya pada pundak Off.

Setelah shopping, kini mereka menonton Film di kamar. Dan kebetulan, Film yang mereka tonton, peran utamanya seorang yang depresi dan selalu mencoba bunuh diri.

"Apa kau juga pernah memiliki niat bunuh diri?" Tanya Off menatap kepala yang lebih mungil. Gun terdiam cukup lama.

"Pernah, dulu sekali, tetapi Mai bilang padaku untuk bertahan, dia berharap aku menjaga Plan untuknya." Ucap Gun mengingat Mai menjadikannya rindu. Satu-satunya orang yang membuatnya untuk kembali percaya pada dunia.

Off terdiam.

Namun matanya memerah.

"Aku membenci seseorang yang berniat bunuh diri karena aku membenci Ibuku." Ucap Off membuat Gun mendongak pada Off berusaha mencerna ucapan Off. Off menatap Gun sambil tersenyum.
"Ibuku mati gantung diri di kamar tidurku dengannya, di Rumah Ayah." Ucap Off membuat Gun seketika membayangkan bagaimana perasaan anak sekecil Off dulu menyaksikan kematian ibunya di hadapannya.

Gun menarik Off lalu memeluknya.

"Maaf mengingatkanmu dengan itu." Ucap Gun. Off menggeleng.
"Tidak perlu meminta maaf, kau orang kedua setelah Mark yang tahu." Ucap Off.

Yah karena dulu, kematian Ibu Off hanya diberitakan ibunya meninggal karena sakit.

...

Mark menggandeng tangan Perth, mereka kencan di taman dekat Rumah Mark.

"Mengapa lebih menyukai tinggal dengan kak Off, saat kau bahkan punya rumah sendiri?" Tanya Perth.
"Aku lebih suka tidak tinggal sendirian." Ucap Mark membuat Perth mengangguk.
"Benar, semenjak papa jarang pulang, aku disuruh tinggal sama kak Mean padahal punya Rumah sendiri, lalu semenjak ada kak Gun, aku jadi lebih suka tinggal bersama kalian." Ucap Perth yang paham perasaan tidak suka hidup sendirian.

"Aku jadi senang ada kamu, bisa mesra mulu." Ucap Mark sambil mengusak kepala Perth dan membuat anak itu terkekeh gemas akan kebucinan Mark. Padahal dia juga sama, bucin.

"Kau tidak menyukai kak Krist kan?" Tanya Mark membuat Perth menatap pacarnya bingung.
"Yang suka kak Krist kan Bay, kenapa tiba-tiba nanya itu ke aku?" Tanya Perth, si paling tidak peka kalau pacarnya lagi cemburu. Memang pasangan ini selain sama bodoh, mereka juga sama tidak peka.

"Yah aku khawatir kau akan menyukainya." Ucap Mark takut diselingkuhi. Perth terdiam tapi ia kini paham rasa takut Mark.

"Aku tidak akan selingkuh seperti Mama dulu yang pergi dari Rumah saat ketahuan selingkuh." Ucap Perth membuat Mark tertegun. Ia tidak tahu perihal itu.
"Maaf mengingatkan kamu pada masa itu." Ucap Mark. Perth tersenyum.
"Tidak apa, aku hanya tidak pernah melupakannya jadi tidak apa jika diingatkan." Ucap Perth yang membuat Mark merasa bersalah. Ia tidak tahu dibalik cerahnya dunia Perth, rupanya ada bagian kelam yang sengaja ia sembunyikan.

Namun, bukankah semua manusia memiliki bagian yang Gelap dan terang yang sengaja mereka simpan? Sendirian tanpa orang lain tahu.

...

Tbc

The One ( Remake Offgun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang