The One Part 17

2.3K 177 12
                                    

Osaka

New POV

Aku melihatnya termenung, aku tak berani menanyakan ada apa. Yang jelas setelah malam dimana Off mabuk. Disaat itu Tay terasa asing.

Meski ia tetap tersenyum ketika bersamaku, aku yakin ia menyimpan lagi sendirian.

" Kamu gak usah khawatir sama aku. Aku cuma lagi capek ajah akhir-akhir ini. Oh iya nanti malam ajak Off makan bertiga. Kan bentar lagi dia pulang." Katanya lalu mengacak rambutku.

" Iya aku gak bakal khawatir lagi, makanya jangan capek dong." Kataku memberinya semangat.

Ia mengangguk memahami.

" Oh iya kamu tolong jangan pernah bahas Gun depan Off yah." Pesannya sebelum pergi.

Aku mengangguk.

Ia pun tersenyum.

Gun. Jadi dia lagi penyebab kamu begini?...

Hatiku tersentak mendengar nama itu lagi, sudah lama aku tak pernah mendengar nama lelaki itu lagi. Lelaki yang teramat berarti bagi seseorang yang kucintai.

Aku membuka laci di kamar dan membuka buku sketsa milik Tay.

Aku membuka lagi buku itu, buku yang selalu membuat hatiku mati rasa. Sakit tapi aku begitu senang membuka buku ini.

Tergambar cinta dalam setiap guratan pensil. Dan hanya ada satu wajah yang tergambar di buku ini.

Cantik.

Yah lelaki yang cantik dan aku yakin dia pasti baik hati.

Gun Attaphan.

Nama yang takkan pernah terganti, meski aku berusaha sekeras apapun. Tapi aku tak marah, aku tak kecewa. Karna aku memiliki cinta untuk menunggu Tay.

Aku mengenalnya sejak setahun lalu, dan aku jatuh cinta padanya saat pertama kali berpandangan mata dengannya.

Terkenal klise, jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi nyatanya itu benar dan nyata.

Perlahan ia akrab denganku, sifatnya yang ramah semakin membuatku terpesona.

Namun aku tahu dia bahkan tidak memiliki rasa apapun padaku.
Hingga aku utarakan segalanya padanya, tentang perasaanku.

Dan dia hanya terdiam tanpa sepatah katapun. Hingga akhirnya ia memberikanku buku sketsa ini.
Dia bilang, bahwa selama hidupnya ia pernah jatuh cinta pada seseorang yang telah ditinggalkannya.

Aku terdiam mendengar responnya kala itu, hingga akhirnya aku sadar bahwa ia mencintai lelaki yang telah ia abadikan dalam sketsa itu.

Jujur betapa terlukanya aku kala itu, betapa menyakitkannya hal itu, dan aku jatuh cinta pada nya. Sungguh kenyataan yang teramat perih.

Namun kenyataannya aku memutuskan hal gila yaitu menunggunya, tak perduli akan selama apa. Yang jelas yang tak bisa ku hindari adalah melupakan dirinya.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menerimaku, meski bahkan ia tak bisa menjanjikan hatinya untukku.

Aku tetap bahagia, karna mencintainya cukup untuk membuatku merasa bahagia.

Meski yah jelas sakit kan, mencintai yang tak pernah melihatku. Tapi itulah hatiku, itulah keputusanku.

New POV End.

...

Author POV.

Off sedang menikmati hari dengan berenang.

The One ( Remake Offgun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang