The One Part 16

2.3K 188 6
                                    

Tay POV

Beberapa hari setelah pertunangan, aku keluar bersama Off ke salah satu Restoran di Jepang.

" Sama New kenal sejak kapan?" Tanya Off.

" Udah setahun kenal dia, dia model, jadi aku yang jadi fotografernya." Jelasku.

Off mengangguk paham.

" Tapi sketsa yang kemarin itu?" Tanya Off penasaran.

Wajar saja ia penasaran.

" Aku tak pernah mencintai New, tapi aku menghargai segala cinta yang New beri." Kataku mantap.

Off menatapku.

" Aku hanya penasaran lalu bagaimana dengan perasaanmu sendiri terhadap sosok itu? Sepertinya perasaanmu tak sedikit pun berubah sama seperti terakhir kali kau bercerita tentangnya." Kata Off.

Aku terdiam cukup lama.

" Aku? Perasaanku tak pernah berubah. " Kataku mantap.

Yah perkataan itu benar.

" New sepertinya tahu banyak tentang dia?" Tebak Off.

Aku mengangguk tanpa penyangkalan.
" Dia tahu segalanya tentang aku maupun lelaki itu." Jawabku. Sejujurnya pembicaraan ini membunuhku.

" Dia masih tetap mendampingimu dan mencintaimu? Kau sangat beruntung." Kata Off.

" Lebih dari kata beruntung." Kataku mantap.

Yah meski aku merasa beruntung, sejujurnya menyakitkan menerima Cinta Dari New yang teramat besar.

" New tidak hanya menerimaku, tapi dia menerima seluruh masalaluku tanpa pernah memaksa aku melepasnya." Kataku. Sedangkan Off diam mendengarkan.

Aku melihatnya, tak sadar aku melihat matanya berkaca-kaca.

" Yah Off?" Aku memanggilnya perlahan.

Dia tersentak, dan setetes air mata jatuh dipipinya.

" Kau teramat beruntung dicintai New." Katanya lagi. Aku terdiam.

Dia pun memulai ceritanya.

" Aku terharu pada perasaan New yang teramat besar." Katanya perlahan.

Ia mengambil nafas panjang dan mulai mengungkapkan segalanya.

" Aku ke Osaka karna aku sedang kabur dari seseorang. Dia manis, baik hati, dan sangat cantik.  Awalnya mati-matian aku menyangkal bahwa diriku normal. Teramat normal. Tapi tiap hari segalanya terasa jelas dan nyata. Aku jatuh cinta padanya. Aku menggila karenanya." Kata Off semakin parau.

Dia meneguk sake yang pesan tadi. Aku bahkan tidak memperhatikan dia minum sebanyak itu.

" Kau mabuk Off?" Aku berusaha menyadarkannya tapi nihil, ia terus saja minum tanpa henti.

" Aku tak pernah minum, aku bahkan tak pernah seperti ini. Tapi gara-gara dia, aku jadi menggila." Dia teramat tertekan.

Aku mengambil minumannya, Dan menyadarkannya.

Tapi ia benar-benar mabuk.

" Aku ini gay, yah aku jatuh cinta padamu, aku menggila karnamu, tapi kau ingin kita hanya sahabatan. Kau tau perih hati ini." Ofg meracau tak jelas.

Aku bahkan harus menggendongnya menuju hotelnya.

Untung saja restauran tadi dekat dengan hotelnya.

" Aku tak ingin menjadi sahabatmu. Aku ingin menyembuhkan lukamu, tapi terimalah perasaanku." Off masih saja meracau, yah bahkan ia menangis.

Setelah membawanya ke kamarnya, aku meletakkan tubuhnya di kasur dengan pelan.

The One ( Remake Offgun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang