Outside Chapter 1

3.9K 290 9
                                    

Feeling Of Wanting To Die

Side Story Gun Attaphan

...

Gun POV

Kala senja, ku menatap pinggiran sungai.
Pandanganku kosong tak punya sedikitpun gairah hidup.
Rasanya hanya ingin mati.
Benar-benar ingin mati.

Tapi apa jika aku mati, semuanya jadi bahagia?
Mungkin saja begitu.

Namun, ketika air mataku jatuh, aku kembali teringat P'May.
Dia yang memberiku kesempatan untuk menjalani kehidupan ini, setelah aku dicampakkan oleh semuanya.
Sejujurnya, jika tanpanya mungkin aku hanya tinggal nama.

Aku menatap ponsel, wallpapernya fotoku dan Iplan.

Aku menertawai takdirku sendiri.
Sejak kecil ditinggal oleh bundaku yang paling kusayang.
Dikucilkan karna aku lemah dan menyedihkan.
Hidup dalam kuasa Ayah, harus menuruti semua katanya, tanpa pernah boleh membantah.

Aku hidup seperti alat boneka.
Tak ada satupun yang mengerti apa inginku.
Meski ayah menikah lagi, nyatanya aku tetap menjadi anak kesepian yang tumbuh tanpa kasih sayang.

Sampai saat pertengahan kelas X.
Datanglah dia.
Seseorang yang mau menjadi temanku.
Berusaha mendekatiku.
Membuatku percaya dan berharap.
Hingga aku menjalani kehidupan normal seperti yang lain.
Merasa dibutuhkan, diinginkan, disayang bahkan dicintai.

Hingga kami pun berpacaran.
Meski dia seorang lelaki yang sama denganku.

Betapa aku bahagia, cukup dengannya saja.
Tidak perduli pada gunjingan orang lain.
Tidak perduli pada penilaian orang lain.
Kami menjalani apa adanya.

Sungguh kembali mengenang masa itu, membuatku merasa sangat terluka.
Karna nyatanya pada akhirnya dia meninggalkanku.
Tanpa kata
Tanpa penjelasan.

Bahkan tanpa kata maaf.

Hancur.
Satu-satunya harapanku hancur.

Hingga aku depresi dan dimasukkan Rumah Sakit Jiwa oleh ayah kandungku.
Dibuang dan dicoret dari nama keluarga.

Mereka malu punya anak gay dan juga gila.

Kenapa takdir mempermainkanku sampai sebegininya?

Membuatku bertanya, apa gunanya aku hidup?

Hal itu masih mempengaruhi ku sampai detik ini.
Rasa takut, rasa benci, rasa jijik pada diri sendiri.
Rasa tak ingin percaya pada siapapun.
Hatiku sudah hancur.
Begitupun kehidupanku.

Bahkan aku sangat membenci lelaki itu.
Seenaknya datang memporak-porandakan hatiku lalu pergi sesuka hati setelah memiliki segala rasa percaya, dan harapan yang tertanam dalam hatiku.
Orang pertama yang memperlakukanku sebagai manusia yang sama hidup ternyata menjadi orang pertama pula yang membuatku ingin mati.

Brengsek tak berhati.

Aku tak tahu dia dimana
Masih hidup kah atau sudah matikah?
Menderita atau malah sudah bahagia?
Aku tak perduli.

Meski hatiku selamanya mungkin akan terus membencinya.

...

Hanya May, yang mau berteman denganku.
Seorang salah satu mahasiswa magang di Rumah sakit itu.
Dia terus mendekatiku.
Dia perlahan mengubahku menjadi lebih baik.
Hingga aku diajak tinggal dirumahnya.
Bertemu adiknya yang pada awalnya membenciku.

Iplan.

Kujalani hidupku, yang penting hidup tak penting dengan alasan apapun.
Aku tak punya sesuatu yang bisa kau pertahankan.

The One ( Remake Offgun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang